webnovel

Kekuatan Naga yang Tak Tertandingi

Editor: Wave Literature

Saat ini...

Di pintu masuk desa Pan Shan.

Beberapa warga berkumpul di dekat bangkai binatang buas tersebut. Mereka dipersenjatai dengan cangkul. Wajah mereka ekspresi penuh kebencian pada orang-orang yang berdiri di sisi lain.

Orang-orang tersebut tidak terlihat seperti warga desa Pan Shan, pemimpin mereka adalah orang yang kuat dan kekar dengan tangannya yang memegang kapak. Dia terlihat seperti iblis yang jahat.

Dengan menghadap ke arah warga desa, dia berteriak: "Jika kalian semua tidak minggir, jangan salahkan aku, sang Big Panther karena kekejamanku."

Warga desa Pan Shan dengan marah menyahut, "Kalian penduduk desa Water Back sangat keterlaluan. Kami, warga Pan Shan jelas-jelas mengalahkan Tiger-Ox dan kalian dengan berani mengatakan bahwa kalian yang membunuhnya?"

Big Panther mencibir, "Kalian bertanya padaku kenapa aku berani mengatakan bahwa aku yang membunuh? Akan aku jelaskan, Tiger-Ox ini kabur kesini dari desa kami, dan binatang ini sepenuhnya adalah tanggung jawab dan milik desa kami. Sekarang binatang ini sudah dibunuh kalian, beruntung aku tidak meminta ganti rugi dari kalian. Tetapi kalian dengan berani menyatakan bahwa binatang ini milik kalian?"

"Omong kosong! Di gunung itu banyak terdapat Tiger-Ox. Apa buktinya jika binatang ini datang dari desamu? Kalian dengan jelas-jelas mencuri milik kami"

"Hehe... Terus kenapa jika aku mencuri? Yang tidak setuju dengan perbuatanku, ayo lawan aku!" Big Panther tertawa sambil mengayunkan kapaknya di udara.

Warga desa Pan Shan panik seketika dan mereka mundur beberapa langkah.

Big Panther berasal dari desa Water Back. Dia adalah anak dari kepala desa disana. Dia memiliki talenta yang sangat hebat, pernah berlatih bela diri dan Kung Fu. Kemampuannya benar-benar luar biasa.

Warga desa yang hendak melawannya menjadi sedikit ketakutan.

"Hehe... apakah kalian takut? Serahkan saja binatang itu dengan patuh, maka kalian tidak akan kuhajar". Big Panther tertawa menghina.

Namun, warga desa tetap bersikeras tidak mau membiarkan Big Panther mengambil bangkai binatang itu.

Salah satu warga desa dengan takut menyahut, "Hari persembahan hanya tinggal beberapa hari saja, dan jika kali ini kami tidak memenuhi harapan dari para petinggi, kami akan dihukum. Kami benar-benar tidak bisa memberikan binatang ini."

"Benar. Pada akhirnya kita semua akan mati juga. Sekalian saja kita lawan si Big Panther."

"Benar, benar! Ayo kerahkan seluruh kemampuan kita untuk menahannya. Kau, cepat panggil yang lain untuk membantu"

"Siap." Salah satu dari mereka mengangguk, berbalik dan lari menuju pusat desa.

Big Panther tidak peduli dan dia mengejek mereka karena salah satu dari mereka pergi mencari bantuan.

"Hehe... tidak ada gunanya meminta bantuan"

"Penduduk kalian bahkan tidak mencapai 20 orang dan kalian juga tidak akan dapat melawan bos Panther. Mengapa kalian terus melawan?"

"Argh! Kalian memang sangat bodoh!"

Warga desa Water Back mengejek mereka terus menerus.

Big Panther ikut tertawa. Dia mengangkat kapaknya, dan menyandarkannya di pundaknya. Dia berkata:

"Kalian berani memanggil bantuan? Sepertinya kalian tidak akan tau kekuatanku jika aku tidak menunjukkannya."

Tanpa menunggu lama, Big Panther menerjang warga desa Pan Shan desa yang tidak berdaya.

Kapak besar itu terlihat berbobot setidaknya 50 kilogram tapi tidak mempengaruhi kecepatannya sedikitpun.

Dalam sekejap, dia lari menuju warga dan mengayunkan kapaknya ke arah mereka.

Para warga terkejut dan dengan cepat mereka melindungi diri dengan cangkul yang mereka pegang.

Namun, dengan kekuatan hebat yang dimiliki Big Panther, cangkul-cangkul tersebut patah akibat ayunan kapaknya dan para warga terhempas terbang ke belakang.

"Pom!"

Para warga desa terjatuh ke tanah dengan suara yang keras. Wajah mereka berubah pucat dan beberapa dari mereka berbatuk darah.

Hanya dengan satu ayunan kapak, warga-warga desa dengan badan yang kekar ini terluka parah.

Penduduk desa Water Back seketika bersorak.

"Bagus! Bos Panther, serangan bagus!"

"Kekuatan yang luar biasa!"

"Haha! Warga desa Pan Shan sangat bodoh. Dengan kekuatan bos yang hebat, dia bahkan bisa mengalahkan tuhan ataupun Buddha"

"Benar! Kami sudah mencoba bersikap baik tetapi kalian menolaknya tawaran kami. Lihatlah, kalian sendiri yang memicu kemarahan bos!"

Big Panther sangat menyukai pujian dari warga desanya, membuatnya menjadi sombong.

"Persetan! Dasar sampah! Beraninya kau membuat masalah di desa Pan Shanku? Apakah kau ingin mati?"

Teriakan penuh amarah terdengar. Pujian sombong dari penduduk desa Water Back berhenti seketika.

Ekspresi Big Panther berubah dan dia mengalihkan perhatiannya menuju pintu gerbang desa.

Dia dapat melihat seorang anak muda yang tampan maju menuju arahnya. Dengan baju rami yang kasar, kepala yang dibungkus handuk putih, dia dengan cepat berjalan menuju Big Panther.

Xu Que telah tiba!

Dalam perjalanannya kesini, dia telah menyaksikan bagaimana Big Panther menghempaskan para warga. Xu Que sangat marah.

Sialan kau! Bajingan, berani-beraninya kau menyakiti warga-warga yang baik ini. Dan kau melakukannya di depan mataku!

"Boneka kecil, apakah kau sedang memarahiku?"

Setelah melihat postur tubuh Xu Que yang kurus, Big Panther menunjukkan senyum yang sinis.

Xu Que tertawa, "Tenang saja, aku tidak hanya menyinggungmu. Tetapi setiap orang yang bersamamu juga. Dasar sampah."

Adegan ini terasa tidak asing.

Para warga yang terluka kaget, dan sambil menatap Xu Que, mereka merasa bersyukur.

Berani sekali anak muda ini! Dia dengan mudah menantang orang yang lebih besar darinya.

Penduduk desa Water Back marah, sambil menunjuk Xu Que, mereka berteriak.

"Sialan!"

"Dasar bajingan! Apakah kau ingin mati?"

"Bos, bocah ini ingin mati. Biarkan kami yang mengurusnya."

Sambil marah, mereka menarik lengan baju mereka, bersiap untuk menghajar Xu Que.

"Tuan... tuan muda, jangan gegabah!"

Dari kejauhan, terlihat sosok kecil yang berteriak dan berlarian menuju pintu gerbang desa.

Xu Que berbalik. Sosok tersebut adalah Xiao Rou.

Penduduk desa Water Back melihat Xiao Rou dan terkejut.

"Sungguh wanita yang sangat cantik!"

"Apa-apaan? Sejak kapan desa Pan Shan memiliki gadis secantik dia?"

"Orang yang memperistri nya sangat beruntung!"

Penduduk desa Water Back menyahut satu sama lain.

Mata Big Panther tertuju ke Xiao Rou dengan rakus dia berkata, "Heheh... Ternyata desa Pan Shan menyembunyikan gadis cantiknya. Aku harus membawanya ke desaku."

Xiao Rou ketakutan, wajahnya berubah pucat dan dia bersembunyi di belakang Xu Que. Sambil menarik lengan baju Xu Que, dia berbisik, "Tuan... Tuan muda, jangan gegabah. Seseorang telah memanggil kakak kedua Leng dan yang lainnya untuk membantu."

"Jangan takut!"

Xu Que memperlihat kan senyuman hangat. Dia mengusap kepala Xiao Rou dan menjawab, "Semua yang mereka katakan hanyalah omong kosong. Biarkan aku memberi mereka pelajaran!"

"Dug,dug,dug", Xiao Rou terdiam dan jantungnya berdetak semakin cepat.

Ketika dia mulai tenang, dia baru sadar bahwa Xu Que telah bergerak menuju Big Panther.

"Jangan!" Teriak Xiao Rou.

Namun, Xu Que telah mengayunkan tinjunya kearah Big Panther dengan senyum dingin.

Sebenarnya, aku sempat bingung mencari situasi dimana aku bisa mencoba jurusku yang baru <Soaring Dragon Nine Transformations>, namun karena kalian datang dan membuat kekacauan. Aku akan mencoba jurusku kepada kalian.

"Boom!"

Setelah mengeluarkan jurus Soaring Dragon Nine Transformations, tubuh Xu Que mengeluarkan suara "Bang!". Qi air mengelilingi tubuhnya, terlihat seekor naga yang terbang ke langit dari dantiannya (pusat energi).

"Hmph! Bocah tolol, aku akan menghancurkanmu!"

Big Panther berteriak, mengangkat kapaknya yang besar, dan lari menuju Xu Que.

Namun tiba-tiba, dia terdiam ketakutan.

Dia dapat melihat aura biru keluar dari tubuh Xu Que, membentuk seekor naga biru yang besar. Naga tersebut menunjukkan taring dan kukunya yang tajam sambil terbang mengelilingi Xu Que.

Terasa aura yang kuat memancar dari naga tersebut, aura dominasi dan kesombongan memenuhi area itu.

"Soaring Dragon Nine Transformations, wujud pertama!"

Xu Que mengerang, dia mengepalkan tangannya dan melemparkan tinjunya kearah kapak Big Panther.

"Wail~"

Bersama dengan kekuatan naganya, tinju Xu Que mendarat dengan keras di ujung kapak tersebut.

Selanjutnya, terdengar suara "Dang" dan kapak tersebut hancur seketika.

Seperti sebuah layang-layang rusak, Big Panther terlempar jauh. Dia mengeluarkan batuk darah dan terbang memutar sebelum akhirnya jatuh ke tanah. Tubuhnya bergetar beberapa saat dan akhirnya dia berhenti bergerak.

Semua orang ternganga kaget. Suasana seketika menjadi sunyi dan suram, tidak ada yang berani mengatakan apapun.

Siguiente capítulo