Gu Nianzhi menahan amarahnya dan mendengarkannya untuk waktu yang lama. Ia tampak lebih tenang. Ada senyum yang sangat jauh dan tak acuh di wajahnya, dan Gu Yanran tidak bisa menebak apa yang ada di balik senyum itu.
"Sudah?" Gu Nianzhi mendongak pada Gu Yanran. Ia tahu kalau ia tidak tahan saat itu, Gu Yanran akan bicara lebih lama. Ia menjulurkan tangannya dan mengambil undangan itu. "Oke. Kalau aku senggang besok,aku akan datang."
"Bagus! Nianzhi, pakai saja namaku kalau kau datang besok. Aku akan menyuruh orang membawamu masuk." Jelas bahwa rasa senang itu berasal dari hati Gu Yanran.
Gu Nianzhi tidak mengatakan apa-apa.
Ia melihat undangan di tangannya. "Memiliki undangan ini saja tetap tidak bisa membiarkanku masuk? Aku masih perlu mencari Nona Gu untuk masuk? Kalau begitu apa gunanya ada undangan ini? Aku akan memakai namamu saja besok."
Gu Nianzhi mengembalikan undangan itu kepada Gu Yanran.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com