Sang sekretaris senior tersebut seharusnya menghadiri interogasi bersama Perdana Menteri Dou untuk menjelaskan mengenai dihapusnya rekaman kamera pengawas di Universitas B. Tak ada yang menyangka pria itu akan "dirampok dan dibunuh" sehari sebelumnya. Para penyidik di Mabes Kepolisian Ibukota Di pun merasa marah. Mereka bahkan tidak bisa memeriksa kamera CCTV di sepanjang jalan. Mereka tidak seberkuasa Universitas B.
Tanpa rekaman, pilihan terbaik mereka adalah mencari saksi. Akan tetapi, saksi sulit dicari. Mereka membutuhkan waktu, tenaga, dan sumber daya yang bekerja sama. Perdana Menteri Dou merasa kesal. Ia menelepon secara pribadi pada Pembicara Long dan Jenderal Ji. "Apakah kalian semua hanya akan merasa senang kalau saya mati?! Pertama sekretaris saya. Saya selanjutnya!" Dengan anak buahnya dibunuh secara tiba-tiba, tentu saja ia punya alasan untuk marah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com