Gu Nianzhi bersandar dengan puas di dada Huo Shaoheng. Ia melahap rasa telapak tangannya yang hangat dan kuat seraya tangan itu mengelus punggungnya. Ia menghela napas, memejamkan matanya, dan merasakan sakit yang sejak tadi mengaliri pembuluh darahnya perlahan meninggalkannya.
Ia bahkan tak bisa mulai menggambarkan rasa sakit dari ketika sumsum tulangnya diambil. Ada pepatah bahasa Cina yang menggambarkan "rasa sakit yang bisa dirasakan di sumsum tulang." Ia kini tahu, siapapun yang mencetuskan kalimat itu tidak melebih-lebihkan sama sekali.
Huo Shaoheng menundukkan pandangannya dan memperhatikan Gu Nainzhi merapatkan tubuh padanya dalam balutan gaun operasinya. Lehernya yang jenjang dan lembut seputih dan sehalus porselen.
"...Yang mana yang sakit? Kau mau kupanggilkan Chen Lie untuk memberimu pereda sakit?" Suara Huo Shaoheng rendah dan menggoda. Gu Nianzhi bisa merasakan suaranya terngiang di dalam dirinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com