Gu Nianzhi memiliki mata yang mempesona dan iris yang gelap, yang sebenarnya memenuhi sebagian besar wajahnya; mata yang sama kini mengarahkan pandangan yang benar-benar menggoda pada Huo Shaoheng. Huo Shaoheng baru saja hendak bangun, namun Gu Nianzhi tiba-tiba memeluk lehernya. Posisi itu memaksanya untuk menjaga keseimbangan sambil melebarkan kaki di atas tubuh Gu Nianzhi bagian atas. Ia terdiam dan memperhatikannya dalam diam pula. Gu Nianzhi mulai beralih antara sadar dan tidak sadar, namun ia masih ingat apa yang harus ia lakukan.
"Huo… Huo Shao…," Ia akhirnya bicara, suara lembutnya memiliki sebersit rasa mabuk yang terdengar sangat memabukkan.
"Ya?" Huo Shaoheng menjawab seraya mengangkat diri sendiri, dengan tangan di kedua sisi kepala Gu Nianzhi. Matanya yang seperti batu giok berwarna gelap menatap Gu Nianzhi dengan begitu dalam hingga gadis itu bisa melihat bayangannya sendiri di dalam matanya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com