webnovel

Mengikuti Tanaman Merambat untuk Mendapatkan Melon (1)

Editor: Wave Literature

"Feng Yixi?" Huo Shaoheng mengetukkan jarinya ke meja konferensi, sekali, dua kali. Ia berbicara dengan nada pelan ke headset bluetooth-nya. "Berikan semua informasi yang mampu kau gali tentang Feng Yixi, teman sekelas Gu Nianzhi." Teman sekelas Gu Nianzhi sudah pernah diperiksa latar belakangnya sekali, sebelum kepindahannya ke Kota C dua tahun lalu. Ia baru boleh bersekolah di sana hanya setelah setiap teman sekelasnya terbukti sebagai warga negara yang biasa saja dan taat hukum.

Basis data Huo Shaoheng segera mengunggah semua informasi yang dimiliki mengenai Keluarga Feng dan memproyeksikan informasi tersebut ke sebuah layar di ruang konferensi. Huo Shaoheng iseng memainkan sebuah koin emas di tangannya seraya mengamati informasinya. Kedua pupil hitam matanya menyempit. "Tak ada bukti? Apa maksudmu tidak ada bukti?"

"Tentu saja kita tidak memiliki bukti. Kita hanya mempunyai pengakuan dari Nianzhi, yang bahkan mungkin tidak mengingat apapun ketika ia bangun. Kita perlu bukti kuat, Bos!" Chen Lie mengingatkan Huo Shaoheng.

Kedua ujung mulut Huo Shaoheng melengkung kesal, cemberut. Ia menghempaskan koin emas itu ke meja konferensi dan berdiri. "Apakah kau lupa bukti terbesar kita? H3aB7."

Chen Lie menyentakkan kepalanya dan menatap dokumen Keluarga Feng yang ditampilkan di layar. Ia memukul kepalanya sendiri. "Anda benar! Bagaimana bisa saya melupakannya?"

Huo Shaoheng berjalan ke arah layar dengan tangan bersedekap. Kaos hitamnya semestinya merupakan kaos oblong, tetapi di badannya kaos itu menempel dengan ketat; otot-otot dadanya menonjol dari balik kaos itu.

"Aku ingat pernah sekali mendengarmu membicarakan obat ini. Kau mengatakan bahwa menurut data, obat ini sangatlah kuat. Tadinya, aku ingin menggunakannya pada tentara kita sebagai bagian dari pelatihan mereka, tetapi kau bilang kau tidak bisa mendapatkannya untukku karena sulit. Kau juga mengatakan bahwa bahkan di Jepang pun, hanya orang-orang yang berkedudukan tinggi yang bisa menikmatinya." Huo Shaoheng berhenti di depan layar.

Chen Lie mengangguk-angguk. "Itu benar. Jadi..."

"Jadi katakan padaku, setelah mengetahui apa bisnis Keluarga Feng secara umum: bagaimana Feng Yixi bisa mendapatkannya?" Keluarga Feng mungkin terlihat sangat kaya dari kaca mata rakyat biasa, tetapi ternyata mereka hanyalah pebisnis yang kaya raya saja, tidak lebih.

H3aB7 bukanlah sesuatu yang bisa kau beli hanya dengan uang. Bahkan Chen Lie, seorang petugas medis peringkat tinggi yang didukung oleh Satuan Operasi Istimewa, tidak pernah bisa mendapatkan obat ini, hanya potongan-potongan data yang terkait dengannya. Jadi, bagaimana bisa Feng Yixi, seorang mahasiswa senior, bisa berhasil?

Huo Shaoheng berbalik; sekali lagi ia memberikan perintah melalui headset bluetooth-nya. "Zhao Liangze, suruh orang untuk mencari informasi tentang teman sekelas Gu Nianzhi, Feng Yixi, apa yang ia lakukan sebelum dan sesudah pesta ulang tahunnya kemarin malam. Siapa yang ia temui, apa yang ia lakukan, hal-hal apa saja yang ia katakan, semuanya. Kau memiliki waktu setengah jam untuk mengumpulkannya menjadi satu laporan komplit Feng Yixi selama 24 jam terakhir."

Zhao Liangze juga merupakan salah satu sekretaris pribadi Huo Shaoheng. Ia seorang yang teliti, cermat, dan memiliki kemampuan mengingat yang luar biasa. Ia juga jago komputer dan biasa membantu Huo Shaoheng mengurus masalah-masalah rahasia.

Zhao Liangze menjawab menyanggupi. Huo Shaoheng kemudian mengakhiri panggilan.

Chen Lie mengacungkan jempol kepada Huo Shaoheng. "Sang Bos beraksi lagi! Takkan ada yang luput dari Anda!"

Huo Shaoheng mengambil koin emas di atas meja tadi dan menyisipkannya ke dalam saku celana kamp-nya. "Ayo pergi. Kita akan tahu informasi itu ketika kita mendengarnya dari Zhao Liangze."

Chen Lie me mengikuti di belakang Huo Shaoheng. "Saya benar-benar ingin tahu bagaimana Feng Yixi mendapatkan obat ini. Dan juga banyak hal lain lagi."

Sesuatu berkecamuk di dalam diri Huo Shaoheng. Ia tidak bisa memastikan apa itu, namun ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Huo Shaoheng kembali ke lantai tiga. Ia hanya berdiri di depan pintu kamarnya merasa tak sanggup memasuki kamar tidurnya itu lagi.

Ia terselamatkan oleh sebuah panggilan masuk dari Yin Shixiong. "Pak, wawancara Nona Gu berhasil diundur tiga hari ke depan dan dijadwalkan pada pukul delapan pagi."

Huo Shaoheng berkata tanpa ekspresi, "Dimengerti. Sekarang, aku ingin kau melapor ke ruang konferensi segera setelah kau kembali."

Huo Shaoheng berbalik dan berkata kepada Chen Lie, "Awasi Gu Nianzhi. Ada beberapa urusan yang harus kuurus." Kemudian ia pun pergi.

Setengah jam kemudian, baik Yin Xhixiong dan juga Zhao Liangze, keduanya memasuki ruang konferensi kecil untuk bertemu dengan Huo Shaoheng.

Zhao Liangze berdiri di depan layar untuk mempresentasikan hasil temuannya. "Tidak ada hal yang cukup mencurigakan mengenai perilaku Feng Yixi dalam 24 jam terakhir, selain sebuah fakta bahwa dia membeli sebuah cincin permata kuning yang berbentuk seperti buah per dari sepupunya seharga 1 juta yuan."

Sebuah foto cincin permata berbentuk buah per ditampilkan di layar. Huo Shaoheng menatapnya lekat-lekat ke bagian yang menonjol di tengah cincin permata berbentuk buah per itu dan berkata, "Perbesar foto cincinnya."

Gambar cincin itu semakin besar dan besar sampai akhirnya setiap alur bentuknya dapat terlihat jelas. Sangat mengerikan seberapa tajam detail yang dapat terlihat dari sebuah foto dengan resolusi tinggi.

"Dimana cincin permata itu sekarang?"

"Masih di jari Feng Yixi," jawab Zhao Liangze sambil menarik sebuah foto diri Feng Yixi; di foto itu ia sedang keluar dari sebuah mobil hitam, tangan kirinya sedang disandarkan ke bagian atas pintu mobil. Dapat terlihat jelas jari tengah di tangan kirinya memakai sebuah cincin permata kuning berbentuk buah per.

"Foto ini diambil 15 menit yang lalu, saat ia kembali ke rumahnya setelah menunaikan wawancara universitasnya," kata Zhao Liangze.

"Wawancara?" tanya Huo Shaoheng dengan sedikit kaget. "Wawancara apa?"

"Feng Yixi dan Nona Gu, keduanya mengikuti ujian masuk pasca sarjana di Fakultas Hukum Universitas B. Nona Gu di posisi pertama, Feng Yixi kedua, " kata Zhao Liangze. Ia bertukar pandang dengan Yin Shixiong.

Yin Shixiong teringat bahwa Gu Nianzhi tidak pergi wawancara tadi pagi, dan juga Jenderal Huo telah memintanya secara istimewa untuk membantu mengurus surat izin ketidakhadirannya. Ia mengalihkan pandangan ke Huo Shaoheng dan bertanya, "Pak, apakah Nona Gu ada hubungannya dengan semua ini?"

Huo Shaoheng tidak menjawab. Wajahnya berubah seram saat ia memerintah, "Terus gali. Cari tahu dari mana sepupu Feng Yixi mendapatkan cincin itu." Setelah mengatakan ini, ia mengambil flash drive yang berisi semua informasi dari Zhao Liangze dan bergegas mencari Chen Lie.

Chen Lie mengambi flash drive dari Huo Shaoheng dan segera memindahkan semua informasi ke dalam laptopnya. Ia mulai menganalisis cincin itu.

Meskipun ia belum pernah melihat cincin itu secara langsung, masih memungkinkan untuknya bisa menghitung dan memprediksi dimensi aktual dari cincin itu dengan bantuan foto beresolusi tinggi. Ini berarti juga memungkinkan untuk mengetahui seberapa banyak cairan yang bisa dibawa di dalam tonjolan di atas cincin itu.

Satu jam kemudian Chen Lie mengakhiri program yang menghitung kalkulasi rumit di laptopnya. "Volumenya cocok dengan jumlah H3aB7 yang disuntikkan ke Gu Nianzhi kemarin." Kata Chen Lie sambil menggosok-gosok mata dan melihat Huo Shaoheng. "Ini sukar sekali disangkal. Dia pasti pelakunya."

"Aku tahu, tapi ia bisa jadi hanya sebuah boneka. Ada orang lain yang mungkin mengendalikannya." Huo Shaoheng berganti pakaian ke seragam militernya. Ia memakai sarung tangan kulit tanpa lubang jari; ia akan menuju ke lapangan tembak untuk latihan menembak.

Chen Lie tak berkata apa-apa. Seperti Huo Shaoheng, saat ini ada kegelisahan di dalam dirinya.

...

Malam telah datang. Cahaya malam baru saja tiba di Istana Fortune, sebuah klub mewah di Kota C. Di dalamnya, para pria dan wanita dengan dandanan rapi sedang bercengkerama; tertawa dan mengobrol dengan suara yang rendah.

Klub ini menduduki lima lantai dari sebuah gedung bertingkat tinggi. Di lantai teratasnya, di dalam sebuah ruangan privat di ujung koridor, seorang pemuda berpakaian rapi sedang sangat mabuk sampai-sampai ia hampir tidak menyadari siapa yang sedang bicara kepadanya. Ia bergumam samar, "Kau ingin H3aB7? Itu tidak murah..."

"Berapa harganya? Sebutkan saja," kata seorang lelaki gempal dengan wajah berminyak dan dengan suara yang terdengar serakah. "Aku memiliki seluruh uang di dunia ini!"

Siguiente capítulo