webnovel

Inilah Jawabanku (5)

Editor: Wave Literature

"Oh, rupanya benar..."

Setelah pidato pada akhir pesta selesai disampaikan, dua orang yang duduk di depan Ji Yi itu kemudian pergi, satu per satu.

Setelah mendengar semua yang mereka bicarakan, Ji Yi tetap duduk di kursinya untuk waktu yang lama sebelum akhirnya berdiri. Ketika melewati kursi kosong di depannya, Ji Yi membungkuk untuk melihat nama yang tertulis di sana: Sun Zhounan.

Apa yang mereka katakan rupanya benarꟷini kursi Tuan Sun...

Ji Yi mengalihkan pandangan dan memperhatikan seisi aula. Matanya mencari-cari ke seluruh penjuru ruangan, namun tidak melihat tanda-tanda adanya Sun Zhounan.

Jadi apa yang barusan kudengar tadi semuanya benar?

He Jichen bertanya padaku apakah aku tidak menyukai Tuan Sun, tetapi sebelum aku sempat menjawab, dia membuat keputusan sendiri dan mengusir Tuan Sun dari pesta ini?

Seseorang dari tim produksi menghampiri Ji Yi untuk berbasa-basi dengannya. Gadis itu segera mengesampingkan pikiran yang memenuhi benaknya itu sembari mengambil segelas anggur dari pelayan yang lewat di dekatnya.

Meskipun ia sibuk mengobrol, sesekali pandangannya tertuju pada He Jichen.

Setelah semua orang di sekelilingnya berlalu, pemuda itu terlihat lelah setelah menemani para tamu dan dia pun duduk di dekat jendela.

Ji Yi dengan sopan berpamitan dari obrolan dengan orang-orang yang mengelilinginya: "Maaf, saya permisi dulu", kemudian menghampiri He Jichen.

Suara langkah kaki Ji Yi sangatlah pelan, tapi tetap saja He Jichen dapat merasakan ada yang datang menghampirinya. Seraya menyingkirkan tangan dari wajahnya, pemuda itu berbalik memandang Ji Yi.

Karena yang datang adalah Ji Yi, He Jichen tidak mengatakan apapun. Dia menunjuk pada kursi kosong di sampingnya, lalu mengangkat tangannya lagi, memijit pelipisnya.

Ji Yi tahu dia bermaksud memintanya duduk. Gadis itu lalu membungkuk untuk meletakkan gelas di atas meja pendek di hadapan mereka terlebih dulu. Lalu dia merapikan gaunnya dan duduk.

Setelah terdiam selama beberapa saat, Ji Yi bertanya, "Apakah kau mengusir Tuan Sun?"

He Jichen dengan tenang menjawab "Mhm" sambil terus memijati pelipisnya.

Meski sudah mengetahui hal ini, jawaban He Jichen yang mengiyakan membuat pikirannya terguncang sesaat.

Gadis itu meneguk anggurnya, menenangkan diri, dan bertanya, "Kau bahkan tidak ingin aku menjelaskan permasalahannya dulu?"

Ji Yi tidak yakin seberapa lelahnya He Jichen, tetapi pemuda itu tidak sungguh-sungguh mendengarkan perkataannya ataupun menjawabnya sampai beberapa saat lamanya. Lalu tiba-tiba, dia berhenti memijat pelipisnya dan menjawab dengan nada curiga: "Mhm?"

"Aku tadi bilang, Kau bahkan tidak ingin aku menjelaskan permasalahannya dulu? Bagaimana jika ternyata justru aku yang salah?" Tanya Ji Yi, memberikan sedikit klarifikasi.

"Oh, kau bertanya tentang hal itu rupanya..." He Jichen menunduk, memandang kedua tangannya, lalu menoleh dan menatap ke dalam mata Ji Yi. "...Kalau begitu jawab yang ini dulu, apa kau tidak suka padanya?"

Pemuda itu sudah mengusir Tuan Sun, jadi dia sudah tidak perlu menyembunyikan apapun lagi. Ji Yi mengangguk pelan. "Ya."

"Hanya itu yang perlu kutahu," kata He Jichen.

Ji Yi tertegun, tak dapat memahami perkataan He Jichen.

He Jichen bergeser ke posisi duduk yang lebih nyaman sambil mengambil gelas anggurnya dari atas meja. Dia meminum seteguk. Karena Ji Yi tidak merespon, dia lalu bersandar di kursinya dan kembali berbicara dengan nada suaranya yang biasa: "Bukankah kau memintaku untuk tak menanyakan alasanmu? Jawabanmu tadi sudah cukup bagiku."

——"Apa kau tidak suka padanya?"

——"Ya."

——"Hanya itu yang perlu kutahu."

Ini sama saja dengan berkata: Ji Yi tidak suka dengan Tuan Sun, jadi mengapa He Jichen harus mengijinkan Tuan Sun tetap berada di pesta? Sedangkan untuk alasan mengapa Ji Yi tidak menyukai pria itu, pemuda itu tidak peduli.

Siguiente capítulo