webnovel

Ingin Tahu Reaksi Lu Yanchen

Editor: Wave Literature

"Siapa yang ingin mengejarnya?" Shi Guang berkata sambil memiringkan kepalanya dengan wajah yang jengkel. Bagaimanapun, Chu Mubei memang sengaja menggodanya. Tetapi tentu saja, hal itu karena ia bisa merasakan ikatan hubungan yang samar-samar antara kedua orang ini.

"Tentu saja dirimu! Bertahanlah sebentar, tetap kokoh dan jangan goyah...! Memang, karakter si Lu Tua… bisa dianggap benar-benar membosankan dan wajah dinginnya sungguh tak terbiasa tersenyum sama sekali. Bahkan ketika ia jatuh cinta dulu, aku tak melihat raut bahagianya. Aku heran apakah sebenarnya ia hanya berakting dingin dan menyendiri, ataukah ia sungguh tipe orang yang tak suka tertawa. Atau mungkin, ia hanya tidak tahu bagaimana caranya tertawa? Setelah kalian bersama, kau harus memberitahuku diam-diam, oke? Katakan padaku bagaimana dirinya ketika ia bercinta! HAHAHAHA...!"

Shi Guang membuka mulutnya lebar-lebar dan ingin menggunakan tas di tangannya untuk menghantam Chu Mubei yang menjengkelkan ini, yang sedang tertawa terbahak-bahak. Tetapi Chu Mubei beruntung, pintu lift sudah tertutup saat itu.

'Lupakan! Tidak ada yang perlu dijelaskan pada orang seperti itu!'

Bukannya ia tak pernah menyangkal habis-habisan sebelumnya bahwa ia tidak menyukai Lu Yanchen. Tapi, Chu Mubei masih bersikeras mengira ia berusaha mengejar-ngejar Lu Yanchen.

Shi Guang bertanya-tanya apakah Chu Mubei hanya menggodanya. Atau ia benar-benar tahu tentang hubungannya dengan Lu Yanchen di masa lalu, dan sengaja hanya mengatakan hal-hal semacam itu untuk membuatnya merasa kesal.

Tawa Chu Mubei terus berlanjut sampai ia mengetuk pintu apartemen Lu Yanchen. Bahkan saat bertemu Lu Yanchen, ia masih tertawa, "HAHAHA! Sudah dua hari sejak kita terakhir bertemu! Apakah kau merindukanku, Lu Tua?"

Saat Lu Yanchen membuka pintu dan melihat siapa yang berdiri di balik pintunya, ia ingin segera menutup pintu saja. Namun, Chu Mubei langsung mendorongkan tubuhnya dan menghalanginya dengan tangannya, "Ya Tuhan! Apakah ini caramu menyambutku yang telah mengendarai mobilmu kembali...?"

Tak ingin benar-benar menolaknya, Lu Yanchen akhirnya melonggarkan cengkeraman tangannya di pintu dan membiarkan Chu Mubei masuk.

"Pfft! Kau begitu tak berperasaan! Setelah aku mengendarai mobilmu dengan baik, tak apa-apa jika kau tak memberiku pelukan terima kasih sama sekali. Tapi, kalau kau berniat mengusirku keluar dari pintumu, itu keterlaluan...!" Setelah Chu Mubei masuk, dia duduk di sofa dan merentangkan tangannya sambil menyilangkan salah satu kakinya di atas yang lain.

Lu Yanchen baru saja sedang makan mie dan mengabaikannya, "..."

Chu Mubei mengalihkan pandangannya dan mengarahkannya ke arah Lu Yanchen, "Kemana saja kau pergi? Mengapa kau baru makan selarut ini?"

Lu Yanchen tetap diam seribu bahasa, memperlakukan Chu Mubei seperti udara, "..."

Setelah duduk tegak, Chu Mubei mengusap dagunya dengan tangannya sambil memancarkan kilauan penuh kelicikan dari matanya, "Lu Yanchen, tebak dengan siapa aku bertemu di luar?"

Sumpit di tangan Lu Yanchen membeku sesaat, tapi Chu Mubei masih diabaikan, "..."

"Tampaknya, kau tidak terlalu tertarik. Oleh karena itu, aku tidak akan mengatakannya lagi kalau begitu!" Chu Mubei sengaja bertele-tele. Chu Mubei kira seseorang akan merasa sulit untuk menahannya. Tapi, siapa sangka Lu Yanchen akan memilih untuk terus makan mie-nya tanpa ada niat untuk menanyakannya lebih lanjut.

Akhirnya, Chu Mubei-lah yang tidak bisa menahan diri lagi. Berdiri, dia berjalan dan duduk di seberang Lu Yanchen, "Katakan, apakah kamu benar-benar tidak tertarik dengan Shi Guang yang ada di bawah apartemenmu ini?"

Meskipun Lu Yanchen tidak mengatakan apa-apa, ia mengangkat matanya dan melirik Chu Mubei. Hanya saja, matanya yang dalam dan tajam bersinar dengan cahaya dingin dan tanpa emosi.

Chu Mubei melanjutkan dengan lesu, "Kau benar-benar menyia-nyiakan keuntunganmu yang terlahir sebagai seorang pria, mengecewakan kemampuanmu yang telah diberikan Surga! Kau harus benar-benar mencoba dan memahami seorang wanita. Wanita seperti anggur merah. semakin tinggi kelas yang mereka, semakin banyak rasa yang mereka keluarkan. Setiap wanita berbeda, dan sama seperti anggur merah dari berbagai usia, mereka memiliki jenis pesona yang berbeda. "

Lu Yanchen terus diam.

"Katakan, tipe wanita seperti apa yang menjadi pacarmu sebelumnya? Sampai tahap mana kalian telah bersama? Aku ingat kau mengatakan padaku bahwa kau berbeda dariku dan bahwa 'pertama kali-mu' hanya akan kau lakukan di malam pernikahanmu. Jadi, kamu berkencan dengannya selama hampir dua tahun, dan kau...tidak memanfaatkan hal itu sama sekali? Jika kau sebut itu kencan, kau akan membuat semua orang tertawa terbahak-bahak! HAHAHA...!"

Saat dia tertawa, ia menatap dari jauh Lu Yanchen yang masih dengan raut wajah dingin. Seketika, tawanya semankin terbahak-bahak.

Lu Yanchen tidak berani mengatakan apa-apa lagi!!!

Siguiente capítulo