Nizam langsung menyentuh hidungnya dengan telunjuknya sambil menggigit bibirnya. Ia merasa bersalah kepada Amrita. Karena Ia sudah memanfaatkan calon suaminya untuk menyelematkan dirinya sendiri. Jadi ketika Amrita menatapnya Nizam memutar matanya.
Amrita melepaskan pelukan Pangeran Husen lalu berjalan ke arah Nizam perlahan. Matanya yang tajam seakan menelanjangi Nizam sampai ke dalam hatinya.
"Yang Mulia..." Suara Amrita tampak bergetar. Bulu matanya yang tajam mengerjap dengan air mata yang masih tergenang. Nizam menelan ludahnya. Perasaannya saat ini persis seperti anak kecil yang dilarang ibunya makan permen sebelum tidur malah kepergok sedang mengemut permen itu di tempat tidur.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com