webnovel

Berguling dengan Kekuatan untuk Melawan

Editor: Wave Literature

Tusukan pedang itu sepertinya tidak mungkin dihindari Feng Jiu. Tapi berkebalikan dengan harapannya, saat ujung pedang itu akan menusuk dadanya, tubuhnya segera jatuh ke belakang, dan dengan kekuatan putaran ke belakang, pinggangnya berputar dengan kuat dan membuat tubuhnya berputar. Tidak hanya menghindari tusukan pedang itu, namun belati yang Feng Jiu genggam tiba-tiba bergerak dengan cepat ke arah pria paruh baya itu.

Sesaat dia melihat Feng Jiu menghindari tusukan pedangnya dengan pinggang yang kuat, pria paruh baya itu terkejut, dan aura pembunuh itu tiba-tiba berada di hadapannya! Dia tidak bisa memberi serangan lebih lanjut, dan hanya bisa mundur dengan cepat, namun responnya masih terlalu lambat.

'Syaaat!'

Dia meringis kesakitan, lalu menghirup udara yang dingin, tatapan kejamnya mengarah pada soosk Feng Jiu di hadapannya.

Walaupun pria paruh baya itu hampir menghindari serangan yang fatal tadi, dia menderita luka parah pada lengannya akibat belati itu, yang menusuk dalam hingga tulangnya. Darah segar mengalir keluar, dengan cepat membasahi lengan bajunya. Rasa sakit dari luka itu membuat tangannya lemas dan gemetar.

"Paman Kedua!"

Gadis muda itu berteriak, segera berlari ke arahnya.

"Bunuh dia!" perintah pria paruh baya itu sembari menggertakkan giginya. Para penjaga segera memberikan respon namun dihentikan oleh lelaki muda yang mengangkat tangannya.

"Akan ku urus pengemis kecil itu sendiri!" Badan sang lelaki penuh dengan aura jahat, aroma haus darah pun melekat di tubuhnya, kedua matanya menatap ke arah Feng Jiu seperti ular berbisa.

Saat Feng Jiu melihat sang pria paruh baya dibantu menyingkir oleh gadis muda itu, tatapannya beralih pada si lelaki muda, yang sedang mengeluarkan gelombang aura jahat yang kuat. Dagu Feng Jiu pun terangkat, sambil berbicara dengan nada jijik: "Kamu bukanlah tandinganku."

Walaupun Feng Jiu merasakan getaran yang stabil dari lelaki itu, tapi dia tidak se-level dengan pria paruh baya tadi. Bahkan jika Feng Jiu ingin membunuh sang pria, dia masih membutuhkan setidaknya beberapa gerakan. Tapi untuk lelaki di hadapannya itu, dia bahkan tidak akan berkeringat saat membunuhnya.

Masih berada pada pohon yang tak jauh dari sana, saat dia melihat Feng Jiu menaikkan dagu dengan sedikit arogan, dan mengucapkan kalimat dengan rasa jijik, Ling Mo Han diam-diam menggelengkan kepalanya. [Bagaimanapun, dia masih bocah.]

Tapi, dari yang Ling Mo Han amati pada pertarungan antara Feng Jiu dan pria paruh baya tadi, dia sekarang tahu kalau Feng Jiu bisa mengatasi seluruh anngota kelompok itu sendirian. Dengan kemampuannya, selama dia berhati-hati di dalam hutan ini, dia tidak akan menemui bahaya apapun.

Dengan pemikiran seperti itu, dia menatap sosok itu dengan seksama, sebelum dia mengumpulkan kekuatannya dan melompat pergi...

"Bukan tandinganmu? Ha! Rasakan apa yang bisa kulakukan!" lelaki muda itu berteriak dengan keras, lalu kekuatan mistis mengalir dalam tubuhnya. Sebuah cahaya oranye dari kekuatan mistis menyala dalam dirinya. Dia menggenggam kepalan tangannya dan dengan teriakan, dia melompat lalu memberikan pukulan ke arah Feng Jiu.

"Hah?" Melihat cahaya oranye dari kekuatan mistisnya, alis Feng Jiu terangkat. Aura pedang pria paruh baya juga terlihat mengeluarkan cahaya oranye tipis. Dia tidak mengira, kalau kekuatan kultivasi lelaki itu juga sama seperti si pria paruh baya tadi?

"Five Ton Punch!"

Feng Jiu melihat angin di balik pukulannya, dan dia segera melompat ke belakang. Dia melihat kalau pukulan lelaki itu merobohkan pohon setelah dia menghindar, dan dia menemukan jejak yang dalam akibat tinju dari si lelaki muda, yang tertinggal di batang pohon. Dia diam-diam merasa terkesan.

Kekuatan mistik kultivasi digabungkan dengan bela diri, hasil kekuatannya terlihat sedikit mengejutkan. Musuhnya menyerang dengan tinjunya, setiap ayunan terlihat sangat kuat. Kalau Feng Jiu membalasnya dengan kekuatan yang sama, itu tidak akan berhasil. Jika seperti itu, dia hanya bisa mengikutinya dengan kekuatan besar untuk melawannya!

Kedua mata Feng Jiu bersinar dengan cerah saat dia mundur dengan cepat dan mengalihkan belati di tangannya.

Setelah gadis muda tadi membalut luka Paman Kedua, dia melihat Feng Jiu mengalihkan belatinya, lalu dia mengejek: "Paman Kedua, apakah si pengemis itu kehilangan akalnya karena terkejut? Dia bahkan menyimpan belatinya?! Apa dia pikir dia bisa mengalahkan Kakakku di pertarungan tangan kosong?"

Tetapi pria paruh baya itu hanya melihat Feng Jiu sambil berpikir, kedua matanya terlihat ragu, dan sebuah perasaan ganjil terasa di hatinya...

Siguiente capítulo