webnovel

Firasat Buruk

Wajah ayahnya terlihat gelap saat mendengar cerita Feng Bao. Karena Ah Shen berani membawa ke sini, itu berarti dia tidak hanya bermain-main dengannya. Feng Cang pasti memiliki tempat yang tidak biasa di mata Ah Shen...

"Jangan menangis! Ini bukan salahmu!" Nyonya Feng segera memeluk Feng Bao. "Pelacur kecil itu pasti berusaha naik ke ranjang Ah Shen dan ingin mencari kesempatan untuk membuat masalah bagimu!"

Tuan Feng yang ingin marah pada Feng Bao menjadi lemah saat melihat air mata gadis itu. Dia mengangguk setuju. "Jangan takut padanya! Kami ada di sini mendukungmu."

Feng Bao menghapus air matanya sambil mengangguk. "Terima kasih, Ayah, Ibu."

"Perbaiki riasanmu, kita akan menyapa tamu-tamu yang lain," perintah Nyonya Feng.

Feng Bao mengangguk lalu pergi ke kamar mandi. Tak ada yang melihat senyum jahat yang menghiasi wajahnya ketika dia berbalik.

***

"Ada apa?" tanya Ah Shen saat melihat Feng Cang yang terdiam.

Feng Cang menggeleng. "Aku hanya merasakan firasat buruk," gumamnya.

Ah Shen tersenyum tipis. "Semuanya akan baik-baik saja asal kamu tetap di sampingku," ucapnya menenangkan. "Jangan sampai menghilang dari pandangan mataku."

Feng Cang mengangguk mengerti.

Orang-orang menatap Feng Cang dan Ah Shen sambil saling berbisik.

"Siapa gadis itu? Kenapa aku belum pernah melihatnya?"

"Entahlah. Tetapi, dia terlihat cukup cantik."

"Apa itu kekasihnya?"

"Mungkinkah dia dari keluarga tanpa status?"

"Tidak mungkin! Apa kamu tidak merasa bahwa dia memiliki aura yang menindas?"

"Dia terlihat seperti seorang bangsawan!"

Feng Bao baru saja keluar dari kamar kecil ketika dia mendengarkan seseorang yang memuji Feng Cang. Kuku-kukunya yang tajam hampir menembus telapak tangannya karena menahan amarah.

"Bao Bao?"

Feng Bao buru-buru menutupi ekspresinya saat mendengar seseorang yang memanggilnya.

"Yanmei, ada apa?" Feng Bao tersenyum lembut saat melihat seorang gadis yang menatapnya ragu. Gadis pengganggu ini, apa yang dia lakukan di sini?!

Yi Yanmei adalah teman masa kecilnya sekaligus anak rekan bisnis ayahnya, Yi Donghai. Sejak dulu selalu mengikutinya kemanapun dia pergi dan menganggapnya sebagai saudara. Sayangnya, meskipun Yi Yanmei mudah digunakan, gadis ini terlalu bodoh dan dia tidak terlalu menyukainya karena sering menggagalkan rencananya secara tidak langsung.

"Aku melihat surat kabar beberapa hari yang lalu," ucap Yi Yanmei pelan. "Apa itu benar?"

Feng Bao tertunduk sambil cemberut. Matanya yang bulat mulai berair. "Apa kamu tidak mempercayaiku?" tanyanya dengan nada tertahan. "Apa menurutmu aku akan melakukannya?"

Yi Yanmei buru-buru menggeleng. "Bukan! Bukan begitu! Tentu saja aku mempercayaimu," ucapnya gugup. Dia paling lemah saat melihat air mata orang lain. "Aku yakin kamu tidak akan melakukannya!"

"Sugguh?" tanya Feng Bao terdengar ragu.

"Tentu saja! Aku sudah menganggapnya sebagai saudaraku sendiri. Jadi, aku tidak mungkin mencurigaimu," ucap Yi Yanmei berusaha menjelaskan. "Apalagi kamu selalu bersikap baik kepada kakek. Pasti seseorang mencoba menjebak keluargamu!"

"Tapi... aku tidak pernah menyinggung siapapun. Kenapa ada orang yang mencoba menjebakku?" Yi Yanmei terisak.

"Kumohon, berhentilah menangis. Coba kamu ingat, apa akhir-akhir ini kamu memiliki konflik dengan orang lain?" Yi Yanmei menatap Feng Bao penuh perhatian.

Tatapan Feng Bao jatuh ke Feng Cang yang sedang tertawa dengan Ah Shen dan matanya yang dipenuhi air mata berkelebat dengan niat jahat. Itu hanya sekejap hingga bahkan Yi Yanmei yang menatapnya tidak bisa melihatnya.

"Itu.. sebenarnya, beberapa minggu yang lalu aku memiliki beberapa masalah dengan seseorang." Feng Bao berpura-pura gugup.

"Katakan padaku! Aku pasti akan mencari keadilan untukmu!" ucap Yi Yanmei meyakinkan.

Feng Bao hanya menggeleng. "Tapi aku yakin dia tidak mungkin berusaha menjebakku," ucapnya yakin.

Yi Yanmei menatap Feng Bao dengan lembut. "Jangan begitu mudah mempercayai seseorang! Tidak semua orang sebaik yang terlihat!"

"Jadi, katakan padaku," ucap Yi Yanmei. "Siapa itu?"

Feng Bao terus menggeleng. Tetapi, matanya tidak bisa berhenti melirik Feng Cang dengan gugup.

Sebodoh-bodohnya Yi Yanmei, dia masih bisa menebak apa arti tatapan Feng Bao. Wajahnya menggelap saat melihat Feng Cang yang asyik tertawa tanpa memperhatikan mereka.

"Apa gadis itu yang memberimu masalah lagi?" tanyanya dengan nada suram.

"Bukan begitu! Aku hanya memintanya untuk pulang tapi dia tidak mau dan malah..." Feng Bao segera menutup mulutnya.

Ucapan Feng Bao yang menggantung semakin membuat Yi Yanmei marah.

"Kamu tidak boleh menyakitinya! Bagaimanapun juga, dia saudaraku," tambah Feng Bao tergesa-gesa.

Yi Yanmei hampir tidak bisa menahan amarahnya saat mendengar Feng Bao yang masih mencoba melindungi Feng Cang.

"Feng Bao, dia jelas tidak menganggapmu saudara!" bentaknya pelan karena kondisi mereka yang sedang berada di tempat umum. "Kenapa kamu terus melindungi gadis tak tahu terima kasih itu?!"

"Tapi... tapi dia..."

"Cukup! Diamlah di sini! Apapun yang terjadi, aku akan menyuruhnya untuk meminta maaf padamu!" ucap Yi Yanmei tegas.

"Setelah menghilang begitu saja, dia tiba-tiba datang mencari masalah denganmu, huh! Kalau aku menjadi kamu, aku tidak akan pernah memaafkannya!" gumam Yi Yanmei sambil pergi berlalu.

Feng Bao menutupi wajahnya yang berair. Tanpa seorangpun yang menyadari, seringai jahat muncul di sudut bibirnya.

Dia sudah merusak citra Feng Cang di mata semua orang sejak pertama kali dia datang ke rumah Feng enam tahun lalu. Di hati semua orang, dia adalah dewi yang pemaaf dan Feng Cabg hanyalah gadis desa yang terus membuat masalah. Dia berhasil mendapatkan perhatian sekaligus menjatuhkan Feng Cang.

Tapi... setelah gadis itu menghilang empat tahun lalu, bagaimana dia bisa berubah begitu cepat?

Wajah Feng Bao memburuk saat mengingat ini.

"Feng Cang!"

Feng Bao kembali ke penampilan menyedihkanya saat mendengar panggilan Yi Yanmei yang cukup keras untuk didengar orang-orang di dalam ruangan, bersiap untuk pertunjukan.

"Cepat minta maaf ke Feng Bao!" perintah Yi Yanmei dengan gaya khas nona muda yang semena-mena.

Ruangan langsung ramai saat mendengar ucapan Yi Yanmei. Semua mata menatap Feng Cang dan Feng Bao secara bergantian dengan tatapan menyelidik.

Feng Cang melirik Feng Bao yang berdiri di pojok ruangan lalu tersenyum tipis. Gadis berhati hitam ini sepertinya tidak bisa menghentikan hobinya untuk menggangguku, huh?

Ah Shen yang ada di samping Feng Cang mengungkapkan aura dingin. Feng Cang masih saja mendapatkan masalah meskipun berdiri tepat di sampingnya. Sepertinya orang-orang ini tidak ingin membiarkannya tenang sejenak saja.

"Nona, aku tidak memiliki urusan dengan Feng Bao," ucap Feng Cang sambil menunjukkan senyum sopan.

Bagaimana juga, mereka sedang berada di tempat umum. Jadi, seharusnya gadis ini tidak akan membuat masalah besar.

Tetapi, sayangnya, Feng Cang menganggap remeh sikap tak tahu malu Yi Yanmei.

"Kamu, pelacur kecil, apa begitu sikapmu terhadap saudaramu?!" bentak Yi Yanmei penuh emosi.

Senyuman Feng Cang memudar saat mendengar kutukan Yi Yanmei.

"Nona, aku tidak memiliki masalah dengan siapapun itu dan siapa yang kamu panggil saudaraku? Ingat, sejak keluarga itu mengusirku, kami sudah tidak memiliki hubungan sedikit pun." Feng Cang menatap Yi Yanmei dingin.

Yi Yanmei merasakan bulu kuduknya berdiri saat matanya bertemu dengan mata dingin Feng Cang tapi dia masih tidak mau menyerah.

"Feng Cang, kamu sudah menyebarkan rumor buruk tentang keluarga Feng. Jadi, kamu harus meminta maaf!"

Feng Cang terkekeh pelan. Saat orang-orang melihatnya, entah bagaimana, mereka merasa bahwa gadis yang berdiri di depan mereka ini terlihat memikat tapi sangat berbahaya!

"Nona, apa menurutmu aku memiliki kemampuan untuk melakukan itu?" tanya Feng Cang sambil menyesap anggur dengan santai.

"Tentu saja tidak!" sahut Yi Yanmei.

Orang-orang yang ada di sekitarnya menatap Yi Yanmei dengan tatapan aneh.

"Lalu mengapa kamu menuduhku?"

"Itu... kamu..." Yi Yanmei merasa linglung saat mendengar bisik-bisik orang di sekitarnya yang menatapnya dengan tatapan jijik. Dia selalu dimanja dan tidak pernah menghadapi situasi semacam ini sehingga tidak tahu harus mengatakan apa.

"Aku sudah mengatakannya padamu," ucap Feng Cang dingin. "Aku tidak memiliki masalah dengan siapapun!"

"Ah, sayangku, jangan lupakan aku~"

Tubuh Feng Cang membeku saat mendengar suara serak yang familiar dari belakangnya.

"Eheheheh... Kamu masih memiliki masalah denganku~"

Siguiente capítulo