webnovel

Obat Suci

Editor: Wave Literature

Setelah berlatih selama tiga hari di Gunung Raja, Zhang Ruochen berhasil membunuh 13 binatang buas kelas superior level satu dan 25 binatang buas kelas medium level satu.

Akhirnya, ia bertemu dengan binatang buas level dua, seekor Naga-singa Perak.

Seekor binatang buas level dua adalah setingkat dengan seorang ksatria Alam Hitam.

Kekuatan serangan dari Naga-singa Perak adalah sebanding dengan seorang ksatria Tingkatan Lanjutan dari Alam Hitam, kecepatannya juga setara dengan seorang ksatria Tingkatan Lanjutan dari Alam Hitam, lalu kekuatan bertahannya setara dengan seorang ksatria Tingkatan Awal dari Alam Kuning.

Secara keseluruhan, Naga-singa Perak memiliki kekuatan yang cukup mumpuni. Jika seorang ksatria Tingkatan Menengah dari Alam Hitam bertemu dengan salah satu dari mereka, maka itu sama dengan menggali kuburan mereka sendiri.

Selain Zhang Ruochen, jika ksatria lain di tingkatan Puncak dari Alam Hitam bertemu dengan Naga-singa Perak, meskipun mereka membuat kelompok sebanyak 20 orang ksatria, mereka tetap akan mati.

"Ao!"

Naga-singa Perak mengaum keras dan seketika suara yang keluar dari mulutnya menjadi halilintar. Debu-debu dan batu-batu beterbangan di udara, pohon-pohon menjadi tumbang dan daun-daun terlepas dari batangnya.

Dengan satu kali auman keras, itu dapat mengejutkan semua ksatria Tingkatan Lanjutan dari Alam Kuning sampai mereka pingsan.

Naga-singa Perak memiliki tinggi empat meter dan panjang tujuh meter. Dibandingkan dengan singa biasa, binatang itu adalah berkali-kali lipat lebih besar. Binatang itu adalah seperti sebuah gunung perak yang berdiri di depan Zhang Ruochen.

Sebagai perbandingan, satu mata dari binatang itu adalah sebesar kepala Zhang Ruochen, dan kedua mata itu sedang menatap tajam juga memiliki aura haus darah!

"Boom!"

Setiap langkah yang diciptakan oleh binatang itu berhasil membuat tanah bergetar.

Zhang Ruochen melompat tinggi-tinggi dan mendarat di punggung Naga-singa Perak. Ia mengumpulkan Tenaga Chi miliknya, setelah itu, ia mulai memukuli kepala binatang itu.

Naga-singa Perak yang cukup pintar seketika menyadari bahwa ia sedang dalam bahaya.

Maka, ia melangkahkan keempat kakinya sehingga ia berlari kencang sampai mencapai kecepatan 30 meter per detik. Benar-benar sangat cepat.

Zhang Ruochen mulai kehilangan kendali dan tidak seimbang, sehingga ia terjatuh dari punggung binatang buas itu.

Ia menggunakan satu tinju agar tidak terjun bebas dan mengendalikan tubuhnya saat terjatuh di tanah. Ia berdiri tegap dan mundur sampai tiga meter jauhnya. Sekarang, ia siap siaga, kedua kakinya perlahan-lahan ia tekuk untuk mengalirkan Tenaga Chi dan mengumpulkan semua ke tinju miliknya.

"Tidak salah lagi, Naga-singa Perak ini adalah binatang buas dewasa yang mampu berlari 30 meter per detik.

Para ksatria-ksatria biasa yang mencapai tingkatan Puncak dari Alam Kuning hanya mampu mencapai kecepatan 20 meter per detik. Dan para ksatria-ksatria bertalenta yang berada di tingkatan Puncak dari Alam Kuning hanya mampu mencapai kecepatan 22 meter per detik.

Bahkan Zhang Ruochen hanya mampu mencapai kecepatan 27 meter per detik, yang mana itu sudah sangat cepat.

Maka 30 meter per detik dan 27 meter per detik adalah tidak jauh berbeda, tapi dalam realitas yang sesungguhnya, itu sungguh jauh berbeda.

Jika Zhang Ruochen dan Naga-singa Perak adu kecepatan dengan jarak 100 meter, maka saat Naga-singa Perak mencapai garis finish, maka Zhang Ruochen akan tertinggal 10 meter jauhnya.

Yang mana itu berarti, jika kekuatan Zhang Ruochen tidak cukup mampu untuk membunuh seekor Naga-singa Perak, maka bisa dipastikan ia akan mati, sebab ia juga tidak mungkin bisa kabur.

Pada saat itu, Zhang Ruochen dan Naga-singa Perak terpisah dan berada pada jarak tiga meter, tetapi dengan kecepatan dari Naga-singa Perak, itu hanya butuh waktu satu detik untuk sampai berada di depan Zhang Ruochen.

Zhang Ruochen tetap waspada dan memperhatikan Naga-singa Perak itu baik-baik. Saat Naga-singa Perak itu akan menyerang, ia harus melepaskan satu pukulan agar bisa membunuhnya.

"Ao!"

Naga-singa Perak kembali mengaum. Ia berubah menjadi bayangan dan berlari ke arah Zhang Ruochen.

Cakar-cakar perak terlihat di udara dan berubah menjadi empat kilatan senjata tajam.

Zhang Ruochen beranjak ke samping dan menghindari serangan itu.

"Bang!"

Cakar-cakar dari Naga-singa Perak mengenai batang pohon besar, disusul dengan suara gemuruh dari pohon tumbang.

Pohon itu terbelah menjadi dua dan hancur.

'Langkah Gajah!'

Zhang Ruochen mengambil kesempatan ini untuk menyerang. Dengan segala kekuatan miliknya, ia mengarahkan tinju pada perut Naga-singa Perak itu. Naga-singa Perak terlempar jauh.

Naga-singa itu semakin marah. Ia mencoba bangkit dan berdiri, lalu akan menyerang Zhang Ruochen.

Tetapi, Zhang Ruochen telah lebih dulu dagang dengan 'Langkah Gajah!'

Naga-singa Perak itu lagi-lagi terlempar.

'Langkah Gajah!'

'Langkah Gajah!'

Zhang Ruochen menyerang 12 kali berturut-turut, dan setiap serangannya mampu membuat binatang itu terlempat. Dan saat Zhang Ruochen meninju untuk ke 13 kalinya, Naga-singa Perak itu akhirnya terluka, binatang itu mimisan.

Naga-singa Perak menjadi benar-benar marah!

Tubuhnya mulai mengejang, guratan-guratan cahaya terlihat dari tubuhnya. Ia lalu membuka mulut, ia melepaskan semburan cahaya perak yang mengarah ke Zhang Ruochen.

"Oh tidak!"

Zhang Ruochen melompat setinggi 10 meter dan menghindari semburan itu, lalu semburan itu mengenai pohon yang telah berusia ratusan tahun.

"Boom!"

Semburan itu dilepaskan tepat dimana saat Zhang Ruochen mendarat dan menciptakan gelegar suara yang memekik. Tanah di sekitarnya menjadi retak-retak seperti sedang gempa bumi.

"Naga di Langit!"

Zhang Ruochen melompat dari batang pohon. Seluruh Tenaga Chi miliknya ia alirkan dari 36 Jalur Aliran Chi dan mengumpulkan itu pada satu titik, yakni tinju miliknya. Ia mengerang keras dan berubah menjadi seperti seekor naga.

"Jleebbbb!"

Tulang belakang binatang buas itu remuk oleh sebab serangan dari Zhang Ruochen. Binatang itu terluka parah, ia tidak sanggup lagi berdiri.

Zhang Ruochen sangat senang, karena ia berhasil menggunakan kekuatan fisik untuk melukai Naga-singa Perak itu sampai babak belur.

Jika ia menggunakan pedang, mungkin ia bisa membunuh Naga-singa Perak hanya dengan 10 kali serangan.

"Dengan tingkat pengolahanku saat ini, bahkan jika aku belum mampu mengimbangi ksatria Tingkatan Lanjutan dari Alam Hitam, tetapi setidaknya aku bisa melukai mereka."

Dengan pertarungan melawan Naga-singa Perak, Zhang Ruochen merasakan bahwa penguasaan dirinya terhadap gerakan Pukulan Naga dan Gajah Prajna mulai meningkat.

Zhang Ruochen mengambil Pedang Berkilau dan dengan satu kali ayunan lengan, ia berhasil memotong leher Naga-singa Perak.

Tidak lama setelah itu, Naga-singa Perak itu akhirnya mati.

Setelah itu, Zhang Ruochen membelah perut binatanh buas itu dan mengambil sebongkah daging yang berukuran satu kepal tangan.

Sebongkah daging itu sangat keras dan berat seperti besi. Itu mengeluarkan cahaya dan berbau wangi.

Itu lebih seperti Obat Suci daripada sebuah bongkahan daging.

"Naga-singa Perak adalah binatang buas level dua yang menarik, ia mampu mengembangkan Obat Suci ini sampai berukuran sekepalan tangan." Zhang Ruochen menyimpan Obat Suci itu, seketika bibirnya melengkungkan senyum lebar.

Obat Suci adalah harta karun paling berharga yang terdapat di tubuh binatang buas.

Jika seorang ksatria mengkonsumsi Obat Suci, kekuatan fisik dan proses pengolahan ksatria itu akan meningkat. Jika orang biasa mengkonsumsi Obat Suci, maka itu dapat meningkatkan ketahanan fisik dan memberikan umur panjang.

Sekepal Obat Suci di tangan Zhang Ruochen, bila itu dijual di Pasar Bela Diri, itu akan dihargai dengan 3.000 koin perak.

Selain itu, Batu Kristal Suci juga dapat ditemukan di dalam Obat Suci.

Bahkan kualitas terendah dari Obat Suci dijual dengan harga 1.000 koin perak.

Bagi Zhang Ruochen, sekepal Obat Suci itu tidak begitu berguna. Ia berencana untuk membawa itu pulang dan memberikannya pada Selir Lin.

Selama Obat Suci itu disimpan di dalam kantung batu giok, bahkan jika satu bulan lamanya, Obat Suci itu tidak akan kehilangan kualitasnya sama sekali.

Saat memurnikan Cincin Bundar, Zhang Ruochen telah membeli beberapa kantung batu giok. Ia mengambil satu kantung batu giok dari Jimat Ruang dan Waktu lalu meletakkan Obat Suci itu di dalam kantung.

Ada begitu banyak harta karun yang bisa diambil dari satu tubuh binatang buas. Seperti kulit, darah, tulang, dan sebagainya dapat digunakan sebagai obat, lalu dijual dengan harga yang mahal. Akan tetapi, tujuan daripada Zhang Ruochen datang ke Gunung Raja adalah untuk berlatih gerakan Pukulan Naga dan Gajah Prajna, maka ia tidak terlalu memikirkan tentang bangkai berharga itu. Ia hanya meninggalkannya di sana.

Tidak lama setelah Zhang Ruochen, sekelompok prajurit yang mengenakan armor mendatangi bangkai Naga-singa Perak.

Jendral Ge Qian keluar dari rombongan prajurit dan menyaksikan bangkai Naga-singa Perak yang tergeletak dan berlumuran darah itu, ia berkata, "Pangeran Kesembilan benar-benar kuat bahkan ia mampu membunuh seekor Naga-singa Perak. Jika beliau berhasil menembus Alam Hitam, siapa yang bisa menebak seperti apa kekuatannya? Jangankan Yang Agung, aku sendiri pun juga penasaran dengan kekuatan beliau nanti!"

Para prajurit yang berdiri di belakangnya hanya sanggup menghela nafas panjang.

Tidak seorangpun dari mereka yang pernah mendengar bahwa seorang ksatria tingkatan Puncak dari Alam Kuning mampu membunuh seekor Naga-singa Perak. Itu adalah sesuatu yang mustahil tapi sedang terbukti di depan mata mereka.

Jendral Ge Qian memberi perintah, "Lakukan hal yang sama terhadap tubuh binatang buas ini seperti sebelumnya. Bawa tubuh Naga-singa Perak ini pulang, antarkan ke Departemen Keuangan Kerajaan. Setelah Pangeran Kesembilan selesai berlatih, aku akan memberikan koin-koin hasil penjualan itu kepadanya secara pribadi."

Siguiente capítulo