Tetua pertama, meski dirinya masih tidak puas, namun ia tetap mencoba untuk memberikan respon: "Tiga hari kemudian, setelah upacara penghormatan leluhur, kau akan sah menjadi murid utama dari sekte kami."
Li Qiye masih duduk di sana tanpa sedikitpun menunjukkan ekspresi terkejut. Ia hanya terkekeh: "Jika aku menjadi murid utama dari sekte, bukankah aku akan mendapatkan satu atau dua senjata untuk melindungi diri bukan?"
Semua tetua terkejut sesaat setelah menyaksikan betapa santainya lelaki muda itu berada di bawah suasana yang menekan ini. Pada akhirnya, seorang lelaki yang masih berusia tiga belas tahun – tetapi sikapnya terlihat seperti seorang pemimpin yang mempunyai aura dominan, sehingga segala sesuatunya dapat ia kendalikan dengan baik. Bagaimana mungkin seorang mortal seperti lelaki muda itu memiliki keberanian yang demikian?
Tetua pertama melirik Li Qiye sekilas sambil menggelengkan kepalanya, kemudian berkata: "Meskipun kami menerimamu sebagai murid utama, kami hanya dapat memberimu sebuah senjata normal. Jika kau menginginkan benda berharga atau Immortal Emperor Merit Law, maka kau harus berkontribusi terlebih dahulu untuk sekte ini."
Li Qiye hanya menyeringai. Tujuan utamanya jelas bukanlah untuk sebuah Immortal Emperor Merit Law atau sebuah teknik bela diri yang unggul. Tujuan utamanya adalah tongkat kayu berwarna hitam yang sedang tergeletak di bawah patung. Sambil melirik tongkat kayu itu, Li Qiye kemudian menjawab: "Baiklah, aku ingin tongkat kayu itu."
"Tongkat kayu?" tubuh keenam tetua tersentak karena terkejut.
Tongkat kayu itu hanya digunakan untuk menyapu debu seusai upacara pembakaran guna menghormati para leluhur. Tongkat itu selalu berada di sana, dan tidak seorangpun yang menginginkan tongkat itu.
Para tetua mengira bahwa Li Qiye akan meminta benda berharga sesaat setelah mendapatkan posisi barunya, tetapi, lelaki muda itu hanya menginginkan sebuah tongkat kayu sederhana. Permintaan dari lelaki muda itu benar-benar diluar dugaan para tetua.
Li Qiye berkata dengan santai: "Karena aku adalah seorang murid utama, maka posisi ku pantas untuk dihormati. Kayu itu adalah milik aula agung, dan tempat ini adalah Aula Agung Kuno dari seluruh sekte. Tempat ini benar-benar melambangkan kekuatan sesungguhnya yang dimiliki oleh Cleansing Incense Ancient Sect, maka kayu ini benar-benar cocok untuk posisi ku sebagai seorang murid utama..."
Setelah mendengar pikiran Li Qiye, keenam tetua itu saling bersitatap satu sama lain dengan mata yang membelalak. Mereka berkata dalam hati: "Lelaki muda idiot ini beserta dengan si playboy bangs*t Old Devil adalah dua jenis orang yang sama, mereka seperti 'seekor lembu yang mencari lembu lain sedangkan seekor kuda akan mencari kuda yang lain1'."
"Baiklah kalau begitu, kami akan memberikan tongkat kayu ini kepadamu." Tetua pertama sangat senang saat memberikan tongkat kayu itu ke Li Qiye sebagai pertanda bahwa dirinya sudah tidak ingin lagi mendengar permintaan yang tidak masuk akal dari seorang Li Qiye. Bagi tetua pertama, tongkat kayu itu hanyalah sebuah tongkat kayu biasa yang digunakan untuk menyapu debu; maka lebih baik kayu itu diberikan kepada Li Qiye.
"Terima kasih banyak teruntuk para tetua Terhormat." Li Qiye benar-benar menantikan jawaban itu. Sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, tongkat kayu itu sudah berada di tangannya. Saat itu, di mata para tetua-tetua, tindakan yang ia lakukan sangat naif.
"Huairen, antarkan dia ke tempat tinggalnya." Seorang tetua menjadi tidak sabar dan memerintahkan seorang murid yang berada di sebelahnya untuk segera mengantar Li Qiye pergi.
Peristiwa yang terjadi hari ini benar-benar membuat keenam tetua itu menjadi stres. Seorang gelandangan telah menjadi murid utama dari Cleansing Incense Ancient Sect... Walaupun sekte itu tidak lagi berjaya seperti dahulu, namun lelaki muda itu benar-benar tidak memiliki kualifikasi yang cukup untuk bisa menjadi seorang murid utama.
Sesaat setelah diantar oleh salah satu murid, akhirnya Li Qiye tiba di sebuah puncak gunung yang tenang. Tempat itu tidak kecil, sebab di atasnya ada sebuah bangunan yang berukuran 36.000 meter persegi.
Tapi sepertinya villa itu telah dibiarkan tidak terurus untuk waktu yang cukup lama, sebab terdapat begitu banyak tanaman liar yang merambat di dinding-dindingnya. Meskipun puncak ini jauh dari mana-mana, tempat ini masih masuk dalam kawasan Cleansing Incense Ancient Sect.
Setelah membuka pintu, murid itu segera berkata: "Saudara Juni--. Tidak, Saudara Pertama, tempat ini akan menjadi rumahmu mulai sekarang."
Ia hanya bicara dua kata, sebelum akhirnya menyadari kesalahannya.
Jika berdasarkan waktu saat Li Qiye bergabung dengan sekte ini, maka Li Qiye akan menjadi seorang juniornya. Namun, karena Li Qiye adalah seorang murid utama, maka siapapun yang berada di generasi ketiga – tidak peduli bahwa dirinya tua atau muda – wajib memanggil Li Qiye sebagai Saudara Pertama.
Li Qiye melirik sekilas murid itu, kemudian menatap sekitar sambil menganggukkan kepalanya: "Puncak ini benar-benar sangat jauh dari tempat-tempat milik sekte lain sehingga ini adalah sebuah lokasi yang cocok."
Murid itu tersenyum, lalu berkata: "Tempat ini memiliki nama yang sesuai – Puncak Kesendirian." Ia mengintip ekspresi wajah Li Qiye beberapa kali, sebelum akhirnya berani melanjutkan: "Kau akan menjadi seorang master dari puncak ini di kemudian hari."
Sejujurnya, jika itu mengacu pada peraturan sekte, maka seorang murid utama memiliki hak untuk memilih tinggal di puncak yang dekat dengan lapangan kuno. Sebab, sekte itu memang memiliki banyak puncak, dan seorang murid utama bisa memilih di puncak sebelah manakah dirinya akan tinggal.
Namun, sebagian besar puncak yang dekat dengan aula agung sekte itu telah ditempati. Terlebih, keenam tetua itu juga tidak suka dengan Li Qiye. Oleh karena itu, Li Qiye dikucilkan di tempat yang jauh, sehingga ia berada di tempat yang jauh dengan puncak utama.
Puncak utama terletak di dekat lapangan utama – dimana tempat itu mengandung esensi alami dari bumi yang lebih tebal sekaligus banyak dibandingkan dengan gunung-gunung dan puncak inferior lain.
Li Qiye menjawab: "Tempat ini cukup bagus." Ia bukan tipe orang yang peduli dengan hal-hal semacam itu.
"Sebelumnya, saya telah membawakan segala kebutuhan harian untuk Saudara Pertama." Saudara junior itu telah mengurus segala keperluan tinggal selama di sana. Setelah mengurus segala keperluan untuk kebutuhan harian seorang Li Qiye, ia berkata dengan sopan: "Jika saudara membutuhkan sesuatu yang lain, cukup datang ke istana luar untuk menemukanku."
Sebelum murid itu beranjak pergi, Li Qiye bertanya santai: "Siapa namamu?"
Murid itu terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan secara tiba-tiba. Ia tidak pernah menduga bahwa Li Qiye akan bersikap seperti itu. Sebab, talenta miliknya sangat jauh dari kata cukup untuk bisa diterima menjadi seorang murid biasa.
Apa yang dilakukan oleh Li Qiye saat berada di aula agung membuat siapapun yang berada di sana meyakini bahwa lelaki muda itu adalah orang yang bodoh. Namun, Li Qiye saat ini terdengar tenang sehingga membuat kedalaman hati murid itu bergejolak; murid itu tidak tahu apakah Li Qiye adalah seseorang yang gila atau seseorang yang telah mempersiapkan segala sesuatunya sebelum bertindak.
Murid itu segera tersadar dan menjawab pertanyaan Li Qiye: "Saudara Pertama, nama saudara junior ini adalah Nan Huairen. Saya adalah seorang pelayan dari istana luar."
"Namaku adalah Li Qiye." Li Qiye mengangguk pelan.
Dalam beberapa juta tahun terakhir, seseorang yang mengetahui muasal serta nama aslinya dapat dihitung dengan menggunakan jari.
Setelah Nan Huairen pergi, Li Qiye tidak tinggal diam. Ia mulai membersihkan halaman-halaman dan seluruh bagian dari puncak gunung itu. Setelah menyelesaikan tugas bersih-bersihnya, puncak gunung itu akhirnya semakin layak disebut sebagai sebuah rumah.
Li Qiye melakukan segala sesuatunya dengan cara sistematis dan terukur, ia melakukan segalanya dengan perlahan tapi pasti. Jika sampai ada seseorang yang melintas dan menyaksikan sendiri bagaimana ia membersihkan tempat itu, maka seseorang itu tidak akan pernah percaya bahwa lelaki muda itu masih berumur tiga belas tahun.
Langit perlahan menjadi gelap sesaat setelah tugas yang berat itu akhirnya benar-benar selesai. Li Qiye merasa lelah dan lapar. Perlahan-lahan, ia mulai duduk di depan villa. Sambil menarik nafasnya dalam-dalam, ia mengambil tongkat kayu itu dan meletakkannya di pinggangnya. Ia mengamati tongkat kayu yang digunakan orang-orang untuk menyapu debu itu dengan seksama. Ingatannya mulai kembali kepadanya, dan membuat ia tersenyum pahit.
Seisi dunia percaya jikalau salah satu Immortal Emperor berhasil memikul Heaven Will, maka ia akan menjadi Immortal. Namun, jika kasusnya seperti demikian, lalu kemanakah perginya Immortal Emperor Min Ren, Immortal Emperor Tun Ri, dan para kultivator sejati lain yang terdapat di setiap era? Kemana mereka pergi?
Li Qiye mulai menegakkan postur tubuhnya, kemudian membersihkan kotoran serta debu-debu yang menempel pada tongkat kayu itu – apa yang ia lakukan akhirnya membuat kayu itu tampak seperti sedia kala. Tongkat kayu itu memiliki panjang satu meter. Meski telah dibakar oleh api puluhan ribu tahun, tongkat itu masih utuh tanpa rusak sedikitpun. Di mata orang lain, sialnya, tongkat kayu itu hanyalah tongkat kayu biasa tanpa properti sihir apapun.
Li Qiye berbisik sambil mengelus-elus tongkat kayu itu: "Serpent Punishing Stick!"
Dengan tongkat kayu di tangannya, kenangan-kenangan lamanya telah membuatnya sulit untuk bisa mendeskripsikan perasaannya.
Kembali pada saat dimana Min Ren belum memiliki Heaven's Will, Li Qiye, sebagai master dari Immortal Emperor masa depan, telah mengajar sekelompok anak-anak yang akan menjadi jendral setia dari Min Ren. Karena Li Qiye ingin agar anak-anak itu tumbuh hebat, ia sendiri yang mengambil Serpent Punishing Stick dari sebuah Demon Forest.
Para anak-anak remaja yang dapat menguasai Sembilan Dunia di bawah kaki mereka adalah korban dari kayu itu. Setelah melatih mereka semua, Li Qiye meninggalkan tongkat kayu itu di Cleansing Incense Ancient Sect – dan tongkat kayu itu masih berada di sini setelah sekian lama.
Ia menggenggam tongkat kayu itu erat-erat, Li Qiye mulai merasuk ke dalam ingatan yang lebih dalam. Ia telah berhasil membebaskan dirinya dari Immortal Demon Grotto, hingga akhirnya berhasil mendapatkan tubuh serta jiwanya kembali dari kendali Gagak Kegelapan.
Namun, waktu tidak pernah bersikap lembut. Sebab, semua orang yang pernah menjadi teman sekaligus keluarganya – seperti Alchemy God, Immortal Emperor Xue Xi, Immortal Emperor Min Ren... dan bahkan sosok terkenal Black Dragon King yang berhasil bertahan dari tiga era berturut-turut, namun mereka semua telah menghilang dari dunia ini.
Pada awal Desolate Era, ia hanyalah seorang gembala muda. Maka, untuk mencari seekor dombanya yang hilang, ia pergi ke sebuah gua dan akhirnya terperangkap oleh Immortal Demon Grotto. Ia dipaksa untuk menuruti permintaan masternya di dalam tubuh seekor gagak yang melintasi era demi era.
Pada saat itu, Li Qiye menjadi sangat ketakutan. Ia terbang tanpa pernah berhenti, untuk kemudian terbang melintasi Forbidden Burial, lalu terbang melintasi Sembilan Daratan, hingga terbang melintasi Nine Worlds (Sembilan Dunia)... dan pada akhirnya, ia tidak punya pilihan lain selain kembali lagi ke Immortal Demon Grotto.
Namun, karena banyak hal itulah, ia telah mengalami begitu banyak bahaya dan menemukan berjuta-juta misteri yang ada di dunia. Ia pernah mengunjungi beberapa daratan yang seorang Virtuous Paragon tidak pernah berani berkunjung ke sana. Maka daya juangnya – setelah ditempa kesulitan dari era ke era, menjadi tidak tergoyahkan.
Sejak saat itulah, ia tidak lagi ingin untuk selamanya menjadi seorang budak dari Immortal Demon Grotto. Lalu, ia membuat sebuah rencana besar untuk bisa terlepas dari Immortal Spirit Seal dan mendapatkan kembali jiwanya.
Maka, untuk bisa meloloskan diri dari tubuh Gagak Kegelapan, lalu menemukan sendiri kebebasan serta mendapatkan kembali tubuh miliknya. Ia terus-menerus melatih para jenius di jalan kultivasi. Sehingga yang terbaik dari para jenius muda itu nantinya akan berhasil bertarung di jalan-jalan yang berbahaya hingga akhirnya mereka berhasil memikul sebuah Heaven Will.
Tetapi hari ini, ketika Li Qiye mendapatkan tubuh lamanya dan menjadi seorang manusia kembali – semua teman-temannya telah meninggalkan dirinya.
Saat menghirup nafas dalam-dalam untuk terakhir kalinya – meski kenyataan itu pahit. Li Qiye, sekali lagi mencoba untuk memperkuat keinginannya demi menghancurkan segala rintangan dan mencabik-cabik jiwa yang terdapat di dalam Immortal Demon Grotto.