webnovel

Baron Laurent

Editor: Wave Literature

Malam ini begitu panas hingga membuat dada sesak. Badai akan datang.

Lucien sengaja memilih jalan yang berbeda. Dia menuju rumah kosong dari samping pohon willow yang tinggi. Hal ini memakan waktu lebih dari 10 menit. Sambil berdiri di tempat gelap, dia tak langsung menuju bangunan. Dia malah tetap di sana untuk sementara waktu dan melihat ada tiga orang yang memakai jubah hitam berdiri di depan rumah kosong.

Dari bentuk badan mereka, Lucien tahu mereka adalah Smile dan Philosopher, tapi Lucien tak bisa mengenali orang ketiga. Karena itu, dia tetap waspada. Sambil memegang reagen sihir berwarna hitam dan berbentuk aneh, dia diam-diam merapal mantra.

Benda di tangannya mulai bergetar semakin cepat. Gelombang ultrasonik mulai menyebar ke segala penjuru.

Mantra ini disebut Bat Screaming, mantra pertama yang diciptakan Lucien sendiri.

Lucien terinspirasi oleh kelelawar yang menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendeteksi objek, seperti sebuah radar. Karena membaca catatan si penyihir, Lucien jadi tahu kalau ada banyak penyihir yang menyembunyikan aura sihir yang muncul dari kekuatan spiritual mereka, agar mereka tak ditemukan oleh para musuh. Saat Lucien mempelajari mantra Magic Aura Detection, dia menyadari kalau mantra pendeteksi tingkat murid ini tak akan berguna jika sudah berhadapan dengan mantra pertahanan akan deteksi aura dari tingkat yang lebih tinggi.

Karena itulah, dia menggabungkan Magic Aura Detection dengan ilmu gelombang ultrasoniknya dan menciptakan Bat Screaming. Mantra ini bahkan dapat mendeteksi objek yang tak punya kekuatan spiritual atau yang tak mengeluarkan aura sihir.

Tentu saja, Bat Screaming masih bisa gagal jika si penyihir sudah mengetahui mantra ini sebelumnya. Mereka pasti akan punya cara lain agar tak ketahuan. Untuk itu, memilih mantra yang tepat sangat penting di pertarungan sihir.

Gelombang ultrasonik yang dihasilkan seperti air jernih yang menyebar di sekitar Lucien. Saat mengenai sesuatu, gelombang itu akan memantul balik ke reagen hitam di tangannya. Lucien terus fokus pada mantra dan perlahan melihat keadaan sekitar, seolah dia sedang mengamati dengan hati-hati semua di sekitarnya di siang bolong.

"Jangkauan deteksi mantra ini sekitar radius 100 m. Ini deteksi tiga dimensi." Lucien berpikir dalam hati. "Ada burung hantu di pohon ... ya, itu Doro. Kemudian ... ada gagak ... gagak itu."

Lucien mengenali gagak yang ditemuinya malam itu. Saat ini, Lucien dapat merasakan kekuatan sihir di hewan peliharaan tersebut. Tapi Lucien tahu pemilik gagak ini sangat waspada, karena tidak ada hal aneh yang terjadi padanya sejak dia bertemu gagak ini untuk pertama kali. Pemiliknya hanya mengamati dan menunggu sesuatu.

"Aku harus menciptakan mantra inframerah, jadi aku bisa melihat apa yang ada di dalam bagunan." Ide baru muncul di benak Lucien. Benda hitam di tangan Lucien adalah kelenjar pituitari kering dari kelelawar. Setelah beberapa waktu, benda ini berubah jadi tumpukan abu kecil dan lepas dari sela jari-jarinya. Untuk saat ini, kekuatan spiritualnya tak cukup untuk merapal mantra Bat Screaming tanpa menggunakan komponen tambahan.

Lucien masih ragu karena dia tak bisa memastikan siapa orang ketiga ini. Sekarang, orang tersebut mulai berbicara dengan suara yang relatif keras, "Pak Professor, aku rasa kau ada di sini tapi kau masih mengamati. Aku White Honey, Pak Professor. Guruku lah yang menemukan jejak makhluk jahat. Dia menghormati pengetahuanmu yang mendalam. Dia ingin bertemu denganmu."

Beberapa saat kemudian, Lucien keluar dari tempat persembunyiannya dan perlahan menghampiri pohon willow, "Senang bertemu denganmu lagi, White Honey." Lucien mengangguk padanya, "Suatu kehormatan bagiku karena dihormati gurumu. Tapi di saat yang sama, aku merasa gurumu tak begitu mempercayaiku."

"Pak Professor ...?" White Honey tampak sangat terkejut.

"Gagak itu. Kau tau apa maksudku." Lucien melihat ke kegelapan.

"Kau ... kau menemukan Ashley?!" White Honey melihat ke arah yang sama.

"Tidak mungkin ..." White Honey takjub, "Ini malam hari dan sihir cahaya dalam gagak sudah sengaja disembunyikan. Bagaimana dia bisa tahu ada Ashley?"

Dia sekarang merasa kalau Pak Professor yang misterius ini semakin luar biasa.

Saat Lucien melihat ke arah gagak, gagak di ranting mulai jatuh ke tanah seolah gagak itu terkena petir. Untungnya, sang gagak melebarkan sayapnya tepat waktu. Dia terbang dengan cepat dan menghilang di langit yang gelap.

"Kau harus menjelaskan ini, White Honey." Smile dan Philosopher berkata dengan amat marah.

White Honey menundukkan kepala dan meminta maaf dengan tulus. "Aku minta maaf karena tidak memberitahu kalian soal ini. Aku juga membawa beberapa hadiah sebagai niat tulusku. Guruku ... dia hanya ingin bertemu Pak Professor. Jika ada hal tak terduga terjadi saat Pak Profesor berburu makhluk jahat, guruku mungkin juga bisa membantu lewat gagak tadi, Ashley. Ia baru saja pergi."

Smile dan Philosopher sadar kalau mereka tak bisa berbuat apa-apa mengenai apa yang sudah White Honey lakukan, karena mereka tak tahu sekuat apa gurunya.

"Baiklah ... semoga ini bisa jadi pelajaran untukmu, White Honey." Smile sedikit berdeham. "Di Aalto, apa yang baru saja gurumu lakukan bisa gampang membuatnya kena masalah. Banyak dari kami yang akan mengira jika dia mata-mata gereja, meski aku harap dia bukan."

"Aku sungguh minta maaf, tapi aku jamin dia bukan mata-mata, Owl." White Honey minta maaf lagi.

Lucien berjalan ke depan mereka dan bertanya dengan suara paraunya yang dibuat-buat, "White Honey, apa sekarang aku boleh tahu di mana makhluk jahat itu?"

"Di rumah tua Baron Laurent, di Kawasan Bangsawan." White Honey menjawab. "Tak ada satu pun dari tiga generasi terakhir keluarga itu yang berhasil membangkitkan Berkat mereka. Karena itu, status keluarga mereka menurun. Terlebih lagi, hanya ada beberapa pelayan yang masih bekerja di keluarga itu. Suatu hari, saat gagak guruku terbang melewati rumah tua itu. Ashley mendengar suara agak berisik dari rumah itu. Karena penasaran, ia turun ke bawah dan melihat orang-orang di rumah tersebut sedang mengadakan ... pesta seks."

"Apa?" Owl terdengar sangat terkejut.

"Sebetulnya itu bukan sekedar pesta seks. Guruku yakin itu ritual jahat. Saat orang-orang di sana sedang pesta seks gila-gilaan di ruangan, Baron Laurent berdiri di altar yang berada di tengah ruangan. Dia tampaknya sedang mengumpulkan semacam kekuatan tak dikenal. Pada saat itu, Ashley mencium bau iblis dalam dirinya."

Philosopher lebih berpengalaman dari Smile. Dia mengangguk sambil berpikir, "Aku cukup yakin Baron Laurent bukanlah satu-satunya. Banyak bangsawan yang gagal membangkitkan Berkah atau yang dapat Air Suci dari gereja berubah jadi iblis atau makhluk jahat lain guna mencari kekuatan. Gelar mereka sepadan dengan risiko yang akan didapat."

Kecuali kalau keluarga bangsawan melanggar 1 dari 10 pasal Hukum Suci, tanah warisan dan gelar keluarga mereka bisa selamanya diturunkan ke generasi selanjutnya. Tapi jika tidak ada anggota keluarga yang bisa membangkitkan Berkah dalam beberapa generasi, status keluarga akan mulai menurun. Keluarga lain akan perlahan merebut tanah mereka, kemudian yang tersisa hanyalah gelar bangsawan mereka yang tak berguna. Pada akhirnya, keluarga mereka akan menghilang dengan sendirinya dan para bangsawan di dalam keluarga itu akan jadi rakyat biasa. Tak akan ada yang mengingat kejayaan masa lalu keluarga tersebut.

Lucien punya tebakannya sendiri mengenai pesta tersebut. Dia yakin itu adalah ritual sesat Argent Horn. Setelah dua bulan, Lucien yakin mereka mulai beroperasi lagi.

"Apa kau tahu seberapa kuat makhluk itu? Bagaimana aku bisa ke Kawasan Bangsawan?" tanya Lucien.

Kawasan tempat tinggal para bangsawan ditutupi tembok kota bagian dalam. Saat ini, gerbang kota sudah tutup. Penjaga kota hanya akan membuka gerbang itu untuk para bangsawan yang tinggal di sana.

"Dilihat dari luas altarnya, guruku berspekulasi kalau iblis itu harusnya peringkat rendah dari tingkat kesatria biasa. Tapi sebelum ritualnya berakhir, tanda mantra dari iblis itu harusnya cuma tingkat pengawal kesatria peringkat tinggi." White Honey menjelaskan. Dia tidak berpikir penyihir kuat dengan pengetahuan yang mendalam seperti Pak Professor tak akan punya masalah saat menghadapi mantra bayangan dari iblis peringkat rendah.

"White Honey tidak tau cara bertemu Owl, jadi dia bertemu denganku dulu. Aku kebetulan tahu jalan tembus rahasia menuju Kawasan Bangsawan, jadi aku ikut datang ke sini malam ini. Aku harap aku bisa membantu. Bagaimanapun, penjelasan dan bimbingan Pak Profesor sangat membantuku." Philosopher menundukkan kepala sebagai rasa hormat. "Jika kau tidak keberatan, Pak Professor, aku rela membunuhnya demi kau. Iblis itu hanya peringkat rendah. Kau tidak perlu turun tangan."

Lucien khawatir kalau ajaran sesat itu mungkin akan membuat masalah tak terduga. Punya orang untuk membantu di sisinya tentu suatu hal baik. Setelah berpikir sejenak, Lucien mengangguk. "Terima kasih, Philosopher. Setelah ini, kau bisa tanya sesuatu."

"Apa aku boleh ikut, Professor?" White Honey juga ingin ikut. Ashley sudah pergi, jadi dia harus mengamati penyihir misterius ini untuk menggantikan gurunya.

Pada saat yang sama, Lucien menganggapnya sebagai jaminan. Karena itu, dia langsung berkata, "Ya".

Smile juga ingin ikut. Dia punya maksud sendiri. Dia ingin berada sedekat mungkin dengan Profesor. Dia kemudian juga diizinkan ikut.

Lucien, White Honey, dan Smile menuju kawasan bangsawan dengan dipandu oleh Philosopher.

Siguiente capítulo