Waktu berlalu dengan lambat. Setengah bulan terus berlalu. Pada suatu malam, bulan purnama sangat cerah dan lebih terang daripada kebanyakan bintang. Ia tergantung di langit dan menyinari tanah dengan cahaya keperakan yang lembut.
Ia bersinar lebih terang pada bahagian lembah, terutamanya lembah tempat Meng Hao berada. Ketika cahaya itu menyinari kabus, ia mula bergolak dan perlahan-lahan berpusing menjadi sesuatu yang kelihatan seperti pusaran.
Di luar lembah, tujuh orang Pertapa sedang menunggu dengan mata yang bersinar. Mereka menatap kabus di lembah dengan wajah yang sedang menantikan sesuatu.
"Masanya telah tiba… " kata si kodok tua itu dengan suara yang perlahan. Bahkan ketika dia mengungkapkan kata-kata tersebut daripada mulutnya, bunyi membobok dapat didengari dari dalam kabus.
Bunyi itu tidak jelas, tetapi ketika ia sampai ke telinga, ia menusuk ke jantung. Bunyi retakan bergema dan kabus di dalam lembah bergolak.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com