Murid-murid Istana Rahmat Suci membawa para pemuda Dua Belas Istana lainnya untuk mengagumi bunga dan melihat pemandangan, sedangkan tamu-tamu lain yang bukan dari Dua Belas Istana tidak bisa melakukan apa pun kecuali dengan patuh tetap di kamar mereka, juga tidak berani berkeliaran.
Tetapi berkeliling hanya untuk melihat gunung dan danau, mengagumi bunga dan sayuran agak membosankan bagi para pemuda dari Dua Belas Istana. Hanya beberapa saat dalam perjalanan ketika seseorang sudah meratap mereka lelah dan ingin kembali.
Para murid Istana Rahmat Suci kemudian segera menyampaikan berita itu kepada Penatua Istana Rahmat Suci.
Dan ini bukan sesuatu yang senang didengar Penatua Istana Rahmat Suci.
"Masih ada waktu beberapa hari dan meninggalkan sekelompok besar orang di dalam Istana Rahmat Suci kita akan agak berbahaya karena mungkin ada mata-mata di antara mereka yang dikirim oleh istana lain." Seorang Penatua berkata, wajahnya muram.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com