Wajah Qian Ye tampak begitu pucat. Seluruh badannya juga menjadi lumpuh. Tatapan matanya terlihat putus asa. Bagi yang lain, suara gendang ini membawa banyak manfaat, tetapi bagi dirinya ini adalah pertanda buruk tanpa akhir.
"Tetua Tao, selamatkan saya!"
Qian Ye menarik lengan Tetua Tao dengan tatapan putus asa. Barusan, semua orang menunggu Ye Yuan mempermalukan dirinya. Tidak ada yang menganggap serius obsesi Ye Yuan. Siapa sangka kalau dalam waktu sekejap, suara Gendang Tujuh Bintang Biduk Besar bergema di langit di atas Aliran Bayangan Bulan ini.
Tetua Tao masih syok sekarang ini. Lama sekali, dia bengong. Qian Ye berulang kali menggoyangkan lengannya sebelum pada akhirnya dia sadar.
"Apa katamu?" Tetua Tao bertanya seolah dia baru bangun dari mimpi.
Qian Ye langsung berlutut di hadapan Tetua Tao dan menangis.
"T-Tolong selamatkan saya! Tetua Tao, saya tidak ingin mati!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com