Cara Liang Doukou memandang jari jemarinya membuatnya tampak seolah-olah itu bukan tangannya. Ia bahkan mengangkat tangannya di depan wajahnya dan menyaksikannya berdarah. Mulutnya sedikit melengkung ke atas dan terlihat seperti ia menikmati menyaksikan tangannya berdarah.
Ia semakin mengangkat ujung bibirnya hingga seluruh gigi putihnya terlihat. Ia pun tertawa kecil.
Namun tawanya terdengar sedih. Tawanya terdengar sangat buruk bahkan sampai lebih buruk dari tangisan.
Saat Liang Doukou tertawa, matanya mulai berkabut. Ia tampak seperti kehilangan jiwanya. Ia berjalan di sekitar pohon dan tersandung ke tempat parkir.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com