webnovel

Masa Lalu Mereka (3)

Editor: Atlas Studios

Melihat teh hijau di atas meja, Gu Yusheng mengerutkan dahinya, dan melihat pada Qin Zhi'ai dengan tatapan bingung. Setelah sekitar lima detik, ia tampak mulai memahami sesuatu, dan mengambil teh hijau itu tanpa emosi.

Ketika Qin Zhi'ai berpikir ia sudah menerima teh hijau itu, Qin Zhi'ai sangat senang, tapi tetap tak sedikitpun perasaannya terlihat pada wajahnya.

Gu Yusheng membuka tutup botol, tetapi ia tidak meminumnya, mengembalikannya kepada Qin Zhi'ai.

Qin Zhi'ai terkejut melihat tindakannya dan tidak tahu bagaimana harus bereaksi.

Tepat pada saat itulah, telepon Gu Yusheng berbunyi, dan ia menjawab telepon itu setelah melihat nama penelepon.

Setelah ia menutup telepon, Qin Zhi'ai akhirnya menyadari mengapa ia lakukan itu. Ia sedang mengenakan earphone, sehingga kemungkinan ia salah memahami apa yang Qin Zhi'ai katakan. Qin Zhi'ai mencoba menjelaskan: "Aku tidak…"

Ia bahkan tidak sempat menyelesaikan kalimatnya, karena Gu Yusheng tiba-tiba bangkit berdiri, mengambil jaketnya, dan berlari keluar dari kafe internet tanpa sepatah kata.

Gu Yusheng tidak pernah tahu bahwa gadis yang berdiri di sebelahnya pada hari itu, sebenarnya ingin mengatakan," Aku tidak memintamu membukakan tutup botol ini untukku. Aku hanya mau memberikannya padamu."

Kesan tentang Gu Yusheng bagi Qin Zhi'ai adalah bahwa ia adalah tipe lelaki yang tidak bisa lebih sempurna lagi. Ia adalah seorang ksatria, berwibawa, segar, dan terkendali bagaikan karakter-karakter pria pada manga Jepang yang sering ia baca secara sembunyi-sembunyi di dalam kelas.

Namun, Wu Hao mengatakan bahwa Gu Yusheng membutakan orang-orang dengan wajahnya yang tampan dan perangainya. Ia sama sekali tidak mendekati kesempurnaan ataupun tanpa cela. Di antara kelompok teman-temannya, dia lah yang paling suka bercanda, mudah marah dan tidak sabar. Ia merokok seperti cerobong asap dan selalu mengatakan hal-hal yang memalukan dengan sengaja. Tentu saja, meskipun ia memiliki banyak kebiasaan buruk, gadis-gadis tetap menggambarkan dia sebagai lelaki yang tak terkendali dan menarik, bukan nakal, hanya karena wajahnya yang sempurna.

Qin Zhi'ai mempercayai pendapatnya sendiri, bukan apa yang dikatakan Wu Hao padanya.

Sampai pada hari ulang tahun Xu Wennuan, ketika semua orang sedang merayakannya di sebuah ruang karaoke pribadi, ia melihat Gu Yusheng yang sebenarnya untuk pertama kalinya, dan akhirnya ia mengetahui mengapa Wu Hao mengatakan ia selalu mengatakan hal-hal yang kejam dengan sengaja.

Pada hari itu, Gu Yusheng tampak sedang dalam suasana hati yang sangat baik. Ia menanggapi semua orang yang berbicara padanya.

Setelah itu, semua orang bersenang-senang dan mulai mabuk. Seseorang mengajak untuk menari di sebuah club di luar. Dalam kedipan mata, semua orang sudah meninggalkan ruangan kecuali Gu Yusheng dan Qin Zhi'ai.

Ia bersandar pada sebuah sofa dengan lemah, memainkan telepon selularnya. Cahaya redup dari layarnya menerangi, tapi juga melembutkan garis-garis wajahnya.

Setelah beberapa saat, teleponnya tampak kehabisan baterai, karena layarnya tiba-tiba menjadi gelap.

Ia melemparkan teleponnya ke samping, bersandar pada sofa dengan tangannya bersilang di belakang kepala, dan menutup matanya untuk beristirahat.

Qin Zhi'ai berpikir Gu Yusheng tidak akan menyadari keberadaannya, maka ia berjongkok di depan meja, berpura-pura akan memakan kue ulang tahunnya, sambil mengawasi Gu Yusheng dari waktu ke waktu.

Ketika ia sedang memandangi Gu Yusheng, tiba-tiba ia membuka matanya dan berteriak padanya. "Haii!"

Siguiente capítulo