Kota itu berjarak sekitar lima belas menit berkendara dari desa. Letaknya tidak jauh, tetapi juga tidak terlalu dekat.
Shen Manting membayar ongkosnya, dan setelah naik ke dalam bus, seseorang segera memberikan tempat duduk untuknya. Dia mengucapkan terima kasih dan duduk di kursi dengan senang selama sisa perjalanan. Pemandangan yang dilaluinya terlihat sangat indah. Udara pagi di pedesaan terasa sejuk dan menyegarkan.
Ketika bus itu tiba di kota, Shen Manting turun dan membawa tumpukan kertas ujian bersamanya ke sekolah musim panas. Tanpa diduga-duga, sebelum masuk, dia melihat sebuah sosok yang dikenalnya di dekat pintu masuk. Seorang pria jangkung sedang bersandar pada pilar batu di pintu masuk sekolah dengan sebatang rokok terselip di jemarinya. Asapnya mengepul, dan di bawah teriknya sinar matahari, wajah pria itu tak dapat dilihat dengan jelas.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com