Kemudian, Su Qianci menatap Li Jinnan, matanya masih berkaca-kaca. "Kau pikir aku membohongimu, adik ipar?!"
"Kakak ipar, tenanglah." Li Jinnan menghadapi pertanyaan Su Qianci tanpa merasa panik sedikitpun.
Tepat ketika Su Qianci selesai menceritakan kisah itu padanya, sudah terdapat sebuah dugaan di benak Li Jinnan. Namun, dugaan ini hanyalah sebuah tebakan, dan pria itu perlu melakukan verifikasi1 terhadap dugaannya itu. Pada saat itu, ketika menghadapi sikap Su Qianci, Li Jinnan tampak tenang seperti biasanya dan berbisik pada kakak iparnya, "Aku percaya pada kakakku. Sekarang cara yang paling tepat adalah mengekspos wajah Tang Qing yang sebenarnya."
Su Qianci duduk dan memegangi kepalanya, merasa sepertinya sulit untuk menerima hal itu. Mengetahui di mana Li Sicheng berada, mengetahui bahwa suaminya menderita, dirinya tidak bisa langsung menjemput suaminya kembali. Mengapa tidak ada yang bisa mereka lakukan?
"Tang Mengying telah menyamar sebagai Tang Qing untuk waktu yang begitu lama. Seberapa sulitkah untuk mengungkapkan identitas asli wanita itu kepada dunia?"
Li Jinnan menatap Su Qianci, matanya dalam dan tak berdasar. Samar-samar, terdapat sebuah kemiripan dengan Li Sicheng. Li Jinnan bersikap sangat tenang dan berkata, "Untuk alasan yang sama, kakakku telah terperangkap begitu lama, aku pikir tidak akan mudah untuk menerobos masuk dan mengeluarkan kakakku. Jika kita menghubungi polisi, tidak usah kita bicarakan apakah kakakku itu dapat menerima jika dirinya dipenjara, mungkin mereka akan memindahkan kakakku sebelum polisi tiba."
"Apa yang harus aku lakukan? Lalu apa yang harus kita lakukan?" Su Qianci kehilangan semua logikanya pada saat itu. Saat mendengar kata-kata Li Jinnan, dirinya berteriak dengan keras pada pria itu, "Apakah kau memintaku untuk duduk diam dan mengabaikan hal ini? Aku sudah mencari suamiku selama bertahun-tahun. Apakah kau memintaku untuk menyerah begitu saja?!"
Terdengar suara pintu terbuka dan lampunya dinyalakan.
Su Qianci menyeka air matanya dan bersandar di sofa. Qin Shuhua dan Li Yao keluar dari kamar, mengenakan piama. Melihat mereka berdua seperti ini, pasangan itu bertukar pandang. Qin Shuhua terlihat khawatir, sementara suaminya terlihat diam dan tenang.
Li Jinnan tampaknya tidak menyadari bahwa kedua orang tuanya telah kembali. Sambil menatap Su Qianci, dia berkata dengan suara pelan, "Biarkan aku yang menangani hal ini. Aku akan memberimu sebuah jawaban sesegera mungkin."
"Ada apa?" Sebuah suara orang tua terdengar, dan Kapten Li datang mendekat dengan tongkatnya. "Saat tengah malam seperti ini, kalian berdua malah bertengkar?"
"Tidak," Su Qianci mendengus, suaranya tercekat. Dia berjalan menuju kakek dan memegang lengan pria tua itu. "Kami tidak bertengkar, Kakek. Aku akan membantumu kembali ke kamar."
Orang tua itu tidak kembali ke kamarnya. Sambil menatap Li Jinnan, dia mengetukkan tongkatnya di lantai dan berkata, "Jinnan, apakah kau membuat kakak iparmu kesal?"
Li Jinnan berdiri dengan pakaian kasualnya. Dia memandang Su Qianci dan berkata, "Tidak, hanya mendiskusikan sesuatu dengan kakak iparku. Sekarang semuanya telah terpecahkan, dan aku akan pulang."
"Hei!" Qin Shuhua terlihat khawatir, menarik putranya dan berkata, "Malam sudah sangat larut. Tidur saja di rumah ini. Kamarmu selalu siap."
"Tidak, aku masih harus mengurus sesuatu. Bu, tidurlah lebih awal." Li Jinnan menepuk-nepuk tangan Qin Shuhua, dan kemudian melirik Su Qianci sebelum dia berbalik dan berjalan keluar dari pintu.
Qin Shuhua merasa sedikit kecewa, melemparkan sebuah pandangan menyalahkan kepada Su Qianci. "Apa yang kalian bicarakan saat tengah malam seperti ini? Kalian berdua sangat emosional."