Mata mereka terkunci. Mata Li Sicheng terlihat cerah, dalam, dan tajam. Su Qianci merasa seperti tidak punya tempat untuk bersembunyi di depan pria itu. Dengan cepat memalingkan muka, dia menggelengkan kepalanya. "Tidak."
Li Sicheng mengerutkan bibir dan berhenti bertanya, mengendarai mobil dengan tenang. Dia bisa mengetahui bahwa istrinya sedang tidak berada dalam suasana hati yang baik. Jika dia bersikeras mendapatkan sebuah jawaban, itu mungkin tidak berakhir dengan baik.
Ketika mereka tiba di rumah tua, acara makan malam dimulai. Melihat mereka dari kejauhan, Liu Sao berjalan dengan sebuah baskom berisi air. "Anda datang sangat terlambat. Hari ini adalah Tahun Baru Imlek Minor1, hari untuk menyapu debu. Biarkan saya melepaskan nasib buruk Anda. Dewa memberkati." Liu Sao mencelupkan sebatang ranting kayu apsintus2 ke dalam air dan memercikkan air itu pada Li Sicheng dan Su Qianci. Ada biji-bijian dan beberapa jimat yang direndam di dalam air. Setelah diperciki oleh Liu Sao, mereka berdua masuk.
Melihat Su Qianci, Kapten Li segera berteriak, "Qianqian sayangku, mengapa berat badanmu turun begitu banyak?"
Su Qianci tertegun. Apakah dia kehilangan berat badan? Dirinya tidak bisa menahan diri untuk memikirkan sebuah gejala khas AIDS: penurunan berat badan yang tiba-tiba. Kakek bisa mengetahui hal itu dengan segera. Jadi dirinya pasti kehilangan banyak berat badan. Dia mengerutkan wajahnya dan melirik ke arah Li Sicheng yang berada di belakangnya.
Perhatian Qin Shuhua sepenuhnya tertuju pada Li Sicheng. Wanita itu berkata kepada Kapten Li, "Sicheng-lah yang telah kehilangan berat badan. Dia telah menemani Qianci di rumah sakit dan bekerja pada saat yang bersamaan. Ayah, tidak boleh pilih kasih!"
"Qianqian adalah seorang gadis. Bocah itu sangat tangguh. Dia bahkan berhasil selamat saat jatuh dari gunung ketika dia masih kecil."
Su Qianci terkejut. Jatuh dari gunung?
Ekspresi Qin Shuhua segera berubah saat mendengar itu. Li Sicheng berjalan dan menepuk pundak ibunya. "Tidak apa-apa. Semua sudah berlalu sekarang."
Qin Shuhua menggertakkan giginya dan tidak berkata apa-apa sebelum dia berbalik dan berjalan ke dalam. Melihat Qin Shuhua kesal, Li Sicheng menyalahkan Kapten Li diam-diam. Mengetahui bahwa dirinya telah mengatakan hal yang salah, Kapten Li tidak mengatakan sepatah kata pun.
Su Qianci merasa sangat penasaran sehingga rasanya seperti ada seekor kucing yang sedang menggaruk hatinya. Namun, merasakan ketegangan yang terjadi, dia memutuskan untuk bertanya kepada suaminya nanti. Setelah mengobrol dengan Kapten Li sebentar, mereka makan malam bersama. Dua saudara laki-laki Li Sicheng, Li Beixing dan Li Jinnan tidak berada di rumah. Meskipun Liu Sao telah menyiapkan banyak makanan, tidak ada cukup banyak orang yang menikmatinya.
Qin Shuhua membantu mengisi ulang mangkuk Li Yao, dan kemudian mangkuk Kapten Li dan Li Sicheng. Su Qianci sedang makan dengan tenang. Namun, tanpa diduga, Qin Shuhua mengisi ulang mangkuknya juga. Su Qianci tampak tersanjung sekaligus terkejut, menatap ibu mertuanya. Qin Shuhua terlihat sedikit malu. Di bawah tatapan Li Yao, wanita itu harus berkata, "Qianci, aku sebelumnya dibodohi oleh Tang Mengying dan mengira bahwa dia adalah seorang gadis yang baik. Sekarang aku mengetahui orang macam apa dia. Aku jatuh ke dalam perangkapnya dan memperlakukanmu dengan tidak adil. Sebelumnya, aku pikir anaknya benar-benar milik Li Sicheng. Lagi pula, ada laporan tes DNA … namun, dia bahkan bisa memalsukan sesuatu seperti itu. Aku bersalah padamu, Qianci. Bisakah kau memaafkan aku?"
Su Qianci merasa terkejut, memandang ke arah Li Sicheng untuk meminta bantuan. Pria itu menatapnya dalam-dalam. "Ibu sedang berbicara denganmu."
Kecewa, Su Qianci berkata dengan sebuah suara kecil, "Ibu … aku tidak pernah menyalahkanmu."
Qin Shuhua menghela napas lega dan tertawa. "Bagus sekali. Kita akan memiliki sebuah masa depan yang hebat bersama-sama, dan aku mengandalkanmu untuk memberi kami seorang cucu."