webnovel

"Zodiac Chronicles: Virgo's Valor - Earthbound Enigma"

Di Kerajaan Jaya Darata, Myland Mestro, seorang gadis 7 tahun, mengalami tragedi yang mengubah hidupnya saat hari ulang tahunnya berakhir dengan kematian orang tuanya. Setelah menyaksikan ayahnya dibunuh oleh pria-pria misterius, Myland menemukan kekuatan sihir dalam dirinya yang belum pernah ia ketahui. Di panti asuhan Yamayi, ia dibesarkan oleh Kalana dan dilatih dalam bela diri karena trauma dan ketidakmampuan menggunakan sihir. Ketika Myland berusia 14 tahun, sebuah pedang hitam yang misterius dan pesan dari Kalana membawanya dalam pencarian menuju Kerajaan Padang. Dalam perjalanan ini, Myland harus menghadapi musuh, mengungkap misteri pedang, dan menemukan kekuatan sejatinya untuk mengubah nasibnya. "Pedang yang Memilih" adalah kisah penuh aksi dan emosi tentang keberanian seorang gadis muda dalam mencari jati diri dan menghadapi dunia yang keras.

Lingga_PNG · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
8 Chs

Chapter 2 - Awal petualangan

-3 Februari 1139

Revanna memandangi kertas misi yang terdapat gambar naga berkepala tiga. Wajah Revanna agak merah saat melihat misi itu. "Apa kalian ingin mengambil misi ini?" Ekspresi Myland sepertinya kecewa dengan orang yang baru saja bergabung ini.

"Kami tidak akan mengambilnya karena terlalu berbahaya." Ucap Myland.

Revanna lalu berjalan kearah Myland. "Hei, percayalah kepadaku kalau ini tidak seberbahaya yang kau duga."

Myland lalu menggelengkan kepalanya. "Kami tidak ingin mengambil resiko."

Revanna lalu mengeluarkan sekantung uang yang ia miliki. "Kalau kau ingin mengambilnya maka kita harus menjalankan misi ini."

Karuna lalu berbicara dengan Myland. "Myland, sepertinya melawan naga berkepala tiga cukup seru."

"Seru matamu." Ucap Myland dengan agak kesal.

"Ayolah, kalau Revanna berani masa kau tidak." Ucap Karuna dengan polos.

Myland mulai kesal dengan Karuna. "Kalau kubilang tidak ya tidak."

"Myland, kumohon." Karuna memohon kepada Myland.

Revanna juga ikut memohon. "Ayolah, ayo jalani misi ini bersama-sama."

Karena terdesak akhirnya Myland berdiri mengambil kertas misi. "Baiklah-baiklah."

Tadakara terkejut karena Myland mengambil misi itu. "Tunggu… kau mengambilnya!!?"

Karuna lalu memegang pundak Tadakara. "Sudahlah bung, terima saja." Tadakara akhirnya hanya psrah dengan keadaan.

Di suatu goa, mereka mendengar suara dengkuran naga. Myland sekarang sepertinya agak menyesal meladeni permintaan Karuna dan Revanna. Tetapi Myland melihat Revanna sepertinya benar-benar ingin masuk ke dalam. "Teman-teman, ayo masuk." Ucap Revanna.

Revanna berlari dan Karuna mengikuti Revanna. "Tunggu aku!"

Myland lalu menghela nafas panjang. "Kenapa guild ini benar-benar memiliki orang-orang yang aneh." Myland lalu berjalan.

Tadakara mengikuti di belakang dengan sedikit gemetaran. "Myland, tunggu aku!"

Tadakara sambil berjalan lalu berkata, "Sepertinya mereka terlalu bersemangat."

"Mereka bahkan masuk tanpa pikir panjang, ah kenapa mereka orang-orang yang ku terima." Ucap Myland

Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara naga yang mengaum dan Karuna berteriak. "AAAAAAAAAAAH."

Myland yang terkejut langsung berlari. "Mereka kenapa!!?" Tadakara pun ikut lari.

Sesampainya di tempat naga, Myland melihat Revanna maju paling depan dan Karuna tidak tersedia apa-apa. Tetapi naga sudah bangun.

Myland bertanya ke Karuna, "Kenapa kau berteriak?"

"Ada serangga terbang kearah ku." Ucap Karuna dengan agak geli.

"Aku kira terjadi sesuatu yang penting!" Ucap Myland dengan agak kesal.

Myland lalu melihat Revanna yang bertarung melawan naga sendirian. Revanna tampak tidak terluka dengan serangan naga tersebut tetapi serangannya juga tidak berpengaruh dengan naga itu. Tetapi Myland melihat wajah Revanna yang memerah dan tersenyum tipis. "Ooi, bukan waktunya jatuh cinta dengan naga!!!" Ucap Myland.

Myland lalu berlari kearah naga untuk menyerang sang naga. Tadakara ketakutan melihat naga itu sedangkan Karuna malah berlari mendekat dan ikut menyerang. "Oi, jangan ikut menyerang dan tunggu di belakang hingga salah satu dari kami terluka." Ucap Myland.

"Ayolah, aku tidak akan menjadi beban." Karuna lalu menyerang naga itu tetapi sepertinya keahliannya membawa petaka, naga itu malah bertambah kuat dan terpulihkan. Karuna hanya terdiam dengan apa yang sudah ia lakukan barusan.

"KAN SUDAH AKU BILANG JANGAN-" Myland tiba-tiba di hempaskan oleh ekor naga. Naga itu mulai menyemburkan api ke segala arah.

Karuna lalu menghampiri Myland dan mengeluarkan kekuatan zodiaknya yang mengeluarkan air herbal dari tangannya dan menyembuhkan Myland dengan sekejap mata.

Revanna terus menerjang sang naga dengan penuh semangat, tapi setiap pukulannya tampak hanya seperti cubitan kecil bagi naga berkepala tiga itu. Myland yang baru saja bangkit dari tanah akibat serangan ekor naga, melihat ini dengan rasa heran.

"Revanna, apa kau sedang memberikan pijatan ke naga itu?" Ejek Myland sambil menghindari semburan api.

Revanna yang masih memerah wajahnya menjawab sambil tersenyum, "Setidaknya aku membuatnya sibuk!"

Karuna yang baru saja menyembuhkan Myland, tiba-tiba ikut menyerang dengan penuh semangat. "Aku juga ingin ikut beraksi!" Namun, ketika dia mencoba memanggil air untuk menyerang naga, malah muncul genangan air kecil di bawahnya.

"Ah, kenapa airnya cuma sebanyak ini?!" seru Karuna dengan kecewa, padahal dia sudah berusaha sekuat tenaga.

Sementara itu, Tadakara yang gemetaran di belakang akhirnya memberanikan diri untuk memanggil jurus terkuatnya, "Cahaya Naga!" serunya dengan lantang, sambil melambai-lambaikan tangannya. Namun, yang muncul hanya seberkas cahaya kecil seukuran lilin.

Myland menahan tawa melihat cahaya kecil itu. "Tadakara, kau ingin menyalakan lilin ulang tahun naga?"

Tadakara dengan gugup menjawab, "Aku kira akan lebih besar...," sambil mencoba menyembunyikan rasa malunya.

Revanna yang tampaknya tidak menyerah, malah semakin senang karena setiap serangan naga tidak memberikan luka sedikitpun padanya. Wajahnya semakin merah, dan dia tersenyum semakin lebar. "Lihat, aku tak terkalahkan!"

Naga itu semakin bingung dengan Revanna yang terus bertahan tanpa menyerang balik. Kepala tengah naga itu memiringkan kepalanya, lalu mencoba menyerang dengan cakarnya, namun Revanna hanya mengelak dengan mudah, lalu kembali ke posisi awalnya dengan senyum lebar.

Myland mulai merasa aneh dengan situasi ini. Tetapi Myland menghiraukannya karena setidaknya Revanna tidak terluka

Namun, sebelum Myland bisa melanjutkan, Karuna kembali menyerang dengan serangan air kecilnya, yang entah bagaimana malah membuat naga itu semakin marah. Naga itu mulai bergerak lebih liar dan serangannya semakin kuat.

"Myland, mungkin ini saatnya rencana B?" Karuna berkata sambil menghindari serangan.

"Rencana B? Apa itu?" Tanya Myland sambil menghindari semburan api lagi.

"Berdoa saja semoga kita semua selamat!" Karuna berlari dengan kecepatan penuh ke arah Myland, mencoba mencari perlindungan.

Revanna, yang masih bertarung dengan penuh semangat, tiba-tiba berseru, "Ayo teman-teman, jangan takut! Ini kesempatan kita!"

Myland hanya bisa menghela napas panjang, "Kenapa aku harus memimpin guild yang isinya orang-orang gila ini…"

Tadakara akhirnya berhasil menghasilkan sedikit lebih banyak cahaya dari sebelumnya, meski masih jauh dari cukup untuk mengalahkan naga. "Aku... aku akan terus mencoba!" serunya dengan semangat yang bergetar.

Dengan penuh tekad, Myland maju bersama Karuna dan Tadakara, berusaha keras untuk menyusun strategi baru, sambil terus berharap Revanna tidak benar-benar jatuh cinta dengan naga tersebut.

Pertarungan berlanjut, namun di tengah semua kekacauan, mereka mulai menemukan cara untuk menghadapi naga itu bersama-sama, meski dengan cara yang mungkin tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Tiba-tiba saat Tadakara hampir terhempas oleh ekor naga, ketakutannya sepertinya memercikan kekuatan yang membuat cahaya naga Tadakara menjadi sangat kuat dan langsung menghabisi naga itu dengan sekali serang.

Myland terkejut dengan seranagn itu karena Tadakara tidak pernah melakukannya. Tetapi setelah tidak lama Tadakra langsung pingsan.

Myland melihat ada buku yang jatuh dari mayat naga. Myland mulai menghampirinya.

"Yuhuu! Aku yakin keberuntunganku yang membawa kita pada kemenangan ini! Meskipun aku sedikit tersandung di awal... dan di tengah... dan di akhir..." Ucap Karuna dengan semangat.

Myland mendengar itu sedikit tersenyum karena dia tahu sebenarnya itu karena keberuntungan Tadakara. Saat Myland melihat buku tersebut, ia membuka satu-satunya halaman yang dapat di baca.

Sampul buku berjudul "legenda silenced artefak didhelikake." Karuna, Tadakara, dan Revanna mendekati Myland dan sepertinya mereka ingin mendengarkan Myland membaca buku tersebut.

Myland mulai membaca "di dunia terdapat banyak artifak yang berselerak seperti Falme Heart, Water Heart, anti magic legon dan lain-lain, semuanya bertaburan di dunia yang luas ini, tercipta daripada fenomena alam yang di luar pemahaman manusia.

semua artifak mempunyai sihir yang luar biasa kecuali Anti magic legon yang boleh membelah sihir dan bercanggah dengan mana-mana sihir dan ini ialah senarai sejarah beberapa artifak ini

Flame heart

Flameheart, entiti suci yang lahir dari pancaran matahari pertama, bukan sekadar fenomena semula jadi, tetapi manifestasi tenaga yang mengalir melalui setiap serat kehidupan. Dalam setiap hembusan nafas, ada kemesraan yang menusuk ke lubuk hati, menghidupkan semangat untuk bekerja dan berkembang. Walau bagaimanapun, sama seperti api boleh membakar dan memusnahkan, Flameheart juga mengajar tentang keseimbangan yang rapuh antara kebaikan dan kemusna…"

Buku itu berakhir disitu karena hanya bagian itu saja yang bisa di baca. Halaman lainnya sudah tidak jelas untuk di baca.

"Sepertinya buku ini sudah terlalu lama disini hingga isinya perlahan menghilang dengan sendirinya." Ucap Revanna.

Myland lalu meninggalkan tempat tersebut diikuti oleh teman-temannya. Saat di Guildhall pada malam hari Myland bertanya-tanya kenapa Tadakara bisa mengalahkan naga tersebut dengan sekali serangan. "Tadakara, bagaimana kau bisa mengeluarkan kekuatan sebesar itu?"

"Aku pun juga tidak tahu." Ucap Tadakra

Revanna lalu menjelaskannya. "Sebenarnya naga itu hanya naga kelas bawah. Walaupun memiliki kepala tiga tetapi sebenarnya mereka sangat lemah dengan sihir."

"Hei, tapi kenapa saat aku menyerangnya ia malah tidak kesakitan sama sekali?" Tanya Karuna dengan sangat kebingungan.

Tatapan Myland sepertinya sudah bosan dengan kebodohan Karuna. "Apa kau lupa kalau kau itu… HEALER!!!"

Myland lalu mengeluarkan Lumine hasil menjalankan misi barusan, totalnya adalah 50.000 Lumine. Myland lalu membagikan Lumine nya masing-masing orang adalah 12.500 Lumine. Myland lalu berbicara, "Hei, apa kalian mempunyai tujuan untuk kalian tuju?"

Semau orang menggelengkan kepalanya. "Kenapa memangnya? Apa kau ingin ke suatu tempat?" Tanya Revanna.

"Aku bertujuan ke Kerajaan Padang. Aku sebenarnya mendengar bisikan dari pedagang ku ini dan aku ke sini hanya untuk transit." Ucap Myland sambil mengeluarkan pedangnya.

Revanna lalu mendekatkan wajahnya ke pedang Myland yang berwarna hitam itu. Setelah beberapa saat ia terkejut dengan pedang yang di pegang Myland. "Myland, ini pedang legendaris!!?"

"Aku sendiri tidak tahu, pedang ini muncul sendiri di kamar ku dan kakek ku menyuruhku untuk mengikuti petunjuk pedang ini." Ucap Myland.

Revanna lanjut menjelaskan, "Masih ada enam pedang lagi dan kau akan mengumpulkannya?"

Myland mengangguk. "Kalau begitu aku akan ikut dengan mu ke Padang."

Karuna lalu mengangkat tangannya dengan semangat. "Kalau Revanna ikut maka aku ikut."

"Kalau begitu aku ikut juga." Ucap Tadakra.

Myland lalu menghela nafas panjang karena ia harus membawa party guild nya yang bisa saja membebaninya. Tetapi akhirnya Myland mengangguk. "Baiklah kalau kalian ingin ikut. Sekarang ayo makan malam dulu. Tapi besok kalian harus bersiap-siap untuk berangkat."

Setelah makan malam mereka akhirnya kembali ke penginapan. Myland pergi ke kamarnya sedangkan Tadakara tidur di kamarnya. Saat tengah malam ia mendengar sesuatu dari lemari, seperti suara ketukan. Tadakara lalu menjadi takut dan bersembunyi di bawah selimut.

Tetapi Tadakara terus mendengar ketukan itu semakin kuat hingga Tadakara berlari ke kamar Myland. "Mylaaand, toloong." Tadakara mendobrak kamar Myland yang membuat Myland langsung terbangun. "Ada apa!!?"

Tadakara langsung berlari kebelakang Myland. "Tolong, ada hantu di kamarku."

Myland lalu kebingungan. "Hantu? Kau percaya dengan hatu?"

Tadakara mengangguk. "Kumohon tolong periksa kamar ku, Myland ku mohon."

Myland akhirnya berjalan menuju kamar Tadakra dan memeriksa kamar Tadakra. Tadakara menunjuk kearah Lemari lalu akhirnya Myland mmebuka lemari dan tidak ada apapun di lemari. "Tidak ada apapun disini…" Tiba-tiba pintu kamar Tadakra tertutup sendinya dan lentera kamar mati.

Tadakara lalu merinding. Myland mencoba untuk tetap tegar tetapi untuk menghadapi hantu Myland sepertinya tidak bisa berbuat banyak karena sebenarnya ia sangat ketakutan dan akhirnya Myland gemetaran bukan main.

Myland berlari ke pintu dan mencoba membuka pintu kamar tetapi tidak dapat terbuka. "Pintu sialaan!!!" Myland mencoba terus menbuka.

Kamar yang cukup luas membuat Myland semakin takut. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki anak kecil yang berlari du sudut ruangan. Tadakara lalu menghampiri Myland karena sama-sama takut.

Tadakara lalu melempar cahaya naga untuk menerangi sudut ruangan tetapi cahayanya sangat kecil. Dengan cahaya sekecil itu, Tadakara dan Myland melihat sesosok gadis kecil yang duduk di pojok ruangan sambil memainkan sesuatu.

Myland yang sudah sangat ketakutan di tambah melihat gadis yang duduk di pojok ruangan ia laku mendobrak pintu hingga kunci pintu itu rusak. Myland berlari ke kamarnya dan bersembunyi. Tadakara mengikuti Myland lalu ikut bersembunyi di kamar Myland.

Tiba-tiba memasuki kamar dan mendekati Tadakara dan Myland. Myland yang terdesak lalu melompat dari jendela. Tadakara yang bingung ingin kemana akhirnya mengikuti Myland.

Mereka berlari sejauh mungkin dari penginapan dan berlari ke Guildhall. Tadakara sangat ketinggalan di belakang karena kecepatannya jelas jauh dengan Myland. Saat berlari Myland lalu menabrak Karuna hingga keduanya terjatuh. "Ah… kenapa kau berlari tengah malam begini? Kau mengejar maling?"

Myland menggoyangkannya pundak Karuna dengan kencang. "Hantu, ada hantu di kamar penginapan ku!!!"

"Kau takut hantu?" Tanya Karuna tidak percaya.

Myland sedikit mengalihkan pandangannya. "Diamlah, kumohon apa kau bisa menolong ku?"

Singkat cerita mereka sampai di penginapan dan Karuna menyadari betapa sedikitnya orang yang menginap di sini. "Kau sewa dengan herga berapa?"

"5.500 Lumine." Jawab Myland.

Karuna lalu masuk dan melihat-lihat lorong penginapan yang sunyi. Myland mencoba memasuki kamarnya. Ia baru teringat dengan Tadakara yang tertinggal di luar tetapi ia menghiraukannya karena setidaknya dia tidak merepotkan dengan tidak ada di sini.

Myland tiba-tiba mendengar suara teriakan Karuna. Myland langsung menghampiri asal suara. Myland melihat Karuna memegang buku yang rusak di tangannya. "Ada apa, Karuna?"

Karuna menjawab dengan kesal. "Buku ini…. Satu-satunya ada di dunia. Aku berharap bisa membelinya dan aku sudah menabung untuk ini tetapi ternyata… tempat disimpannya buku ini yang membuat buku ini rusak."

Myland hanya bisa pasrah dengan tingkahnya. "Karuna…"

"OI, PARA ROH HIDUP. WKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN KALIAN BERKELILING DI SINI. AAAAAH." Karuna lalu berlari ke luar ruangan lalu mengusir semua roh yang ada di dalam satu persatu.

Keesokan paginya Myland dan Karuna mendapatkan imbalan karena sudah mengusir roh jahat. Myland lalu duduk di meja berkumpul dengan yang lainnya. Kalian sudah siap ke Kerajaan Padang?

"Aku selalu siap." Ucap Karuna dengan riangnya.

"Aku siap." Ucap Revanna.

Tadakara mengangguk.

Mereka lalu berjalan ke tempat kereta kuda dan memesan satu kereta kuda untuk perjalanan ke Kerajaan Padang. Dan mereka semua memasuki kereta kuda.

Di tengah perjalanan mereka sedikit berbincang. "Revanna, apa kau benar-benar seorang warior?" Tanya Myland.

Revanna sedikit tersentak. "Ke-kenapa memangnya?"

Myland lalu berkata, "Karena kau seperti tidak memiliki keahlian bertarung dan hanya memukul seadanya dengan pedang mu itu."

"Aku ini, sebenarnya dari Kerajaan Saksia." Jawab Revanna

Karuna terkejut. "Apa? Kau dari Saksia!?"

Myland bingung dengan reaksi Karuna. "Kenapa memangnya?"

Karuna lalu menjelaskan. "Kerajaan itu sempat lumpuh selama satu tahun penuh karena kerusuhan pada yahun 1129."

"Sungguh!?" Tanya Myland.

"Tetapi kau bilang umurmu 16 tahun. Berarti kau berumur 7 tahun pada saat itu?" Ucap Myland.

Revanna perlahan mengingat kejadian itu dan perlahan jati dirinya terlihat. Sihir yang menutupinya. Rambutnya tiba-tiba menjadi pendek, dan telinganya berubah menjadi telinga elf, rambutnya menguning, dan matanya menghijau. Semua orang disitu terkejut karena perubahan Revanna. Revanna muali mengingat tragedi itu.

Dahulu pada tanggal 3 Mei 1129 Kerajaan Saksia terjadi kenaikan pajak yang besar yang membuat orang-orang menjadi geram dengan kerajaan. Karena saat itu kerajaan dipimpin oleh raja yang kejam, Tidak mau mendengar suara rakyat, dan raja sempat ingin merencanakan pembangunan lima tahun berubah menjadi pembantaian lima tahun.

Dan karena itu terjadi protes untuk kerajaan dan karena sang raja tidak mau turun dan bersembunyi maka terjadilah kerusuhan yang membuat seluruh kerjaan lumpuh. Orang-orang merusak apapun yang ada di sekitarnya dan menjarah semua toko.

Para elf terkena dampak yang luar biasa karena mayoritas dari mereka adalah para pedagang dan orang kaya yang dianggap tidak adil di krisi ekonomi. itu membuat orang-orang geram dan menjarah toko-toko terutama di distrik perdagangan.

Revanna adalah salah satu ras elf yang harus kabur kesana dan kemari menghindari orang-orang. Ia sering melihat para elf yang di bakar, di aniaya, dan di perkosa di tengah jalan. Walaupun ras elf memiliki sihir yang kuat tetapi elf di kerajaan ini memiliki sihir lemah karena terlalu fokus pada perdagangan.

Revanna yang terisisa dari anggota keluarganya lalu kabur dan berjalan entah kemana lalu bertahan hidup tanpa orang tuanya di dunia luar. Saat ini Myland, Tadakara, dan Karuna masih terkejut dengan perubahan fisik Revanna lalu perlahan Revanna kembali ke wujud manusia.

"Tadi itu… kau elf!!?" Ucap Karuna.

Revanna mengangguk sambil memalingkan wajahnya.

Karuna memcoba mengalihkan pembicaraan. "Myland apakah Kerajaan Padang juga terdapat hantu di beberapa penginapan nya."

Tadakara menjadi sedikit merinding. "Janagn ingatkan aku dengan malam itu lagi!!!"

Revanna lalu memandang keluar jendela sambil menikmati pemandangan, sementara Karuna mulai bercerita, "Dan saat aku melihat buku edisi terakhir itu, aku hampir menangis karena buku itu sudah rusak karena roh jahat itu. Aku akhirnya mengusir mereka semua…"

Karuna melihat Tadakara yang sepertinya tidak nyaman "ada yang tidak beres?"

"Sepertinya kau telah membuat roh itu marah." Ucap Tadakra dengan sedikit ketakutan.

"Tenang saja, aku ini sudah ahli dalam mengusir hantu. Serahkan saja padaku." Ucap Karuna dengan percaya diri.

Setelah beberapa jam mereka akhirnya sampai di kerajaan Padang. Karuna lalu turun paling depan memasuki kerajaan paling pertama. Padang adalah tempat dengan ras manusia setengah hewan hidup di sini. Mereka adalah ras yang membentuk kerajaan ini.

Karuna melihat ada topi berbentuk semangka di salah satu lalu mengambilnya untuk memakainya. "Lihat, aku seperti semangka"

Tadakara dan Revanna tertawa sedangkan Myland hanay tersenyum karena ulah Karuna. Myland laku tiba-tiba melihat penglihatan tentang pedang katana. Revanna lalu berjalan untuk menunjukkan suatu tempat "teman-teman, ayo ikuti aku. Aku tahu tempat yang bagus untuk penginapan, aku pernah kesini.

Revanna memimpin jalan lalu ia menuju ke tempat penginapan yang bersebelahan dengan tempat berlatih katana. Revanna laku memasuki tempat itu lalu melihat seorang gadis kisune dan laki-laki setengah kucing. "Hei teman-tema, lama tak jumpa"

Gadis dan laki-laki itu llau menoleh ke ke Revanna "Revanma!!?" Mereka berdua berbicara serempak.

Sang gadis laku berlari lalu memberikan salaman ke Revanna "lama tak jumpa, kau kemana saja?"

"Aku hanya berkeliling, Rika." Jawab Revanna.

"Kau pikir menghilang dan hanya meninggalkan oesan kertas itu sesuatu yang pantas untuk perpisahan lalu pergi selama tiga tahun." Ucap sang lelaki dengan kesal.

"Hehe, aku minta maaf, Tanako."ucap Revanna

Tanako lalu melihat Myland, Karuna, dan Tadakra. "Siapa mereka dan kenapa kau membawa mereka ke sini."

"Mereka adalah teman guild ku, yang berambut merah adalah Myland, yang laki-laki adalah Tadaki, sedangkan yang berambut coklat itu adalah Karuna." Jawab Revanna.

Tanako melihat gagang pedang Myland, jelas dia sangat mengenali pedang itu. "Kau pemegang pedang legendaris?" Tanya Tanako.

Myland mengangguk. "Ya, kenapa memangnya?"

"Senang bisa bertemu sesama pemegang senjata legendaris. Perkenalkan aku Tanako" Ucap Tanako sambil mengulurkan tangannya.

Myland menyambut hangat jabat tangan tersebut. "Aku Myland."

"Apa tujuanmu datang kemari?" Tanya Tanako

Myland menjawab, "Aku melihat penglihatan dari pedang ku untuk datang kesini. Aku ingin mencari apa tujuan dari penglihatan itu jadi aku datang ke kerajaan ini."

Tanako mengangguk "Revanna, bawa merrka ke kamar penginapan."

Revanna mengangguk lalu berjalan menuntun mereka kekamar penginapan mereka masing-masing. Myland laku masuk dan mulai berbaring di kasur karena lelah dengan perjalanannya jadi dia memutuskan untuk tidur sebentar.

Myland Tiba-tiba terbangun dalam mimpi. Lantai berwarna putih dan kabut di mana-mana. Tiba-tiba terlihat seorang pria yang berjalan kearahnya. Perawakannya tidak jelas karena tertutup kabut tetapi pria itu berkata, "jangan kecewakan aku, anak muda."

Myland Tiba-tiba terbangun di tengah malam yang sunyi. Ia mengingat jelas mimpi itu. Ia mencoba berfikir apa dia pernah bertemu seorang pria seperti itu sebelumnya, Itu mengganggu pikirannya.

Myland tiba-tiba ingin buang air tetapi malah teringat saat ia nerada di penginapan lamanya yang membuat ia makah sedikit takut untuk keluar. Akhirnya dirinya tidur sambil menahan kencing hingga pagi. Tetapi ia malah kesulitan tidur. "Aaaaah, kenapa jadi begini."