webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime und Comics
Zu wenig Bewertungen
275 Chs

Menyebarkan

Shizuku saat ini sedang termenung setelah apa yang dia simpan selama ini didalam benaknya, akhirnya diketahui oleh orang yang dia tidak inginkan mengetahui isi hatinya yang sebenarnya. Perkataan pria tersebut dahulu, masih membekas didalam ingatan Shizuku saat ini.

"Kebetulan aku mempunyainya"

Begitulah jawaban Zen yang membuat sesuatu yang mengganjal pada perasaan Shizuku, saat ayahnya dulu menanyakan apakah Zen sudah memiliki seorang pacar. Shizuku mencoba menyimpan perasaannya, namun sayangnya bayangan Zen selalu muncul pada dirinya.

Dan disinilah dia, sedang menatap pria tersebut yang ternyata sudah memiliki banyak wanita bersamanya, dan saat ini sedang pergi bersama sahabatnya yang juga ternyata juga menyukainya.

Disisi lain, para wanita Zen yang berada dikamar Shizuku, tiba – tiba saja ponsel mereka berbunyi menandakan sebuah pesan masuk saat ini. Memang Shizuku dan Kaori sering mendengar suara yang khas dari sebuah ponsel saat bersama mereka.

Namun, Yue dan lainnya berusaha menyembunyikan ponsel mereka dari kedua wanita tersebut, karena semua hal yang mereka bawa saat ini masih sangat rahasia. Namun saat ini mereka berani menunjukan pada hadapan Shizuku karena mereka mengetahui wanita tersebut mempunyai tanda dari Zen.

"Bukankah itu Smartphone?" tanya Shizuku setelah melihat benda yang dikeluarkan para wanita yang berada ditempat tersebut.

Namun, bukannya menjawab, para wanita yang melihat isi pesan yang mereka terima saat ini, hanya tertegun dan tiba – tiba saja ingin beranjak dari sana saat ini.

"Kita harus memeriksannya" kata Suguha saat ini.

Mereka akan beranjak dan tidak menghiraukan Shizuku yang menanyakan sesuatu sebelumnya, karena mereka sangat terkejut mendapatkan sebuah kabar yang sangat bahagia saat ini. Shizuku yang sadar mereka akan pergi, mencoba menahan mereka saat ini.

"Kalian akan pergi kemana?" tanya Shizuku.

"Ah... kami mempunyai urursan sebentar" jawab Yue.

"Bisakah aku mengikuti kalian?" tanya Shizuku kemudian.

Mendengar permintaan Shizuku, para wanita Zen yang berada disana sedikit bingung dengan apa yang harus mereka lakukan, dikarenakan jika mereka meninggalkan Shizuku disini, bisa dipastikan dia hanya sendiri karena sahabatnya dibawa pergi oleh Zen.

"Bagaimana ini Yue-san?" tanya Suguha melalui telepati kepada Yue.

Memang didalam kelompok penyerang, Yue bisa dikatakan seorang pemimpin mereka, karena dia yang paling kuat diantara mereka setelah Zen saat ini.

"Kita akan membawanya" kata Yue singkat.

"Kamu yakin Yue, bukankah tempat kita sangat rahasia?" tanya Alice.

"Tidak apa – apa, lagipula dia memiliki tanda dari Zen, dan dipastikan dia tidak menghianati kita. Dan juga cepat atau lambat dia akan pergi menuju tempat itu juga" kata Yue.

"Baiklah, mari kita berangkat" kata Suguha yang sudah tidak sabar untuk menemui orang yang memberikan sebuah kabar baik tersebut.

Shizuku sendiri hanya menyimak perbincangan mereka sebelumnya, yang dia tahu mereka mendiskusikan tentang keikutsertaannya menuju tempat tujuan mereka. Saat ini dia masih bingung dengan jalannya percakapan mereka, hingga Yue memegang tangannya saat ini.

"Apakah kamu sudah siap menuju rumah barumu?" tanya Yue kepada Shizuku.

Shizuku yang masih bingung, hanya mengangguk kepada Yue untuk mengkonfirmasi dirinya akan mengikuti mereka saat ini. Akhirnya kamar yang ditempati Shizuku dan Kaori saat ini sudah kosong, karena mereka yang berada disana sebelumnya sudah menghilang dari sana.

Di Alaska, saat ini Asuna sedang dikelilingi beberapa orang yang mengunjunginya setelah mendapatkan kabar darinya sebelumnya. Bukan hanya mereka, dua orang anak kecil saat ini sedang menempelkan telinga mereka pada perut dari Asuna.

"Asuna Mama, mengapa aku tidak bisa mendengarkan adikku yang berada didalam perut Mama?" tanya Yui yang menganggap bahwa janin yang berada diperut Mamanya tersebut, akan mengeluarkan sebuah suara.

"Dia masih sangat kecil Yui, jadi dia belum bisa mengeluarkan suara" kata Asuna sambil mengelus kepala Yui dan Myu.

Tindakan mereka itu, membuat orang yang berada dikediaman ini tersenyum, namun akhirnya suasana ditempat ini berubah setelah terdengar banyak langkah kaki melangkah memasuki tempat Asuna berada saat ini.

"Bagaimana keadaanmu Asuna?" tanya Suguha dan Sinon bersamaan.

"Aku baik – baik saja" jawab Asuna.

Memang saat ini, semua wanita Zen sudah berkumpul ditempat ini. Namun sebagian dari mereka saat ini menatap seorang wajah baru pada kediaman ini.

"Perkenalkan namaku Rinko" kata Rinko meperkenalkan dirinya terlebih dahulu.

"Yaegashi S-Shizuku" jawab Shizuku yang gugup saat ini.

.

.

Disisi lain, Zen saat ini sudah menteleportkan dirinya kembali pada kota Ankaji, setelah meninggalkan tandanya pada tempat ini. Kaori yang baru pertama kali mengalami teleportasi, akhirnya hanya menatap ruangan dimana dia berada sekarang yang merupakan sebuah kamar yang mewah.

Setelah melihat sejenak, akhirnya Kaori sadar dengan keadaannya saat ini, karena dia berada disebuah kamar bersama seorang pria saat ini. Tentu hal ini membuat wajahnya memerah, namun sebisa mungkin dia tidak menunjukannya kepada Zen.

"Kaori, bisakah kamu menggunakan jubah ini, dan temani aku mengikuti perjamuan makan malam ditempat ini?" kata Zen sambil memberikan Kaori sebuah jubah Elite kepadanya.

"B-Baiklah Zen" kata Kaori sambil mengambil jubah yang diberikan oleh Zen yang berwarna putih tersebut.

Namun setelah menerima jubah dari Zen, Kaori saat ini merasa kikuk karena dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.

"Ah... maafkan aku, aku akan menunggumu diluar dan silahkan mengganti pakaianmu" kata Zen, yang melihat Kaori hanya diam saja saat ini, karena mengira dirinya mengganggu kegiatan Kaori yang akan mengganti bajunya.

"Ah... ya. Dan bisakah kamu memberitahuku dimana kamar mandinya, karena aku belum membersihkan diriku sedari tadi" kata Kaori.

"Baiklah" kata Zen, lalu menunjukan dimana letak kamar mandi pada ruangan ini dan meninggalkan Kaori disana.

Kaori saat ini sedang berada dipancuran air yang membasahi tubuh polosnya saat ini. Kaori saat ini sedang memikirkan perasaannya saat ini, memang benar bahwa perasaannya terhadap Hajime perlahan tergantikan oleh Zen entah bagaimana.

Kaori selalu mendengar cerita sahabatnya Shizuku tentang Zen, dan memang Zen merupakan orang yang baik, saat dia berkenalan dengannya. Namun perasaan suka dari Kaori muncul, saat Zen dua kali menyelamatkannya dari labirin Orcus.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang" kata Kaori kemudian.

Kaori perlahan menggelengkan kepalanya untuk membuang semua pemikirannya saat ini dan menghentikan pancuran air yang membasahi dirinya. Kaori lalu mulai mengeringkan tubuh polosnya dan mulai mengenakan pakaian dalamnya.

Namun saat Kaori hendak memakai jubah putih yang diberikan oleh Zen, tiba – tiba saja dia terkejut dengan motif dari jubah tersebut, yang saat ini mejadi perbincangan saat ini.

"Bukankah ini jubah anggota Elite" gumam Kaori

Memang, para pahlawan juga mendengar tentang kelompok ini setelah mereka keluar dari labirin Orcus sebelumnya, dan juga kabar tentang kehebatan kelompok tersebut. Mereka mendengarnya saat berita tentang Zen yang mampu mengalahkan 60.000 monster juga mulai tersebar saat itu.

"Apa hubungan Zen dengan kelompok Elite?"