webnovel

YangTerpilih (YTP)

Bruk "Aaa" suara sesuatu terjatuh menabrak sesuatu. Ya benar saja karena terburu-buru takut ketinggalan kereta akhirnya Yumna menabrak pintu masuk stasiun. 'haaaah untung masih pagi gak ada orang, haahaa' batin Yumna. Sedang diseberang sana ada yang terkekeh melihat Yumna terjatuh menabrak pintu masuk, namun merasa kasihan. Penampilannya saat ini terlihat berantakan, tapi gadis ini selalu cuek dengan penampilannya. Dia juga gadis mandiri yang tidak peduli meski kemana-mana seorang diri. Bahkan ketika dia bosan, tak jarang untuk pegi ke mall, toko buku, atau kuliner seorang diri. Pagi itu, dia berencana untuk pulang ke rumah orangtuanya yang berada di Malang menggunakan kereta seperti biasa. Ya, sudah beberapa tahun ini Yumna merantau ke surabaya untuk bekerja dan belum sempat pulang beberapa bulan ini. *dalam gerbong kereta... '16D kan? bukankah ini tempat dudukku? kok ada orangnya si?' batin Yumna dengan kesal karena tempat itu sudah ia pilih melalui aplikasi. 'Sengaja pesan samping jendela malah dipake orang, huuuhhh'. Orang itu menghadap ke jendela dan mendengarkan musik, tak menyadari kedatangan Yumna karena sudah tertidur. Akhirnya Yumna mengalah dan duduk disebelahnya. Karena hari masih terlalu pagi, Yumna pun memasang headset dan memejamkan mata. Saat terbangun, dia merasa ada sepasang mata memperhatikannya. Yah benar saja, orang yang duduk disebelah melihatnya. tanpa sadar ternyata Yumna menyenderkan kepala dibahu orang itu. siapa orang itu ? dan bagaimana kisah Yumna selanjutnya? Yuk simak. Ada juga kisah perjuangan Yumna di Novel Surat Cinta Dari Allah.

Lail88 · Teenager
Zu wenig Bewertungen
58 Chs

Pelukan Fahri

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, lama banget si na angkatnya"

"Ngapain telpon marah-marah, ini udah malem Fahri. Kamu itu udah nikah udah nggak kaya dulu bebas VC aku, entar aku di kira pelakor"

"Aaah udah na udah, jangan malah gantian marah-marah napa? nih dia di samping aku. Istri aku yang suruh hubungi kamu, ada yang mau kami bicarakan"

🔹🔹🔹

"Assalamu'alaikum Yumna"

"Eh ras, waalaikumsalam"

Tak terasa sudah hampir 1 jam mereka berbincang melalui VC, mereka pun mengakhiri pembicaraan.

"Oh ya, nanti kalau udah di Malang ke ketemu ya ada yang mau aku bicarakan"

"Soal apa ras, ri?"

"Nanti saja" begitu yang terucap dari Laras

"Baiklah" ucap Yumna mengiyakan pasangan pengantin baru itu.

"Oke udah dulu ya, assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" Yumna menarik nafas kasar setelah pembicaraan dengan Fahri dan Laras. Yumna merasakan sangat lelah, entah sebenarnya lelah fisiknya atau psikisnya.

Masih dengan hari-hari seperti biasanya, Yumna ke kantor untuk melaksanakan tugasnya. Dua bulan berlalu dan hari ini adalah tugas terakhirnya, dia sudah memutuskan untuk pulang ke Malang mengurus pernikahannya.

Seperti biasanya Yumna memilih spot terbaik di gerbong kereta, kursi di sisi jendela menjadi tempat yang sangat nyaman. Yumna masih terngiang ucapan Laras dan Fahri saat itu, ingin sekali dia abaikan tapi semakin lama semakin mengganggu pikirannya. Lalu Yumna memutuskan resign dari kantornya lebih cepat agar bisa lebih mudah juga mengurus pernikahannya.

Tidak seperti biasanya, Yumna lebih memilih naik angkutan umum. Dia bahkan tidak meminta Arsya jemput, Yumna tahu Arsya semakin sibuk sekarang dengan status barunya sebagai dokter spesialis. Arsya memang sudah melanjutkan pendidikan dokternya dan sekarang mendapatkan gelar spesialis hematologi sehingga bergelar dr. Sp.PD-KHOM.

Yumna berjalan tanpa semangat namun mengetahui ayah bundanya memperhatikannya, Yumna tersenyum dan berhambur ke pelukan bunda setelah mengucapkan salam.

"Loh kenapa sama anak bunda ini? tumben pulang sendiri"

"Tidak papa bund, Tata kangen bunda sama ayah makanya Tata pulang"

"Mana Arsya"

"Mas Arsya masih sibuk bund, apalagi sekarang sudah jadi dokter spesialis"

"Ah iya bunda lupa, ayo masuk dan bersih-bersih baru kita makan"

Yumna masuk ke rumah setelah bersalaman dan memeluk ayahnya yang sedari tadi menatap iri kepada bunda.

Setelah beberapa hari Yumna berada di Malang, dia masih belum memberitahu Arsya. Rencananya setelah pertemuan dengan Laras dan Fahri hari ini, dia akan menemui kekasihnya itu.

** Di Cafe

Laras dan Fahri sudah menunggu saat Yumna datang. Mereka tampak bercengkerama saat Yumna datang sehingga tidak menyadari kehadirannya.

"Assalamu'alaikum" Yumna menyapa pasangan tersebut.

"Wa'alaikumsalam" jawab Laras dan Fahri serempak.

Setelah basa basi dan mengobrol banyak, mereka langsung pada intinya.

"Na, bagaimana rencanya pernikahannya? lancar"

"Alhamdulillah, doakan saja ya ri ras" pinta Yumna pada pasangan itu

"Oh ya bagaimana kalau kapan-kapan kita jalan berempat" ajak Laras kepada Yumna.

"Boleh, aku tanyain sama mas Arsya dulu. Dia sibuk banget semenjak pendidikannya selesai" jawab Yumna dengan sedikit bingung. Bagaimana tidak, sudah beberapa hari ini tidak berkomunikasi sedikitpun dengan kekasihnya. Mereka saling berpandangan, tidak tega memberitahu Yumna.

"Ah iya, aku lupa Arsya kan udah jadi dokter spesialis" kata Laras.

"Ada apa sebenarnya ri, ras?" Yumna merasa ada yang aneh dengan tingkah sahabat dan istrinya. Mereka saling berpandangan untuk meyakinkan.

"Ri !!" Yumna sudah mulai kesal dengan sahabatnya itu. Laras pun mengangguk tanda persetujuan.

"Begini na, beberapa waktu lalu saat aku dan Laras ke supermarket tidak sengaja melihat Arsya" Fahri menghentikan perkataannya, menunggu reaksi Yumna.

"Lalu?"

"Dia bersama dengan Putri"

"Mungkin mereka tidak sengaja bertemu ri" Yumna berusaha menguatkan hatinya.

"Iya kami melihat Arsya dengan Putri juga ada di sana, tidak yakin dengan apa yang kami lihat. Kami juga mengikutinya dan mendapati ini" Laras menunjukkan foto yang dia peroleh, Arsya tampak sangat bahagia di foto itu.

Air mata Yumna sudah mengalir begitu saja di pipinya. Ingin sekali Fahri mendekap dan menghapus air mata Yumna saat ini, tapi dia sadar bahwa sekarang statusnya sudah berbeda. Meskipun masih ada rasa cinta kepada Yumna, Fahri juga tidak ingin menyakiti hati istrinya. Laras paham dengan keadaan ini dan lebih memilih menunduk untuk menetralisir perasaannya.

"Maafkan kami, kami hanya tidak ingin kamu terluka" ucap Laras hati-hati.

Yumna tersenyum kecut, mendapati apa yang baru saja dia dengar. Dia tidak ingin percaya, bagaimanapun dia tidak melihatnya sendiri.

"Bukankan mereka berdua teman kamu ras?"

"Kamu juga temen aku na, kamu sahabat mas Fahri" Laras menjeda kalimatnya.

"Meskipun aku sedikit bingung, setahu aku Putri sudah meninggal karena penyakit leukimia tapi kenapa dia tiba-tiba ada di sini"

"Benarkah? lalu bagaimana dia ada di sini? bisakah orang yang telah pergi selamanya kembali lagi" masih dengan mata yang berkaca-kaca.

"Entahlah, aku masih mencari tahu kebenarannya sampai saat ini"

"Maafkan kami ya na, kami hanya ingin kamu tidak sakit hati nantinya" lanjut Fahri

Yumna menggeleng karena sebenarnya harusnya dia berterima kasih kepada sahabatnya. Tanpa Yumna sadari sudah menyenderkan kepalanya di bahu Fahri. Itu yang selalu dia lakukan saat sedang sedih. Fahri mengusap punggung Yumna dengan hati-hati.

Di sisi lain, Laras menatap mereka dengan perasaan sakit. Suaminya memeluk orang yang sangat dia cintai di depan matanya. Menyadari sikap istrinya, Fahri menggenggan tangan Laras yang berada di atas meja. Laras kaget Fahri menggenggam tangannya.

"Harusnya aku berterima kasih dengan kalian, aku akan mencari tahu sendiri selanjutnya" sambil masih terisak, Yumna menyadari posisinya saat ini dan melepaskan diri dari pelukan Fahri.

"Emm maafkan aku ras, itu kebiasaanku dari dulu" Yumna merasa tidak enak dengan Fahri dan Laras. Laras hanya tersenyum kecut melihat kedekatan mereka. Kenyataannya dia belum bisa menyentuh hati Fahri sampai saat ini.

Sedangkan di sana ada yang diam-diam memotret Yumna dan Fahri yang sedang berpelukan dan menutupi fakta bahwa ada Laras di sana. Dia tersenyum bahagia lalu mengirim foto itu kepada seseorang dan tersenyum bahagia.

Setelah pertemuannya dengan Laras dan Fahri, Yumna yang memang sudah berencana menemui Arsya melajukan mobilnya ke RS tempat Arsya bekerja.

Awalnya Yumna akan memberi kejutan kepada Arsya dan memberi tahu bahwa dia sudah resign untuk persiapan pernikahan mereka. Tapi Yumna justru mendapatkan fakta lain tentang Arsya dari Fahri dan Laras. Meskipun demikian dia tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan.

Arsya menerima pesan dan langsung melihat foto yang dia terima, dia sangat terkejut melihat Yumna berada di pelukan Fahri. Wajahnya sudah memerah menahan amarah, Yumna bahkan tidak mengabari jika pulang dan sekarang justru mendapat foto berpelukan dengan orang lain yang sudah berstatus suami sahabat Arsya.

Siapakah yang mengirim pesan kepada Arsya? apakah mereka akan berpisah atau tangguh mempertahankan hubungannya? Tunggu next chapter yaa Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Saya sudah memberi tag untuk buku ini, datang dan mendukung saya dengan pujian!

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

Lail88creators' thoughts