webnovel

Who Knows Destiny

Autor: UR_JANNAH
Teenager
Laufend · 6.2K Ansichten
  • 1 Kaps
    Inhalt
  • Bewertungen
  • N/A
    UNTERSTÜTZEN
Zusammenfassung

Kita tau tentang takdir. Entah seperti apa nantinya, yang jelas, untuk saat ini aku hanya mencintaimu. Perihal rasamu, aku serahkan kepadamu. Tidak ada hak untuk ku memaksa, bukan? Takdir tidak salah. Aku saja yang selalu ingin menentangnya.

Tags
5 tags
Chapter 1Goodbye Bandung

Tengah hari ini matahari muncul dengan sinar yang mampu membuat semua orang menghentikan aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan luar dan lebih memilih berdiam diri di dalam rumah.

Hari ini Sena akan meninggalkan kota Bandung, tempat di mana Tuhan memberikan rasa sakit hatinya melalui seseorang yang ia cintai. Rasanya susah sekali untuk mengubah perasaannya saat ini.

"Sayang ... udah belum? Kita berangkat sekarang," ajak Rini pada Sena yang masih berdiri di ambang pintu, matanya menyusuri seluruh isi rumah di setiap sudutnya. Seharusnya tidak perlu dirinya berlama-lama hanya untuk mengingat hal-hal pahit yang ia lalui di dalam rumah berdinding hijau muda itu. Pertengkaran telah mewarnainya, teriakan, umpatan, tangisan, dan pecahan kaca, semua bercampur menjadi nada sumbang yang terus-menerus harus Sena dengar. Kata cerailah yang mengakhiri semua perseteruan di bawah atap rumah itu.

Sena berharap dia bisa hidup bahagia meskipun tanpa papanya. Harapannya tak berhenti sampai situ, dia juga berharap setelah insiden itu hubungan kedua orang tuanya akan baik-baik saja, tanpa adanya permusuhan. Mereka berdua akan menepati kota Jakarta, di mana keduanya dilahirkan.

"Sayang ... Pak Irwan udah nunggu lama lho, kasihan," ucap Rini yang berdiri sedikit jauh di belakang putrinya.

Tidak ada jawaban.

Setelah menunggu cukup lama, Sena hanya bergeming, tidak berkutik sama sekali. Rini pun berbalik meninggalkan putrinya, berjalan menuju mobil yang sudah terpakir di depan pekarangan rumahnya. Fokusnya masih setia pada rumah yang berdiri kokoh di hadapannya itu, bangunan itu berhasil memberikan warna pada kehidupannya, hitam pekat; gelap.

"Sayang ... mau sampai kapan?" tegur Rini sedikit keras.

Sena yang sedari tadi bergeming, kini menetralkan dirinya. Menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya secara perlahan. "Baik. Ini adalah hariku. Allah membersamaiku. Aku siap. Harus yakin! Teruntuk diri, kau kuat. Sangat kuat. Percayalah," gumamnya yang ditujukan kepada dirinya sendiri. Sena mengembuskan napas kasar, tangannya meraih kenop pintu, ia menutupnya rapat, sangat rapat hingga berbagai kenangan tetap bersarang di dalamnya.

Langkah kakinya berjalan mundur perlahan, sedangakan matanya masih terarah pada rumah yang berdiri kokoh di hadapannya. Sena menghilangkan lamunannya, kembali menyadarkan dirinya. Berbalik memutar arah, menghampiri mamanya yang setia menunggu di dalam mobil.

"Maaf ya, Pak. Udah bikin nunggu lama," ucap Sena sembari menempatkan posisi duduknya di sisi Rini.

"Tidak apa-apa, Non," balas Pak Irwan seraya menoleh sekilas.

"Jalan, Pak!" perintah Rini.

"Baik, Nyonya." Pak Irwan mulai mengemudikan mobil hitam yang kini melaju meninggalkan pekarangan rumahnya.

"Udah ya, Sayang. Kita lupain semuanya. Kita mulai lembaran hidup yang baru, ya? Pokoknya mama mau kamu tetep semangat seperti biasanya. Ingat! Kita udah tiga bulan ini menjalani hidup tanpa papa, bukan? Mama tau dan yakin, Sena itu kuat! Anak mama itu hebat." Rini tersenyum, tangannya menyentuh puncak kepala Sena dengan sangat lembut ia mengusapnya. Sena mendongak, tersenyum, lalu disusul dengan anggukan kepalanya. Ia menyandar pada pundak yang selama ini menopang dirinya. Nampaknya Pak Irwan ikut terbawa suasana, terlihat dari matanya saat melihat sepasang ibu dan anak yang saling menguatkan dari balik kaca di depannya.

Microsoft Word, itulah yang pertama kali terlihat pada layar smartphone yang berada dalam genggamannya. Jemarinya mulai menari-nari secara bergantian di atas layar benda berbentuk pipih berselimutkan jelly case bergambar bunga dandellion.

Selamat tinggal rumah, aku akan memulai lembaran yang baru tanpa adanya gangguan lagi. Selamat tinggal Papa, aku harap Papa akan selalu bahagia walau tidak lagi bersama kami. Tenang, Pa, suatu saat Sena akan mengunjungi Papa. Apakah Papa tau? Sena berpikir dunia telah berhenti, kehidupan telah mati, dan Sena jatuh rapuh tanpa adanya keluarga yang lengkap. Dan ternyata, semua pikiran yang memenuhi kepala Sena itu tidak berarti apa-apa. Buktinya, sudah tiga bulan lebih selama Papa dan Mama tidak lagi bersama, Sena baik-baik saja.

Selamat tinggal Bandung, aku akan mendatangimu lagi, tapi entah kapan. Dan selamat tinggal kamu, pengisi hari demi hari dan juga hatiku, orang yang telah berhasil membuatku membangun kepercayaan padamu, meskipun pada akhirnya kamu robohkan. Aku harap kita dapat bertemu lagi, dengan perasaan yang semakin lama akan semakin lenyap.

Bandung, 11 Agustus 2015

"Lagi, ngetik apaan sih, Sayang? Sedari tadi Mama perhatiin kamu sibuk sendiri sama benda itu," tanya Rini yang sedari tadi menyadari gerak-gerik Sena. Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh mamanya, Sena sesegera mungkin menekan tombol yang langsung mengarah pada halaman pertama. Ditegakkannya tubuh serta kepala dari posisi semula, ia menarik tubuhnya mendekat ke jendela.

"Ah, Mama. Sibuk apanya? Sena cuma mau ngirim pesan ke Silvi. Mama tau, kan? Kemarin Sena nggak ada waktu buat ketemuan." Sena beralasan.

Rini mengangguk, mengerti.

Benar. Rini memang mengetahuinya, kemarin mereka benar-benar sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Rini yang mulai berkemas-kemas serta berbelanja sedikit kebutuhan untuk mereka makan di rumah barunya, dan Sena yang sedang mencari-cari buku yang kemungkinan akan ia butuhkan saat berada di sana.

Sena memandang ke luar jendela dalam diam, menyapu sederet pepohonan yang nyaris terlihat sama. Keinginan untuk memiliki sebuah laptop masih bergelayut dalam pikirannya. Menjadi seorang penulis dengan karya yang tersusun rapi pada rak-rak di pusat perbukuan, itulah impiannya.

DON'T LOSE YOUR DREAM, salah satu kalimat yang selalu membuat dirinya bersemangat, kalimat yang acap kali diucapkan oleh laki-laki pendukungnya saat semangatnya patah.

"Ma ... Sena boleh minta laptop?" tanya Sena pada mamanya penuh harap dengan menunjukkan sederet gigi putihnya yang tersusun amat rapi.

"Minta sama Allah, Sayang. Mama nggak punya apa-apa, semesta beserta isinya milik Allah, bukan?" balas Rini lembut.

Sena tersenyum, lalu berkata, "Astaghfirullahaladzim. Maaf, Ma, Sena khilaf."

Rini tersenyum. "Wajar, Sayang," balasnya. "Kalau terus-terusan namanya kurang ajar," lanjut Rini disusul tawanya. Sena ikut tertawa mendengar perkataan mamanya.

"Ma, Sena ngantuk."

"Yaudah, tidur sini," ucap Rini seraya menepuk bahu kirinya.

Sena menyandarkan kepala pada bahu mamanya. Rini amat sangat bersyukur, dikaruniai seorang putri yang begitu kuat.

Rasanya perjalanan kali ini amat sangat melelahkan, sampai-sampai Sena terlelap di alam mimpinya. "Apalagi yang akan Anda jelaskan! Itu semua sudah cukup jelas bagi saya!" ucap gadis itu yang tidak lain adalah dirinya sendiri, menjadi asing untuk saat ini memang sangat tepat baginya.

Das könnte Ihnen auch gefallen

Was My Sweet Badboy

WARNING !! [cerita ini hanyalah fiktif belaka, semua setting tempat adalah fiktif! kesamaan nama tokoh, tempat, sekolah maupun scene dalam novel ini adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan!] ------------------------------------------------- Bimo namanya, anak baru pindahan dari Bandung yang tiba-tiba memberiku surat, isinya dia minta izin untuk menyukaiku. hah?! 'kenapa suka aku?' kuputuskan untuk tanya hal ini. lalu dia jawab begini ; 'aku tidak punya alasan, tidak paham juga kenapa bisa suka, hanya mataku tidak bisa berhenti melihat kemanapun kamu pergi, aku tidak bisa menahan senyumku dan rasa senangku kalau sedang dekat denganmu, aku suka lihat kamu ketawa dan tidak senang lihat kamu nangis, aku benci orang-orang yang bikin kamu sedih sampai-sampai ingin ku tendang pantat mereka biar sampai ke pluto, aku mau pegang tanganmu dan bilang pada cowok-cowok yang suka padamu untuk tidak lagi mengganggumu.' ku baca tulisannya yang panjang itu. aku deg-degan, sumpah kalau dia bisa dengar jantungku, itu seperti ada drum band di dalamnya. Dia orang yang unik, dan punya pendekatan berbeda padaku, orang yang percaya diri dengan bagaimana kepribadiannya, tidak kasar, berusaha dengar perkataanku, tapi sebenarnya dia juga adalah orang yang keras pada idealisnya, suka naik gunung bahkan bikin jantungku sering ingin lompat karena khawatir setiap kali dia melakukan hobinya itu. Bimoku... Elangku yang selalu terbang bebas tanpa peduli apapun.. Elangku yang selalu terbang menerjang badai... ini, adalah kisahku saat itu, saat dia bersamaku.. -------------------------------------------- VOLUME 2 : Menggapai kembali Ketika masa lalu menyesak masuk saat kau telah mulai lari darinya. Seseorang yang tetap berdiri di persimpangan hidup mereka. Yang tetap tegak di persimpangan waktumu dengannya. Kini persimpangan itu mempertemukan mereka kembali. Dengan segala keajaiban-keajaiban yang kau kira telah tiada. Dia berusaha menggapaimu sekali lagi. Berlari dari masa lalu, mengejarmu yang telah lama tertatih untuk bisa berdiri di titik ini. Mencoba meraihmu dengan senyumnya lagi. "Kamu masih punya hutang jawaban sama aku." "Apa?" "Yang mau kamu jawab 10 tahun lagi sejak waktu itu." "Hahah, kamu pikir itu masih akan berlaku?" "Tentu! Ray, marry me please ..." POV 3 ---------------------------------- Volume 3 : Langit dan Rindu Kisah si kembar buah hati Bimo dan Raya, akankan kisah mereka semanis kisah remaja kedua orang tuanya? Bagaimana jika Langit Khatulistiwa punya kecenderungan sister complex dan juga tsundere akut terhadap adik kembarnya? Intip yuk ... ---------------------------------------------- [karya ini bergenre romance-komedi, harap bijak dalam membaca, jika sekiranya tidak sesuai selera, silahkan close, gak usah masukin koleksi] [mengandung kata kasar, dan diksi tidak serius dalam penceritaan!] Credit cover : Pinterst cover bukan milik pribadi

MORAN94 · Teenager
4.9
425 Chs

PROMISE (a way to find a love)

"Aku tidak akan meninggalkan mu." Aku janji pada adikku, tapi aku tidak menepatinya. Ketika seorang William Alexander, pria sempurna yang memiliki sebuah rahasia besar dimasa lalu, seorang anak adopsi yang meninggalkan adiknya untuk menggantikan posisi seorang pewaris kerajaan bisnis yang memiliki kebutuhan khusus. William harus menepati janjinya untuk setia dan menuruti apapun permintaan dari ayah angkatnya Jackson Alexander, pengusaha kaya yang ambisius dan berhati dingin agar Jackson mempertemukannya dengan adiknya kembali. Suatu ketika Jackson memintanya kembali ke negara asalnya, untuk menjadi seorang gubernur agar memudahkannya melakukan pembangunan real estate, untuk itu ia harus menikahi seorang wanita, Rose gadis berumur dua puluh tiga tahun, seorang superstar yang di cintai seluruh masyarakat yang ternyata adalah kekasih dari adik kandungnya sendiri yaitu Rayhan Adamson yang telah tumbuh menjadi seorang produser musik yang terkenal tanpa William ketahui, ia hanya ingin segera bertemu dengan adiknya seperti apa yang dijanjikan oleh Jackson jika ia berhasil menjadi seorang gubernur dan mendapatkan ijin pembangunan maka Jackson akan mempertemukannya dengan Rayhan adiknya. Akankah William akan dapat kembali bertemu dengan Rayhan, menebus dosanya yang telah meninggalkan Rayhan saat ia masih berusia tujuh tahun dan mendapatkan cintanya yang perlahan tumbuh tanpa disadarinya kepada Rose? *** hi, terimakasih karena sudah membaca novel buatan ku Aku akan sangat menghargai setiap review serta komen yang kalian berikan. Kalian bisa menghubungi ku di : lmarlina8889@gmail.com

mrlyn · Teenager
4.9
450 Chs

Jodoh! Masa Gitu?

Heningtyas Permata Hati (17) seorang gadis desa yang polos tapi bar bar, dalam hidupnya hanya ada satu tujuan, menikah dengan anak juragan tanah yang gantengnya mirip aktor Bolywood kesayangannya. Di sela menjalani hari dengan tujuan hidup yang tak tergoyahkan, nasib buruk menghampirinya, seorang pemuda tampan dari kota (Anggara Yuda Pradipta, 18) datang dan tinggal di rumahnya dengan alasan yang tidak jelas. Orangtuanya pun tak bisa memberi jawaban yang memuaskan. Pemuda itu memiliki kepribadian ganda menurut Hening, kadang dingin kaya kulkas khusus es batu, kadang panas kaya api neraka. Dan jangan tanyakan tingkat ketajaman lidahnya, kalo udah ngomong nyakitin sampe ubun-ubun bayi baru lahir. Nasib buruk Hening tak sampai di situ, setiap hari pemuda itu menjadi sumber masalahnya, dimana dia tak bisa lagi khusyuk berdo'a untuk meminta pada Tuhan agar anak juragan tanah itu menjadi jodohnya. Sial! "EHHH ... MONYET! ANGKAT KAKI DARI RUMAHKU!!!" Dengan angkuh Dipta berkata, "ngusir gue? Nggak sadar diri! Gubuk reot lo ini berdiri di atas tanah kakek gue! Kalo ada yang harus angkat kaki, itu lo!" Mulut Hening menganga sampe hampir jatuh ke lantai, baru tekatup saat mendengar pintu kamar di banting dengan kuat. "Ya Tuhan! Apa salah dan dosaku!!" Jerit Hening yang di sambut tendangan maut dari dalam pintu kamar. Jantungnya hampir copot di buat cowok gila itu. Keselnya bukan main si Hening. Bagaimana nasib Hening selanjutnya? Bisakah dia mempertahankan tujuan hidupnya? Sementara Anggara Yuda Pradipta terus mengusik jiwa dan raganya. Dan apakah penyebab Anggara Yuda Pradipta berakhir di rumahnya? Ikuti kisah mereka dalam novel 'Jodoh! Masa Gitu?' Yakin bakal di buat ngakak dan baper parah. Dan yang paling penting, kalian bakal menemukan banyak rahasia dalam kisah mereka. Baca juga novelku yang lain ya. 1. Annaya dan Takdirnya. (700 views dan 900 colection) 2. Pernikahan Sementara. (2M views dan 8,6k colection)

Ardhaharyani_9027 · Teenager
Zu wenig Bewertungen
347 Chs
Inhaltsverzeichnis
Volumen 1

Bewertungen

  • Gesamtbewertung
  • Qualität des Schreibens
  • Aktualisierungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund
Rezensionen
Beeindruckend! Sie wären der erste Rezensent, wenn Sie Ihre Rezensionen jetzt hinterlassen!

UNTERSTÜTZEN