webnovel

WHO IS MY MAN

Autor: Emma_Deef
Fantasie
Laufend · 12.6K Ansichten
  • 17 Kaps
    Inhalt
  • Bewertungen
  • NO.200+
    UNTERSTÜTZEN
Zusammenfassung

Linda Hilton seorang wanita yang menderita amnesia akibat perampokan dan pemerkosaan yang dialaminya. Dia tidak mengingat sama sekali siapa dirinya dan tiga lelaki yang berkaitan dengannya. Andre Smith, sang Psikiater yang berselingkuh dengannya. Peter Hall si Adik Ipar yang bersikeras bahwa mereka adalah sepasang kekasih dan Aaron Hall si suami yang mendekam di penjara. Gelang aneh yang dimilikinya, membuatnya bisa kembali ke masa lalu dan semakin membuatnya kebingungan. Siapa sebenarnya lelaki yang dia cintai dari ketiga lelaki yang terobsesi padanya? [Mohon bijaksana dalam membaca. Beberapa konten dewasa dibuat untuk memperkuat karakter tokoh]

Chapter 11 - Sang Psikiater

Linda membuka mata dan mendapati seraut wajah tampan berkacamata menatapnya sembari tersenyum. Senyum penuh cinta yang selama ini didapatnya setelah melewati ruang ingatan yang gelap pekat. Rasa lelah perlahan memudar saat senyum lelaki di hadapannya semakin mengembang lebar.

"Bagaimana?" tanya lelaki berambut ikal dan berkaca mata, yang duduk si sebuah bangku–tepat di sebelah sofa tempat Linda membaringkan badan. Lelaki itu menghulurkan tangan dan meraih bahu Linda, membantunya untuk duduk. Namun, tangan itu tertahan di belakang punggung Linda, karena Linda menggenggam lengannya. Dia masih ingin membaringkan badan. Perjalanan dalam kegelapan memori yang baru saja dilakukannya terasa begitu melelahkan.

Lelaki di hadapannya mengerut kening, lalu membungkuk dan mendekatkan wajahnya. Hingga Linda bisa merasakan napas hangat menyentuh mukanya.

"Andre …" bisik Linda parau.

"Kenapa? Kau mulai mengingat sesuatu?" tanya lelaki yang dipanggil Andre. Dia mengalihkan tangannya untuk merapikan anak rambut Linda ke belakang telinga. Sikap lembut Andre membuat Linda merasa bersalah.

"Sampai kapan aku seperti ini, Andre. Semua ini … semakin melelahkan bagiku. Aku sudah menghabiskan waktumu."

Linda menatap Andre. Keduanya saling menautkan tatapan. Dan perlahan Andre menempelkan bibirnya ke bibir LInda. Bibir wanita itu terasa begitu dingin–entah karena pendingin ruangan atau karena wanita ini sudah mulai putus asa dengan sesi terapi yang dijalaninya.

Dengan lembut Andre mengulum bibir Linda, dan perlahan Linda pun membalasnya. Linda tahu, Andre hanya ingin menghiburnya. Dan dia selalu berhasil melakukannya dengan baik. Lembut, namun terasa menghangatkan sekujur badannya. Linda membiarkan Andre menyusuri lehernya, meninggalkan tanda di sana, lalu turun ke belahan bajunya.

Sesi terapi kali ini, sepertinya akan berakhir sama dengan terapi-terapi sebelumnya. Panas dan liar, meski ruangan terapi menggunakan pendingin ruangan. Tapi suasana di sofa semakin menghangat.

Sebuah ketukan di pintu menghentikan ciuman panas Andre, sebelum dia sempat membuka kancing baju Linda.

"Andre …" desis Linda, berusaha mengingatkan Andre yang tampaknya sudah hilang akal. Mereka memang tak pernah menuntaskan cumbuan hingga ke ranjang. Meski gelegak jiwa keduanya menginginkan hal itu, namun Linda merasa belum siap. Tidak dengan ingatan kosong dalam kepalanya–juga hati dan jiwanya.

Andre mengangkat kepala, menatap sepasang mata sayu Linda. Bibir merekah Linda tampak basah, membuat hasrat lelakinya bangkit hingga ke ubun-ubun. Namun ketukan di pintu semakin keras terdengar.

"Sepertinya kita perlu liburan ke luar kota, Linda." Andre bangkit dari duduknya, merapikan jas dan rambutnya dan meninggalkan sebuah kecupan di bibir Linda. Lalu berjalan menuju pintu dengan langkah normal–tidak tergesa apalagi melambat. Andre selalu bisa dengan cepat mengubah suasana hatinya.

"Tidak, Andre. Aku belum siap," gumam Linda.

Linda perlahan duduk, sembari merapikan rambut dan kemeja. Menutupi leher jenjangnya dengan menyugar rambut hingga menutupi dadanya. Dia yakin, Andre meninggalkan beberapa tanda di sana, dan dia harus menutupinya atau orang di luar ruangan ini akan berpikiran buruk tentangnya.

Andre menoleh ke arah Linda yang sudah duduk rapi di sofa–sebelum membuka kunci ruang kerjanya. "Kau harus siap, Linda Hall. Atau kita akan terjebak dengan terapi demi terapi, entah sampai kapan. Kau tidak mengingat apapun. Bahkan aku yang meyakinkanmu bahwa kau adalah Linda Hall."

Linda menelan ludah. Andre benar. Psikiater yang direkomendasikan oleh Detektif yang selama ini menangani kasusnya itu, telah membuat Detektif percaya bahwa Andre bisa mengembalikan ingatannya.

Andre membuka pintu. Erin–asistennya melongok ke dalam pintu yang terbuka, seolah memastikan apa yang terjadi di sana.

"Nyonya Smith berkali-kali menelpon saya. Karena ponsel anda mati," bisik Erin.

Andre mengembangkan senyum smirk andalannya. "Kau tahu kalau ponselku selalu mati bila sedang sesi terapi. Dan kau tahu sendiri, siapa Linda Hall."

Erin mengangguk ketika Andre melebarkan daun pintu hingga dia bisa melihat LInda yang menunduk di sofa. Kasihan wanita itu. Sepertinya sesi terapi kali ini pun tidak membuahkan hasil. Sudah tiga bulan, dengan sesi terapi yang selalu lebih panjang dari pasien lainnya. Dengan hasil nol besar. Dan Andre tak pernah berputus asa dengan terapi yang tak membuahkan hasil–membuat Erin semakin menghormati Andre yang di matanya tampak sangat profesional.

"Maafkan saya. Tapi Nyonya Smith bersikeras menelpon, karena …"

"Aku tahu. Katakan padanya aku akan menelponnya setelah pasien terakhir kita pulang. Ada berapa lagi?" tanya Andre.

Erin menggeleng. "Tidak ada, Nyonya Hall yang terakhir."

"Kalau begitu, kau antarkan Nyonya Hall turun. Sebelumnya kontak Detektif Scope seperti biasa. Kalau dalam lima menit tidak ada polisi yang menjemput, kau atau aku yang mengantarnya pulang?"

Erin menatap atasannya sejenak. Lalu melirik jam tangannya. "Sebenarnya, saya sudah ada janji dengan suami saya, untuk menonton pertunjukan Nadia di sekolah. Setengah jam lagi. Itulah kenapa tadi Nyonya Smith menelpon saya berkali-kali–karena saya akan dijemput setengah jam lagi. Tapi coba saya telpon Detektif Scope lebih dulu."

Andre mengibas tangan. "Tidak usah. Kau pulanglah dulu, kasihan suami dan anakmu. Aku yang akan menelpon Detektif Scope. Tapi kurasa, tak akan ada yang datang menjemputnya dalam cuaca seperti ini."

Andre menoleh ke jendela. Erin mengikuti arah pandangannya. Hujan belum berhenti sejak dua jam yang lalu, bahkan semakin deras. Dan tanpa bicara, dua orang itu sudah bersepakat bahwa mereka harus segera menuntaskan urusan masing-masing, bila tidak ingin bermalam di kantor hanya karena menunggu hujan reda.

"Aku sendiri yang akan mengantar Nyonya Hall pulang." Senyum smirk Andre kembali mengembang. Malam ini sepertinya dia bisa menuntaskan hasratnya pada Linda. Nyonya Smith bisa menunggu. Wanita itu tidak akan tahu apa yang dilakukannya bersama pasien-pasiennya. Dia hanya bisa menggerutu bila Andre pulang terlalu malam.

*

Andre menutup pintu mobil dan menyalakan mesin mobil. Namun Linda mematikannya. Andre tersenyum, lalu memutar badan, menatap Linda dalam keremangan lampu basement. Wajah Linda tampak kebingungan. Wajah yang biasa didapatinya setiap selesai terapi.

"Kau belum ingin pulang? Aku bisa menemanimu sampai pagi," tawar Andre.

Linda menatap Andre tak berkedip. "Katakan, aku harus bagaimana, Andre? Aku sama sekali tidak mengingat kejadian apapun malam itu. Dan, Detektif Scope terus mendesakku, mengatakan berkali-kali kalau malam itu adalah malam paling mengerikan bagi seorang wanita. Jadi, mustahil aku tidak mengingat satu pun potongan kejadian. Nyatanya, aku sama sekali tidak ingat! Katakan padaku, apa benar aku diperkosa?"

Andre menatap Linda lekat-lekat. "Kurasa aku tidak boleh mengatakannya padamu. Tapi, itulah yang terjadi padamu. Enam lelaki, dan kau sama sekali tidak mengingatnya. Lima sudah mati, dan tinggal satu yang belum ditemukan. Sesi terapi ini, untuk membuatmu mengingat semuanya, agar kau mendapatkan keadilan."

Linda menggeleng. "Tapi aku tidak merasakan apapun. Tubuhku juga sehat dan …"

"Kau koma Linda, aku bersyukur kau tidak mengingat apapun. Bila kau mengingatnya, maka sesi terapi akan aku ubah dengan cara lain."

Linda menghela napas. "Dan kau, apa kau tidak merasa jijik melihatku?"

Andre tersenyum, lalu meraih tangan Linda dan menggenggamnya. "Aku sudah berkali-kali mengatakan padamu. Aku mencintaimu, apa adanya dirimu. Dan kukatakan berkali-kali, jjangan terlalu memaksakan diri, Linda. Kamu baru menjalani terapi selama tiga bulan. Pada beberapa kasus yang aku tangani, ada yang sampai dua tahun belum bisa mengingat apapun. Dan selama itu, polisi malah sudah berhasil memecahkan kasusnya, sedangkan pasienku belum ingat apa-apa. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Yang penting, kita jalani bersama. Aku akan selalu berada di sisimu."

Linda mendekatkan wajahnya dan mendaratkan ciuman di pipi Andre. "Tanpa kamu, aku tidak tahu harus bagaimana, Andre."

"Hei, aku mendapatkan ciuman lebih dulu?" goda Andre, menatap Linda dengan tatapan gairah yang perlahan bangkit kembali. "Apa ini artinya … kau mulai mencintaiku?"

Linda merasa pipinya memerah. Dia membuang muka, namun Andre meraih bahunya dan melumat bibirnya lembut.

"Aku mencintaimu, Linda," bisik Andre membuat jiwa Linda bergetar. Lelaki itu menyusupkan jemarinya ke balik kemeja Linda dan meraba punggung dan pinggang Linda lembut. Membuat Linda tak bisa menahan gemetar sekujur tubuhnya.

"Andre … aku … belum …"

Andre tak memberi kesempatan Linda bersuara. Membungkam bibir wanita itu dengan ciuman lembut dan intensnya. Andre tahu, Linda tak akan menolak, karena wanita dalam dekapannya itu mulai membalas pagutannya. Setiap dia mendahului mencium Linda, wanita itu selalu ragu untuk membalas. Dia selalu merasa belum siap–hanya karena amnesia yang dideritanya. Dan Andre tak ingin mendengar kata tidak siap itu hingga dua kali terucap malam ini. Dia sudah tak sabar untuk menuntaskan hasratnya pada Linda.

Sebuah ketukan di jendela mobil mengejutkan keduanya. Linda bergegas merapikan rambut dan kemejanya. Demikian juga Andre, sembari memaki kecil–membuat Linda tertawa. "Kau benar, Andre. Sepertinya kita perlu liburan."

Kenapa mereka tak pernah bisa menuntaskan hasrat, kerap membuat Andre dongkol. Tapi seperti biasa, dia dengan mudah mengubah mood-nya ala profesional. Seolah beberapa detik sebelumnya, dia baru saja berakting. Linda bahkan pernah mengira Andre adalah aktor drama yang piawai, dan hal itu membuat Linda tak pernah merasa pasti dengan perasaannya pada Andre.

"Siapa sih?" geram Andre, lalu membuka kaca jendela.

Seorang lelaki menundukkan badan dan menatap Andre dan Linda yang tampak terkejut melihatnya. Lelaki yang sama sekali tidak diharapkan oleh Linda, akan memergokinya bermesraan dengan Andre Smith. Dan sepertinya sudah terlambat. Lelaki berwajah keras itu pasti sudah melihatnya.

"Tuan Andre Smith, saya menjemput Linda Hall," ucap lelaki itu dengan nada dingin sedingin tatapannya ke arah Linda.

Das könnte Ihnen auch gefallen

Raja Vampir Bertopeng Pengantin Wanita Kecelakaan

``` (Konten dewasa R-18+ Berisi adegan kekerasan, tanpa drama wanita kedua atau pemerkosaan.) Cinta saya tidak mengenal akhir, tidak ada benar atau salah. Karena saat saya mencinta, saya ingin kamu menjadi milik saya seutuhnya seperti saya milik kamu - Angelina Bhardawaj ~~~~~~ "Saya sudah bilang saya ingin merusakmu," dia menopang dagunya sambil menekannya ke dinding. "Dan kamu sudah cukup melakukannya. Sekarang saya pergi," dia membalas dengan tajam. "Kamu tidak mengerti kata-kataku, Putri," dia menyeringai dengan dingin. "Saat saya bilang saya ingin merusakmu, saya ingin mengikatmu di ranjangku dan mengisimu sampai wangi kamu menyatu dengan diriku dan setiap orang sialan di dunia ini tahu siapa kamu... Bahwa kamu benar-benar milikku!" Dia mendorongnya ke dinding, menciumnya dengan penuh gairah. ~~~~~~ Elliana Heart, putri tidak sah dari Raja Kota Heart Moon dengan keturunan pemburu hanya menginginkan satu hal dalam hidupnya; untuk mengetahui dan bertemu dengan ibu kandungnya. Tidak berdosa dan cantik, Elliana sering menjadi korban rencana ibu tirinya dan saudara tirinya. Sebastian Marino, Pangeran Vampir bertopeng yang terkenal, tidak mendapatkan apa-apa selain kebencian dari semua orang di sekelilingnya. Setiap orang takut kepadanya karena dia memiliki kekuatan yang tidak bisa diremehkan. Setelah menghuni penjara selama satu tahun menggantikan saudara tirinya, Elliana terkejut saat dibebaskan. Namun, kebahagiaannya berubah singkat saat dia mengetahui bahwa dia harus menikah dengan Pangeran vampir tersebut menggantikan saudara tirinya. Elliana tidak tahu apa-apa tentang vampir, dan Sebastian membenci segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia-manusia jahat itu. Apa yang akan dia lakukan saat dia menikah dengan monster yang dinamakan dari dunia gelap yang mengambil dan berburu tanpa belas kasihan? "Kamu tidak penasaran bagaimana wajah saya?" Dia memegang dagunya dengan sakit. "Tunjukkan wajahmu kepadaku saat kamu percaya padaku," dia tersenyum lembut. 'Hal itu tidak akan pernah terjadi,' pikir Sebastian. Baginya, dia tidak lebih dari sebuah alat untuk membalas dendam pada manusia. Baginya, dia lebih dari apa pun yang pernah dilihatnya, bahkan lebih dari kebenaran eksistensinya sendiri. Ada kekuatan yang bahkan lebih besar dan lebih kuat dari segalanya dan kekuatan itu disebut takdir. Akan kah mereka mampu melawan takdir mereka untuk tetap bersama atau menyerah padanya dan kehilangan segalanya? Kisah penyihir paling mematikan yang menyamar sebagai manusia dan pangeran prodigy paling berbahaya yang bertahan hidup pada darah vampir. Penyangkalan- Buku ini dibangun di sekeliling dunia sihir dan fantasi murni. Romansa ini akan membuatmu merasakan kupu-kupu di perutmu sementara beberapa adegan mungkin membuatmu mempertanyakan kewarasan tentang cinta. 50 bab pertama akan membangun dunia di sekitar buku. Saya berjanji, jika kamu tinggal, kamu akan menyukai bukunya, sampai ini bukan genre yang kamu sukai. ~~~~~~ Ikuti saya di media sosial saya. Facebook - Penulis Angelina Bhardawaj Instagram - @angelinabhardawaj ```

AngelinaBhardawaj · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
520 Chs

Istriku Adalah Pengusir Hantu

Song Yan menjalani hidup yang menyedihkan. Ia lahir dengan keberuntungan besar tetapi 'keberuntungan' nya 'direnggut' oleh saudara tirinya. Adalah takdirnya untuk menikah dengan Fu Yusheng, CEO dan pemilik Fu corporations. Namun, saudara tirinya yang cemburu, mengganggu takdirnya dan merebut 'keberuntungan' baiknya, sejak itu Song Yan menghadapi masalah tak terhitung, dia mengalami kecelakaan, kehilangan naskahnya dan akhirnya meninggal setelah mengalami kecelakaan di jalan. Namun, ia tidak mau menyerah, tidak mau karena ia mencintai Fu Yusheng dan anaknya yang ditinggalkannya di keluarga Fu. Jiwanya yang seharusnya berpencar dan dibawa ke Neraka di hadapan Raja Yama, berubah menjadi hantu yang kejam. Hanya setelah menjadi hantu, ia menyadari jenis penipuan sempurna yang telah direncanakan saudara tirinya untuknya. Beruntung sebelum jiwanya semakin gelap dan menjadi roh jahat, ia bertemu dengan seorang master Surgawi yang menjanjikan kesempatan baru selama ia bersamanya dan belajar tentang supranatural. Maka, Song Yan menjadi murid master Surgawi dan terus melayani master Surgawi dan keluarganya sebagai Hantu. Setelah lima ratus tahun mengabdi, ia dibebaskan oleh masternya dan mendapatkan kesempatan untuk bereinkarnasi. Ia bereinkarnasi pada hari ia mengalami kecelakaan mobil. Dalam kehidupan ini, ia dianugerahi kekuatan supranatural untuk melihat kebenaran surgawi. Ia bersumpah untuk membalas dendam atas dirinya dan anaknya yang mengalami kematian yang tidak menguntungkan karena saudara tirinya. Namun, mengapa suaminya yang apatis yang tidak pernah peduli terhadapnya, datang mengejarnya?

fairytail72 · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
365 Chs

Bewertungen

  • Gesamtbewertung
  • Qualität des Schreibens
  • Aktualisierungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund
Rezensionen
Beliebt
Neuest

UNTERSTÜTZEN