webnovel

Bab 2 : Perpisahan

Satu hal yang selalu dipercaya dipercaya oleh Noer, dimana seseorang bertemu dengan orang lain maka di sana lah akan ada perpisahan, dimana ada pelatihan disana akan ada pengabdian. Sudah 20 tahun lamanya Noer tinggal dan mendapatkan pelatihan di padepokan. Dan selama itu pula banyak hal yang ia dapatkan di sana seperti tentang bagaimana rasanya memiliki teman, guru dan terutama keluarga. Walau ia bukanlah anak kandungnya Abah, tapi Abah sudah menganggap dia sebagai anaknya dan begitu pula dengan Indra yang sudah dia anggap sebagai saudara.

Selama itu pula tidak sedikit orang yang membencinya karna banyak yang menganggap Abah terlalu mengistimewakan Noer, padahal Noer hanyalah anak angkat dan dia sama sekali tidak memiliki sihir. Sering kali ia mendengar omongan yang tidak mengenakkan terutama dari teman seangkatannya. Mereka mengatakan bahwa Noer hanyalah anak yang beruntung karna memiliki fisik yang paling besar daripada yang lainnya.

Noer tau hal itu dan ia hanya menganggap semua itu hanyalah angin lewat yang tak perlu ia tanggapi karna dia merasa emang itu kenyataannya. Pernah suatu ketika Indra mendengar omongan yang tidak mengenakan dari orang lain tentang Noer, saat itu pula Indra merasa marah dan memarahi orang tersebut tidak peduli orang itu dari golongan kelas bawah ataupun golongan atas. Baginya Noer adalah saudaranya dan tidak boleh ada orang yang menjelekkan dirinya di depannya.

Bagi sebagian orang menganggap Noer akan menjadi beban bagi Indra, Noer hanya akan menyulitkan Indra. Apalagi di luar sana banyak sekali makhluk dari golongan jin, siluman dan iblis yang memiliki kekuatan sihir yang amat kuat. Sedangkan mereka hanya berdua dan satunya sama sekali tidak memiliki sihir. Akan tetapi semua itu sudah dalam perhitungannya Abah.

Pagi ini di lapangan semua murid dan guru padepokan mengadakan upacara perpisahan untuk melepaskan kepergian Noer dan Indra. Semua orang berkumpul untuk mendengarkan ucapan selamat dan salam perpisahan kepada mereka.

"Hari ini adalah momen dimana kita akan melepas dua orang murid kebanggaan padepokan Watu Lawang yaitu Indra yang merupakan anak kandung Abah beserta Noer yang telah kami anggap bagian dari keluarga. Abah ucapkan selamat kepada kalian berdua atas selesainya semua pendidikan kalian selama di padepokan ini. Maka dari itu Abah sebagai orang tua sekaligus pimpinan daripada padepokan ini akan memberikan sedikit bekal untuk kalian berdua."

"Indra, Noer majulah ke depan! " Lanjut Abah memberikan perintah

Mereka berdua maju ke depan, kemudian dari arah sebelah kanan terdapat dua buah barisan masuk ke dalam lapangan sambil membawa dua buah kotak mendekati mereka.

Saat barisan itu sudah berhenti di dekat mereka, Abah kemudian turun dari podium untuk menyerahkan sesuatu yang ada di dalam kotak-kotak tersebut.

Abah langsung membuka kotak pertama dan terlihat sebuah cincin yang indah dengan hiasan sebuah batu berwana merah seperti batu delima. Kemudian Abah menyerahkan cincin tersebut kepada Indra dan Indra pun menerimanya dengan senang hati. Kemudian Abah membuka kotak kedua dan setelah terbuka di dalamnya terdapat sebuah gelang berwarna abu-abu dengan sebuah batu berwarna putih yang menghiasi gelang tersebut, Abah menyerahkannya kepada Noer dan Noer pun menerimanya.

Setelah itu Abah berkata kepada mereka berdua

"Ini adalah dua buah artefak yang Abah berikan kepada kalian, semoga kalian bisa menggunakannya dengan baik"

Mendengar kalimat tersebut semua orang terkejut tidak terkecuali Indra dan Noer, mereka semua tau bahwa artefak adalah barang sihir yang sangat langka. Begitu langkanya sampai-sampai semua orang rela memasukin daerah berbahaya dan mempertaruhkan nyawa mereka demi sebuah artefak.

"Abah bukankah ini adalah barang sangat berharga? Kenapa Abah memberikan ini kepada kami berdua?" Tanya Noer

"Betul Abah, kami rasa kami belum pantas untuk mendapatkan hadiah yang sangat berharga ini. Kami takut kami tidak mampu menggunakannya dengan bijak" Sambung Indra

Mendengar hal tersebut Abah tersenyum dan menjawab keraguan mereka.

"Indra, Noer. Abah yakin suatu hari nanti kalian akan menjadi orang yang sangat hebat dan mampu melampaui Abah. Dan Abah pun yakin kalian akan menggunakan kekuatan itu tersebut dengan bijak dan menggunakannya di jalan kebajikan. Tidak ada keraguan sedikitpun di hati Abah untuk memberikan ini semua kepada kalian. Jadi, apakah kalian mau dan mampu untuk memenuhi ekspetasi Abah kepada kalian berdua?"

Mendapatkan kata-kata seperti itu membuat hati mereka berdua tertegun, karna mereka tau ini adalah tanggungjawab yang sangat besar dan mereka tau jika Abah jika sudah berharap kepada seseorang secara khusus maka orang itu pasti akan menjadi apa yang diharapkan oleh Abah. Tidak ada alasan untuk menolak hadiah tersebut dan dengan hati yang teguh mereka yakin mampu memenuhi ekspetasi dari beliau.

"Baiklah Abah, kami menerima hadiah ini dengan senang hati"

"Dan kami berjanji akan memenuhi ekspetasi Abah terhadap kami"

"Kami akan mengamalkan semua ilmu yang kami terima di padepokan ini dan menjaga nama baik padepokan ini"

"Ini adalah janji dsn sumpah kami berdua, kami mohon terimalah sumpah kami"

"Hemm baiklah Abah akan pegang kata-kata dan sumpah kalian. Abah senang memiliki anak sekaligus murid seperti kalian. Semoga kalian diberikan keselamatan dalam petualangan kalian dan mampu memberikan contoh dan semangat kepada yang lainnya."

"Baik Abah" Jawab mereka berdua bersamaan lalu mereka mencium tangan kanan Abah secara bergantian sebagai tanda penghormatan

Semua orang bertepuk tangan untuk mereka berdua dan banyak sorakan semangat untuk mereka berdua.

Setelah upacara itu selesai hanya sedikit orang yang mengantarkan kepergian mereka. Hanya Abah, dua orang guru perwakilan dan dua orang penjaga. Mereka pergi menuju bukit belakang padepokan dimana terdapat sebuah batu besar yang bentuknya seperti sebuah pintu raksasa.

"Kalian tahu kampung kita disebut dengan Watu Lawang" Tanya Abah

"Tahu Abah" Jawab mereka bersamaan

"Ini adalah batu yang menjadi alasan mengapa kampung kita disebut dengan Watu Lawang" tambah Noer

"Benar, akan tetapi batu ini bukanlah sebuah ikon atau cuma sebuah pajangan saja. Batu ini adalah sebuah gerbang portal yang akan mengirim kalian ke perbatasan dunia manusia dan jin. Dahulu saat zaman peperangan antara manusia, jin, siluman dan iblis berlangsung. Sekel manusia saat itu sedang terpojok di wilayah perbatasan. Kemudian mereka menemukan sebuah gua besar dan mereka masuk ke dalamnya. Mereka sangat ketakutan dikejar oleh bangsa iblis yang sangat banyak dan kuat. Kemudian mereka berdoa kepada Tuhan supaya mereka diselamatkan dari kejaran bangsa iblis. Tuhan pun menjawab doa mereka dan secara ajaib pintu gua mereka masuk tertutup seperti pintu yang ditutup secara rapat. Tidak sampai di situ, bangsa iblis mengetahui hal tersebut dan mencoba membuka pintu gua secara paksa. Mereka kembali berdoa supaya mereka diselamatkan kembali, saat itu pula keajaiban terulang kembali mereka kemudian melihat sebuah cahaya yang sangat menyilaukan mata seketika membuat mereka jatuh tak sadarkan diri. Setelah sekian lama mereka membuka mata kembali dan melihat kondisi di sekitar mereka sangat hening, tidak ada suara-suara dari bangsa iblis. Mereka memutuskan pergi keluar gua untuk mengecek keadaan sekitar dan berapa kagetnya mereka sudah berada di tempat yang sangat berbeda. Mereka sudah berada di atas bukit dan banyak sekali pepohonan di sekitar. Kemudian mereka memutuskan untuk tinggal dan membuat pemukiman di bawah kaki bukit"

Mendengar kisah tersebut mereka sangat kagum dan sekaligus tidak percaya. Mereka pikir ini hanyalah batu biasa yang diukir seseorang menjadi menyerupai sebuah pintu yang besar ternyata batu besar ini terdapat sejarah yang luar biasa sekaligus tanda keajaiban pertolongan Tuhan.

"Woaaaah cerita yang sangat luar biasa bukankah begitu Noer? "

"Benar Indra, itu adalah sebuah kisah yang sangat menakjubkan"

"Dan sekarang kalian akan pergi meninggalkan padepokan ini melalui batu tersebut"

"Apakah kami akan di teleportasi"

"Benar, kalian akan di teleportasi ke daerah perbatasan manusia dan jin. Setelah sampai di sana pergilah menuju arah timur di sana terdapat sebuah desa, kalian bisa singgah dan beristirahat sejenak"

"Terimakasih Abah atas informasinya"

"Satu lagi, soal artefak yang Abah berikan Abah serahkan kepada Guru Ade untuk menjelaskannya. Silahkan Guru Ade"

Sambil sedikit membungkuk Guru Ade menjawab "Baik Abah"

Guru Ade adalah Guru yang sangat mengetahui soal barang-barang sihir. Mulai dari batu sihir, barang-barang sihir, ramuan sihir, serta artefak yang langka hingga artefak tingkat mitos pun beliau tau. Itulah mengapa semua barang-barang sihir di padepokan dipercayakan sepenuhnya pada Guru Ade.

"Saya akan sedikit menjelaskan tentang kedua artefak tersebut.Yang yang pertama adalah milik Indra, cincin tersebut bernama Cincin Watu Geni. Artefak tersebuk masuk dalam kategori artefak tingkat Unik karna artefak tersebut dapat meningkatkan sihir api seseorang dan mampu berkembang bersama penggunanya. Kemampuan tertinggi yang mampu dikeluarkan oleh artefak tersebut adalah sihir api yang dikeluarkan akan berwarna hitam pekat dan mampu membakar segalanya walaupun itu adalah jin atau iblis tingkat tinggi yang terbuat dari api"

"Luar biasa Indra, artefak ini sangat cocok dengamu yang pengguna sihir api"

"Hehe benar kuharap bisa memaksimalkan kemampuan artefak ini sampai tingkat paling tinggi supaya bisa mengalahkan bangsa iblis"

"Hemmm" Noer mengangguk

"Selanjutnya milik Noer, artefak yang dipakai Noer adalah artefak bernama Gelang Astra Rupa. Artefak yang memiliki tingkat unik dan memiliki kemampuan untuk merubah bentuk menjadi senjata yang diinginkan pengguna selama gelang tersebut masih memiliki mana"

Noer terkejut sekaligus bingung

"Bagaimana saya bisa mengisi mana ke dalam artefak tersebut sedangkan saya tidak bisa sihir dan tidak memiliki mana?""Kami akan mengamalkan semua

"Berikan artefaknya pada saya"

Noer memberikan artefak tersebut kepada Guru Ade

Kemudian Guru Ade menggenggam cincin tersebut dan terlihat cahaya berwarna abu-abu menyelimuti tangannya. Setelah itu cahaya perlahan meredup dan Guru Ade memberikan cincin itu kembali

"Apa yang guru lakukan?

" Saya hanya memberi sedikit mana ke cincin tersebuttersebut. Cobalah kamu pakai dan bayangkan sebuah senjata yang ingin kamu gunakan"

Dengan sedikit kebingungan, Noer mencoba apa yang Guru Aden perintahkan. Noer memakai cincin tersebut lalu membayangkan sebuah perisai dan sedetik kemudian cincin tersebut bergerak dan berubah menjadi sebuah perisai yang terbuat dari perak.

Indra dan Noer takjub menyaksikan hal tersebut

"Kekuatan dan warna senjata yang akan keluar tergantung mana yang dialirkan kedalam gelang tetsebut. Jika dialirkan oleh pengguna yang memiliki kemampuan seperti saya yang memiliki sihir logam makan gelang tersebut akan berubah menjadi senjata dengan kekuatan seperti logam"

"Ini kereeeen" Kata Indra

"Bagaimana kalau saya yang memberikan mana ke dalamnya guru?" Tanya Indra

"Maka yang akan keluar adalah senjata yang terbuat dari api. Tentu saja kekuatannya semakin kuat sihir yang diberikan semakin kuat pula senjata yang akan keluar"

Noer tidak menyangka akan diberikan artefak yang sangat luar biasa, kemudia ia menoleh ke arah Abah

"Abah, bukankah ini terlalu hebat untuk diberikan kepada orang seperti saya? "

Abah pun menjawab

" Tidak apa Noer, selain kamu tidak ada orang yang pantas yang mampu menguasai banyak senjata selain kamu di padepokan ini"

Dengan terharu Noer menerima jawaban yang Abah berikan

"Oh ya satu lagi, aku hampir lupa" Saut Guru Ade

"Untuk Indra, kamu bisa lihat batu sihir berwarna merah yang terdapat pada artefak tersebut?"

"Iya Guru, ada apa? "

"Batu tersebut bisa berubah warna seiring berkembangnya diri kamu. Warna dasar batu tersebut berwarna merah, jika kamu sudah berkembang batu itu akan berubah menjadi warna oren, kemudian biru dan yang paling kuat adalah warna hitam. Berhati-hatilah dalam menggunakannya karna semakin berkembangnya diir kamu semakin kuat serangan serta kerusakan yang akan diakibatkan oleh artefak tersebut"

"Baik Guru terimakasih atas informasi dan nasihatnya, saya akan mengingat apa yang Guru beritahukan kepada saya"

Guru Ade pun hanya tersenyum

Indra menoleh ke Abah seraya berkata

"Kalau begitu sudah waktunya kami pergi Abah"

Abah pun menjawab ucapannya Indra

"Benar, sudah waktunya kalian berangkat menjalani petualangan kalian. Abah harap kalian bisa kembali dengan selamat. Padepokan ini akan selalu siap menyambut kepulangan kalian berdua"

"Terimakasih Abah" Ucap Indra dan Noer bersamaan

Kemudian satu Guru yang sejak tadi diam dan mendengarkan berkata

"Baik kemarilah kalian berdua, saya akan membuka portal ini. Perlu diingat, jika kalian ingin pulang menggunakan portal ini kalian hanya bisa menggunakan 2 cara. Pertama, kalian bisa melakukannya saat gerhana matahari tiba. Dan yang kedua carilah orang yang memiliki sihir teleportasi. Selain kedua hal tersebut kalian bisa pulang dengan berjalan. Kalian mengerti?"

Mendengar penjelasan dari Guru Rifki mereka hanya mengangguk dan tersenyum

Melihat mereka berdua sudah siap, Guru Rifki berjalan mendekati batu yang diukir seperti pintu tersebut dan membacakan mantrea seraya meletakan kedua tangannya ditempelkan ke batu besar itu. Tidak lama kemudian terlihat jelas lingkaran sihir dan pintunya terbuka secara perlahan. Setelah pintu terbuka lebar Noer dan Indra maju dan memasuki pintu tersebut lalu berbalik badan dan mengatakan salam perpisahan kepada mereka semua.

"Selamat tinggal Abah dan guru-guru sekalian.. "

"Terimakasih atas semua hal yang telah kami berikan kepada kami" Sambung Indra

Abah menjawab

"Kalian juga berhati-hatilah semoga Tuhan selalu melindungi kalian semua"

Pintu pun perlahan menutup kembali dan menela mereka berdua dalam kegelapan.