9 9. Kabur dari Rumah

"Ini cukup?" Patah hati, Ranggi menatap sedih pada celengan ayamnya yang telah hancur dengan isi recehan yang sudah berserakan di lantai.

"Sepertinya begitu." Waruna mengerutkan kening. Walaupun hidup dalam klan Badi yang terkenal akan kekayaannya, Waruna sama sekali tidak paham dengan konsep uang, karena semua yang dia butuhkan selama ini sudah disediakan oleh Praha. Dia sama sekali tidak pernah menggunakan uang untuk apapun.

Duduk bersila di lantai, Ranggi kemudian menghitung uangnya, dan setelah selesai dia menatap Waruna cemberut.

"Uangnya hanya cukup untuk membeli tiket bus. Kalau buat naik pesawat tidak cukup," beritahunya.

"Oh. Ok. Tak apa."

"Tapi kalau sudah sampai tempat tinggal kamu, uangku jangan lupa diganti ya," pinta Ranggi. Ranggi tidak bermaksud buat jadi orang pamrih, hanya saja dia cuma remaja misqueen yang masih mengandalkan uang jajan dari orangtua buat belanja, jadi nggak salah dong kalau dia minta uangnya diganti balik.

Waruna terdiam sebentar lalu menjawab, "Oke." Tidak ada masalah dengan yang namanya uang. Praha punya banyak benda seperti itu.

***

Ketika hari untuk kabur dari rumah tiba, Sepulang sekolah, Ranggi mengajak Waruna ke stasiun bus untuk langsung kabur menggunakan bus antar kota.

"Jagain di sini, aku mau ganti baju," perintah Ranggi setelah menyeret Waruna ke depan sebuah toilet umum di stasiun. Gadis itu masih memakai seragam sekolah.

Waruna mengernyitkan hidung karena kebauan, tapi dia tidak mengatakan apapun dan hanya mengangguk.

Sepuluh menit kemudian, Ranggi keluar dari toilet dengan penampilan berbeda. Dia sekarang memakai celana jins hitam dan hodie cokelat, lengkap dengan masker hitam dan kacamata.

"Kenapa berpakaian aneh seperti itu?" Tanya Waruna bingung saat melihat penampilan Ranggi yang sudah seperti kura-kura ninja.

"Ini biar nggak ada yang ngenalin," jawab Ranggi celingak-celinguk. Was-was. Takut ada orang yang mengenali dia dan melapor pada Bapaknya.

Melihat kelakuan Ranggi yang lucu, sudut bibir Waruna terangkat membentuk senyuman tipis.

"Eh, kenapa?" Waruna terkejut ketika Ranggi mendorongnya ke dalam toilet.

"Kamu juga ganti."

"Baju ini udah bagus kok, gak ada yang perlu diganti," Waruna menunduk melihat kaos putih dan jins biru sobek yang dipakainya. Masih bersih, masih wangi juga. Kenapa diganti?

"Bukan ganti baju!"

"???"

"Tapi ganti wujud!"

"...."

***

Satu jam kemudian, seorang remaja perempuan berpenampilan aneh tampak duduk diam dalam sebuah bus antar kota, sambil memeluk erat tas punggungnya.

Sementara seekor kucing tertentu yang ada di dalam tas, tampak misuh-misuh tak nyaman karena kesempitan.

Dasar pelit! Kenapa gak sekalian beli dua tiket sih! batin kucing Waruna gusar. Dia mencoba bergerak untuk menyamankan posisi. Tapi gerakan dalam tas itu menimbulkan suara aneh yang menarik atensi penumpang bus pada si remaja perempuan pemeluk tas.

Ranggi menggertakan gigi, sambil melempar senyum canggung pada orang-orang di bus, dia mempererat pelukannya pada tas tersebut, hingga membuat kucing Waruna tercekik.

"Me ...!"

"Berani bergerak atau mengeong

... aku akan melemparmu dari bus!" Ancam Ranggi pelan sambil melotot marah pada kucing hitam yang berada dalam tas. Melalui celah tas yang sengaja tidak terutup rapat, Ranggi bisa melihat kalau kucing Waruna kesal, tapi dia tidak berani mengatakan apapun setelah mendengar ancamannya.

Dasar perempuan jahat. Manusia durjana. Wanita pelit! Maki kucing Waruna dalam hati.

***

Waruna baru akan tertidur di dalam tas ketika dia merasakan sesuatu hal yang aneh. Perasaannya tak enak. Firasat Badinya mengatakan bahwa ada hal lain yang tiba-tiba naik ke dalam bus kota yang sedang berjalan, tapi dia tidak tahu apa itu karena dia masih berada di dalam tas milik Ranggi.

Suasana bus yang sunyi karena para penumpangnya sudah tidur, mengingat hari yang sudah malam, membuat perasaan Waruna makin tak enak.

Penasaran, dia akhirnya mengintip ke luar melalui celah tas. Dan bau manis memuakkan langsung menyeruak ke dalam indera penciumannya.

Ada badi lain!

Waruna melihat Ranggi sedang tertidur lelap. Begitu pula dengan penumpang lain yang ada di bus.

Kucing Waruna memberanikan diri untuk keluar dari tas untuk memeriksa. Semua orang tertidur, tapi ... ini bukan tidur biasa. Ini seperti ... dibius?

Melompat turun, kucing Waruna berjalan ke depan bus. Dia melihat supir bus sedang menyetir dengan tatapan kosong. Sementara ada dua badi berpenampilan aneh yang berada di sampingnya.

Kadal dan ular?

"Bukankah jurang terdekat ada di sekitar sini? Bagaimana kalau kita membuang mereka kesana?"

avataravatar