webnovel

unSpoken

Hanny_One · Teenager
Zu wenig Bewertungen
42 Chs

sebelum kejadian itu...(1)

wanita muda nan cantik itu berulang tahun hari ini. Tapi tidak ada senyum atau pun raut bahagia pada diri nya. wajah ny ekspresi nya sama saja seperti hari biasanya.

dengan rok hitam dan kemeja nude ia nampak menawan. kaki ny dihiasi dengan sepatu hak tinggi. langkah nya ringan memasuki area perkantoran.

"Liana,tunggu... " sapa seseorang dari belakang.

Liana menoleh,dan menyungging kan senyum manis.

"kau cantik hari ini, seperti biasanya" memuji ny dengan jujur.

Liana hanya menganggukkan kepala tanda terima kasih nya,atas pujian yang dilontarkan Rian.

"kau ulang tahun bukan hari ini?"

"Mmm..." jawabnya sambil kembali menganggukkan kepala.

"ini..." Rian menyodorkan sebuah bingkisan dengan pita merah muda kepada Liana.

Liana terhenti,menatapnya bergantian antara wajah Rian dan bingkisan yang disuguhkan nya. ia nampak heran dan bingung.

"kenapa? tidak suka ?" tanya Rian.

Liana menggeleng. lalu segera mengambil hadiah itu. ia menatap ny lama. kemudian mengangkat wajah nya,menatap Rian dengan mata berkaca-kaca. ia tersenyum manis. tanda terimakasih yang begitu besar atas hadiah dan perhatian Rian untuk nya.

"kenapa sampai hampir menangis segala? memang ini pertama kali dapat hadiah apa?" timpal Rian tanda heran.

Liana mengangguk ringan,ia menyeka air mata yang hampir jatuh.

Rian tampak tertegun melihat pemandangan dihadapan ny.

benarkah? batinnya.

"hei...jangan bersedih ini hari bahagia mu kan" Rian berusaha menghibur sambil mencubit pipi Liana.

"uuuhhhh adik kecilku ini" Rian mengusap rambut Liana.

iris coklat nya nampak menawan dari jarak sedekat ini pikir Rian.

"aku akan memberi mu banyak hadiah mulai sekarang. pada setiap hari bahagia,dan atas segala pencapaian mu,dan setiap ulang tahun mu aku akan memberi hadiah yang istimewa agar kau terbiasa dan tidak merasa canggung ketika mendapat kan ny. mulai sekarang akan ada aku yang akan selalu menyelamatimu atas segala keberhasilan. dan akan ada aku yang selalu bisa menjadi sandaran mu ketika kau bersedih. jadi jangan meras sendirian lagi. ok?"

iris Liana membesar mendengar pertanyaan Rian. ia mengangguk dan tersenyum lebar sekali. begitu bersemangat dan bahagia.

'terima kasih banyak' tangan ny merangkai kalimat.

"mmm... sama sayang" balas Rian dengan kalimat isyarat pula.

Liana dia seorang penyandang disabilitas,ia tidak bisa berbicara. tapi ia sangat cerdas dan kemampuan nya sudah diakui. ia bekerja di perusahaan ini pun baru 1 tahun. setelah lulus kuliah ia memang langsung melamar pekerjaan di perusahaan ini atas dasar arahan dari gurunya sewaktu SMA. Tapi nama ny tidak bisa dianggap remeh. walaupun dalam keterbatasan bicara ia mampu mengerjakan tugas nya secara mandiri. umur nya yang cukup muda dan bertalenta begitu memukau. wajah ny juga cantik,kulit ny putih,dengan perawakan sedang,dengan tinggi 164cm. banyak lelaki dikantor yang terpincut dengan wanita muda ini,tapi tidak ada yang berani mendekati nya karna pembawaan nya yang pendiam dan cuek. banyak yang mencoba tapi tidak dihiraukan liana. ia hanya akan merespon hal hal yang bersangkutan dengan pekerjaan selain itu ia acuh. mereka tidak memandang diamnya karna memang tidak bisa bicara tapi memang pembawaan ny dingin kepada lelaki.

berbeda dengan Rian yang tidak pantang menyerah untuk mendekati nya,ia punya 1000 1 cara untuk mendekati Liana,dan mengajak nya mengobrol. walaupun lebih banyak didiamkan dan tidak direspon. ia tetap mendatangi nya disela sela waktu luang dikantor. bahkan kadang ia muncul tiba-tiba didekat tempat tinggal Liana. ia akan memasang trik tidak sengaja bertemu dijalan atau di mal. lelaki ini sungguh sangat-sangat gigih. lambat lain Liana mulai terbiasa dengan kehadiran nya yang tanpa diundang. tanpa ia sadari mereka mulai dekat.

saking gigihnya Rian ia sampai belajar bahasa isyarat agar mudah memahami dan mengerti Liana. kini perjuangan nya selama ini terbalaskan dengan bisa dapat no Hp Liana dan juga kehangatan sikapnya tiap kali mereka bertemu. perkembangan hubungan mereka mulai terarah. itulah yang dirasa Rian.

baru saja mereka keluar lift,Liana mendapat pelukan hangat dari wanita cantik berambut cokelat.

"happy birthday" bisiknya

Liana membalas pelukan itu.

tiba-tiba wanita lain ikut nimbrung,

"ikut pelukan juga" ucapnya

"tapi ada apa ini,kenapa kita berpelukan? tanya nya.setelah melepas pelukan.

Dea dan Liana berpandangan lalu tertawa lucu karna tingkah Tiara.

"ini hari ulang tahun Liana" ucap Rian dari samping...

mata Tiara membesar sambil mulut nya membentuk huruf o yang panjang.

"eeehhh.... hah??? liana ultah,yaaam puuunnn ....,maaf kan aku lupa. happy birthday to you sayang" peluknya kembali tubuh kecil liana.

"sepertinya kita harus raya kan malam ini, bagaimana?" ia mengarahkan pandangannya kepada Rian dan Dea. mencari dukungan atas cetuskan ide nya.

"aaaa... seperti nya ok tuh..." jawab Rian.

"sepertinya memang harus dirayakan deh,soalny tahun kemarin kita kehilangan momen ini. kita kelewatan karna tidak tau." sambung Dea.

liana hanya mendengar kan rencana Kaka Kaka senior nya. sepertinya penolakan nya tidak akan berarti. karna mereka begitu bersemangat.

"ok,kita udah deal,malam in kita berangkat ketempat pesta" lirik Tiara pada Liana.

"tidak ada kata tidak" sambung Dea.

nah... benarkan apa kata ku,batin Liana.

ia mengangguk pelan mengiakan rencana Kaka Kaka ini.

mungkin sekali kali tidak apa apa menikmati hidup. pikir Liana. tapi kemana mereka akan membawa ku...