webnovel

Underworld of Business

Autor: Mauls09
Aktion
Laufend · 3.4K Ansichten
  • 4 Kaps
    Inhalt
  • Bewertungen
  • N/A
    UNTERSTÜTZEN
Zusammenfassung

Sorry! This novel has been deleted

Chapter 1Mendapat Sedikit Bayaran

"Aku setuju dengan apa yang kau katakan itu, tuan. Kita tidak boleh menuduh orang tanpa bukti yang jelas karena ada undang-undang yang mengatur hal itu,

Apalagi sampai mencemarkan nama baiknya, sudah pasti kalian berdua akan terjatuh hukum dan tentunya kalian akan mendapatkan denda bahkan tindak pidana jika sampai Johnny menuntut balik,

Jadi sedikit saran dariku untuk tidak menuduh Johnny tanpa bukti yang kuat walaupun Pastor Frederick menulis pesan terakhirnya dengan mencantumkan nama Johnny," ucap Nick.

"Anda tidak usah khawatir tentang hal itu, tuan. Kami berdua tahu apa yang harus kamu lakukan dan tentu saja kami berdua tidak akan melakukan hal yang membuat kami berada dalam masalah," ucap Winston.

"Baguslah kalau begitu, tuan-tuan. Aku senang sekali mendengarnya," ucap Nick.

"Namun saat ini kami berdua merasa kebingungan harus melakukan apalagi untuk melanjutkan kembali kasus ini karena sejujurnya saya sudah tidak punya rencana apapun,

Jadi mungkin saja Anda memiliki sebuah saran untuk kami berdua lakukan, kami bersedia untuk menerima saran tersebut jika sekiranya benar-benar menguntungkan untuk kasus ini," ucap Winston.

"Eh … Apa ya? Entahlah, aku sendiri juga bingung harus berkata apa kepada kalian berdua karena saya sendiri tidak pernah terpikir sampai sejauh itu,

Mungkin aku ada sedikit saran, sebaiknya kalian berdua hentikan saja kasus ini sampai di sini terlebih dahulu karena sepertinya hari akan berubah menjadi malam,

Jadi sebaiknya kalian berdua mencari tempat untuk beristirahat malam ini Tapi alangkah baiknya jika kalian berdua menyusun sebuah rencana malam ini,

Jika kalian sudah mendapatkan sebuah rencana yang sangat bagus untuk melanjutkan kembali kasus ini, kalian berdua hanya perlu menjalankannya tanpa harus memikirkan apapun lagi," ucap Nick.

"Hmm … Sepertinya apa yang Anda katakan barusan ada benarnya juga, tuan. Mungkin saya akan mengikuti saran ini, lagi pula kami berdua memang membutuhkan istirahat," ucap Winston.

"Baiklah kalau memang kalian berdua setuju dengan saranku, tuan. Dan Kebetulan sekali kalian berdua datang ke sini, ada sesuatu yang ingin aku berikan kepada kalian sebelum kalian pergi," ucap Nick.

Seketika Winston merasa kebingungan sambil mengerutkan dahinya, tampak Nick segera menarik laci mejanya lalu mengeluarkan amplop berwarna coklat.

Terlihat Nick segera mengintip sejenak isi di dalam amplop berwarna coklat tersebut lalu kemudian meletakkannya di atas meja dan menyodorkan ke hadapan Winston.

Winston tampak masih keheranan sambil mengangkat sebelah alisnya "Eh … Tuan? Amplop apa ini? Kenapa Anda memberikannya kepada saya?" tanya Winston.

"Oh … Jadi di dalam amplop ini ada beberapa lembar uang untuk kalian berdua, yah walaupun tidak begitu banyak tapi setidaknya uang ini bisa membantu kalian," ucap Nick.

"Anda serius mau memberikan uang ini kepada kami berdua, tuan? Kami tidak ingin membuat anda merasa keberatan jika kami mengambil uangnya," tanya Winston.

"Aku sama sekali tidak merasa keberatan, tuan. Justru aku senang jika kalian mau menerima uang ini, mungkin kalian bisa menganggapnya sebagai bayaran atas apa yang sudah kalian lakukan dalam menangani kasus ini," ucap Nick.

Seketika Winston menatap ke arah Aiden karena merasa bingung, setelah itu ia kembali menatap ke arah amplop dan dengan perasaan ragu Winston segera mengambilnya secara perlahan.

"Eh … Sebelumnya kami berdua sangat terima kasih atas uang ini, tuan. Saya akan menerima uang ini dan sejujurnya saya masih ragu untuk mengambilnya," ucap Winston.

"Memangnya apa lagi yang kalian ragukan? Apakah kalian ragu aku mendapatkan uang itu dari mana? Tenang saja uang itu bukan uang kotor dan aku mendapatkannya dengan susah payah," tanya Nick.

"Tidak, tuan. Kami berdua tidak berpikir sampai sejauh itu karena saya sangat yakin jika Anda mendapatkan semua uang yang dari hasil kerja keras," ucap Winston.

"Huh … Kalau begitu kalian berdua boleh pergi, kebetulan sekali aku juga harus kembali pulang karena istri dan kedua anakku sudah menungguku di rumah untuk makan malam," ucap Nick.

"Baiklah kalau memang itu yang Anda inginkan, tuan. Kami berdua akan segera pergi dari sini dan sekali lagi kamu ucapkan terima kasih atas uang yang Anda berikan untuk kami," ucap Winston.

"Sama-sama, tuan-tuan. Aku berharap kalian memakai uang itu untuk sesuatu yang bermanfaat kayak tadi urusannya masih ada orang-orang yang membutuhkan," ucap Nick.

"Kami tahu apa yang sudah kami lakukan dengan semua uang ini, tuan. Ngomong-ngomong Apakah anda akan keluar juga dari sini? Kalau begitu kita bisa keluar bersama saja," tanya Aiden.

"Hmm … Sepertinya lebih baik kalian duluan saja pergi dari sini, aku harus menjelaskan beberapa barang-barang yang ada di ruangan ini sebelum aku pulang ke rumah," ucap Nick.

"Oh … Seperti itu, tuan. Baiklah jika memang itu yang anda inginkan, kalau begitu kami permisi," ucap Aiden.

Nick segera menganggukan kepalanya, terlihat Winston dan juga Aiden mulai berdiri dari tempat duduk lalu mereka berdua kembali melangkahkan kaki menuju pintu keluar.

Sesampainya di depan pintu, tampak Winston segera membuka pintu lalu kemudian mereka berdua melangkah dan setelah itu Aiden segera menutup kembali pintu tersebut rapat-rapat.

"Huh … Aku benar-benar tidak menyangka jika kita akan mendapatkan uang dari jerih payah yang sudah kita lakukan dalam menangani kasus kematian Pastor Frederick selama ini," ucap Aiden.

"Aku juga senang jika kita bisa mendapatkan sedikit uang, Aiden. Tapi di sisi lain aku tidak ingin menerima uang ini karena secara tidak langsung kita sudah menyetujui kontrak kerja," ucap Winston.

"Hah? Kontrak kerja? Aku tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan itu, Ben?" tanya Aiden.

"Jika kita menerima uang ini maka sudah pasti kita tidak akan bisa menghentikan kasus ini begitu saja sesuai keinginan kita sebelumnya, Aiden. Jadi kita berdua dituntut untuk menyelesaikan kasus ini," ucap Winston.

"Hmm … Kalau memang kau merasa keberatan kenapa tidak kau tolak saja tawaran uangnya? Dengan begitu kita tidak akan menerima kontrak kerja seperti yang kau maksud," tanya Aiden.

"Seperti yang kau lihat sendiri ketika kita berada di dalam sana, Aiden. Aku berusaha untuk menolak tawaran ini tapi ternyata Tuan Nick memaksa untuk aku mengambil uang ini,

Jadi aku tidak punya kesempatan untuk berusaha menolak, ditambah lagi aku sendiri juga merasa tidak enak jika aku harus menolak tawaran Tuan Nick," ucap Winston.

"Yah … Nasi sudah menjadi bubur, Winston. Sayangnya kita berdua sudah terlanjur menerima uangnya jadi mau tidak mau kita harus menyelesaikan kasus ini seperti yang diperintahkan Tuan Nick," ucap Aiden.

"Kurasa kau benar, Aiden. Kalau begitu kita langsung pergi saja dari kantor ini, sebelum Tuan Nick keluar dari dalam ruangan ini dan melihat kita berdua masih ada disini," ucap Winston.

Aiden segera menganggukan kepalanya, terlihat mereka berdua kembali melangkahkan kaki mereka menuju pintu keluar gedung yang berada tidak jauh dari ruangan Nick berada.

Tak butuh waktu lama, mereka berdua segera menginjakan kaki mereka keluar gedung kepolisian dan mereka berdua terus berjalan sambil mengedarkan pandangan.

Tampak tidak ada satupun petugas kepolisian yang biasa berjaga, akan tetapi mereka berdua tidak menyadarinya dan terus berjalan dan akhirnya mereka sampai di depan mobil Aiden.

"Ternyata benar, Aiden. Matahari sebentar lagi akan tenggelam, kita berdua masih memiliki beberapa jam sebelum mengistirahatkan tubuh kita," ucap Winston.

Akan tetapi Aiden tidak memperdulikan Apa yang diucapkan Winston barusan, terlihat pandangannya terus terfokus ke arah pintu masuk gedung kepolisian.

"Apakah kau merasakan ada sesuatu yang aneh, Ben? Tidak biasanya pintu depan kantor kepolisian dibiarkan begitu saja tanpa penjagaan," tanya Aiden.

"Hmm … Kau benar, Aiden. Kenapa Aku tidak menyadari hal itu? Padahal baru saja kita berdua melewati tempat tersebut kan?" tanya Winston.

"Lalu bagaimana pendapatmu tentang hal ini, Ben? Apakah kau merasakan ada sesuatu yang aneh seperti yang aku duga saat ini?" tanya Aiden.

"Eh … Tidak juga, Aiden. Mungkin saja orang-orang yang biasa menjaga pintu sedang beristirahat, mengingat sebentar lagi waktu akan berubah malam dan bisa saja mereka sudah pulang,

Sudahlah kita tidak usah membahas masalah yang tidak penting seperti ini, kebetulan saatnya tenggorokan kau sedang kering jadi Bagaimana jika kita mengunjungi sebuah bar di dekat sini," ucap Winston.

"Baiklah, Ben. Kau duluan saja masuk ke dalam mobil, Aku ingin meregangkan ototku sejenak karena perasaannya buku ini benar-benar lelah sekali," ucap Aiden.

Winston segera menganggukkan kepalanya, terlihat ia melangkahkan kakinya kembali masuk ke dalam mobil. Sedangkan Aiden segera meregangkan otot-ototnya sejenak seperti yang dia katakan sebelumnya.

"Hmm … Tidak biasanya aku merasakan ada sesuatu yang aneh seperti ini, kenapa sebenarnya para polisi itu? Apa jangan-jangan dugaan Aiden benar jika mereka semua sudah pulang?" batin Aiden.

"Aiden? Apalagi yang kau tunggu? Cepat kau masuk ke dalam mobil dan segera jalankan kendaraanmu ini untuk mencari sebuah tempat minum di sekitar sini," tanya Winston.

"Tunggu sebentar lagi, Ben. Ada beberapa bagian tubuhku yang masih terasa pegal jadi aku minta beberapa menit lagi untuk meregangkan otot pada bagian itu," ucap Aiden.

Seketika Winston menghela nafas "Huh … Terserah kau saja, Aiden. Aku akan memberikan waktu selama lima menit dan setelah itu cepatlah masuk ke dalam mobil," ucap Winston.

Aiden segera menganggukan kepalanya sambil menatap ke arah Winston, namun seketika ratapannya kembali berpaling ke arah pintu masuk gedung sambil berpura-pura meregangkan otot tubuhnya.

"Semoga saja rasa kekhawatiran di dalam diriku ini tidak lebih dari dugaanku, sebaiknya aku harus segera masuk ke dalam mobil sebelum Winston semakin bertambah marah," ucap Aiden.

Tanpa berlama-lama lagi, Aiden segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil dan terlihat Winston berdiam diri dan tidak berkata apapun sambil menatap ke arah kaca depan mobil.

"Jadi kemana tujuan kita sekarang, Ben?" tanya Aiden.

"Seperti yang aku katakan tadi sebelumnya, Aiden. Kita akan pergi ke bar di dekat sini, Aku ingin menenangkan pikiranku sambil sedikit meminum segelas wine," ucap Winston.

Das könnte Ihnen auch gefallen

TIKAM SAMURAI

An appreciation to Mr. Makmur Hendrik.... ---000----- “kau tak akan selamat Saburo. Aku bersumpah akan menuntut balas dari akhirat. Kau akan mati dibunuh oleh Samuraimu sendiri. Akan kau rasakan bagaimana senjatamu menikam dirimu. Kau akan ditikam oleh Samurai yang kau bawa dari negerimu. Ingat itu baik-baik. Aku bersumpah…..” Tikam Samurai bercerita tentang kisah hidup seorang anak muda yang berasal dari desa Situjuh Ladang Laweh, yang terletak di kaki Gunung Sago, Sumatra Barat. Tragedi bermula dengan penyerbuan sepasukan kecil tentara Jepang di sekitar tahun1942 ke desanya. Kebengisan tentara Jepang mengakibatkan ayahnya tewas di tangan Saburo Matsuyama, seorang perwira lapangan dan ibu dan kakak perempuannya ikut menerima dampak buruk dari perlakuan prajurit Jepang. Si Bungsu nama anak muda itu, satu-satunya yang selamat di keluarganya. Samurai yang ditinggalkan oleh Saburo menjadi sarana latihan untuk mulai meretas jalan menuju Jepang untuk menuntut balas. Ia akhirnya menciptakan jurus Samurai yang khas yang dapat memenangkan pertarungan demi pertarungan melawan para penjahat bahkan prajurit Jepang sendiri. Beberapa prajurit Jepang melakukan harakiri untuk mengakui kekalahannya menghadapi si Bungsu. Berbagai peristiwa unik dengan latar sejarah akhirnya mengiringi perjalanan si Bungsu menuju Jepang. Berkenalan dengan anggota pasukan khusus Inggris Green Barret dan bertarung dengan Yakuza. Dia akhirnya berhasil menemukan pembunuh keluarganya, Saburo Matsuyama, musuh besarnya di Kyoto, dan mengantarkan Saburo untuk memilih harakiri setelah dikalahkan dalam pertarungan Samurai sejati oleh si Bungsu.

BIAAN · Aktion
4.6
266 Chs

TANGGUH PERKASA

Ini adalah kisah seorang anak yang dianggap lemah, sering dijahili oleh beberapa temannya. Tapi saat ia dijahili, ada Lica, teman sekolah yang selalu membelanya. Di sisi lain ibunya pun selalu percaya bahwa anaknya kelak akan menjadi anak yang tangguh. Maka dari itu ia menamainya Tangguh Perkasa. Akibat ulah ketiga temannya, yaitu Badrun, Jamal, dan Tohir, Tangguh harus dikeluarkan dari sekolah. Ia pun pergi berdiri di atas batu karang di sisi laut tuk menenangkan diri. Namun tiba-tiba ia tak sadarkan diri dan terjatuh dari atas batu karang ke lautan luas. Ombak membawanya terdampar ke suatu pulau yang asing. Di pulau itu ia menemui pengalaman-pengalaman baru dalam hidupnya. Di sanalah ia bertemu dengan guru yang mengajarinya dan melatihnya untuk menjadi anak yang tangguh. Sementara itu, mendengar anaknya hilang, ayahnya berusaha keras mencari Tangguh hingga mengarungi samudra luas. Sementara ibunya pun selalu berharap Tangguh segera kembali. Badrun, Jamal, dan Tohir yang dahulu merupakan anak yang suka menjahili Tangguh, rupanya setelah dewasa mereka menjadi orang-orang jahat yang haus akan harta. Mereka tak peduli walau harus menghancurkan desa tempat mereka belajar di sekolah demi keuntungan yang mereka inginkan. Mereka juga tak peduli dengan warga desa yang tinggal di desa itu. Setelah belajar dari gurunya di pulau asing, kemudian Tangguh kembali ke desanya. Dan betapa kagetnya ia ketika melihat kondisi desanya hancur tergusur. Ia juga tak menemukan ayah dan ibunya di kampungnya itu. Bersama gurunya, dan kedua sahabat lamanya, Tangguh berjuang tuk mengembalikan desanya seperti sedia kala. Mereka sempat menggelandang di Jakarta, sempat pula mereka merasakan dinginnya ruang di balik jeruji besi. Di sisi lain, di tengah perjuangan itu, ia bertemu kembali dengan Lica. Tangguh pun sadar kalau ia memiliki perasaan mendalam pada Lica. Tapi ia terkejut karena Lica yang dulu selalu membelanya ketika ia dijahili, justru saat ini bersama Badrun. Namun ternyata Lica terpaksa menikah dengan Badrun karena suatu alasan. Mampukah Tangguh menyelematkan desanya dari kehancuran, dan membela seluruh warga desa? Akankah Tangguh bisa menyelamatkan Lica dari cengkraman Bandrun? Apakah Tangguh bisa bertemu kembali dengan ayah dan ibunya yang telah lama tak ia jumpai? Dalam buku ini ada untaian-untaian kata yang bermakna dan penuh inspirasi. Ada pula kejadian- kejadian lucu yang membuat kita tertawa geli, emosi yang meletup, serta semangat juang.

rivalardiles · Aktion
Zu wenig Bewertungen
44 Chs

ZOMBIE AREA

Wabah zombie semakin meluas, kota-kota disekitar Seoul telah mati. Hal ini berawal dari para peneliti yang mengembangkan senjata biologis manusia. Mereka mengembangkan manusia-manusia mutan yang dapat bermutasi dan dapat meningkatkan kekuatan pada setiap keadaan. Zombie yang telah bermutasi mencipatakan dua golongan zombie, yakni zombie mutan dan zombie monster yang lebih ganas dan telah kehilangan kemanusiaan. Nenek Nam yang tinggal di sebuah Panti Jompo di pegunungan, mau tidak mau harus keluar dari Panti Jompo untuk mencari bantuan yang katanya, ''Pemerintah mengoperasikan Tim Evakuasi Udara.'' Mendengar sang cucu telah berada di gedung evakuasi, membuat nenek Nam membangun semangat untuk mempertahankan nyawanya. Ia bersama enam lansia, bergerak sembunyi-sembunyi di kota Zombi menuju perbatasan kota. Tetapi mereka tidak tahu, bahwa ada banyak misteri yang meliputi tiap mayat hidup di kota itu. Siapa yang mati? Siapa yang berkorban? Siapa yang selamat? Atau mungkin tidak ada! Semuanya tak dapat diramalkan, kecuali anda membaca seluruh ceritanya. Cerita ini dikemas dalam 5 vol. atau 5 season. Anda dapat memilih setiap season yang ingin dibaca, #Sekilas Daftar isi Novel. Season 1, perjuangan para lansia dan seorang ketua perawat menuju gedung isolasi. season 2, menceritakan cucu nenek Nam, Yeo Han dan para mahasiswa bergerak menuju gedung isolasi. Cerita nuansa anak muda in tidak kalah mendebarkan, karena mengikuti pola pikir anak muda untuk menemukan cara selamat. season 3, menceritakan seorang mutan zombie yang melawan mutan dalam dirinya. Zombie yang berusaha mempertahankan kesadaran kemanusiaannya. season 4 dan 5, menceritakan penelitian besar dan hasrat para mutan untuk membangun peradaban tersendiri di tengah manusia. [ akan ada perang besar antara manusia dan mutan zombie ].

Vince_Umino · Aktion
5.0
271 Chs

Bewertungen

  • Gesamtbewertung
  • Qualität des Schreibens
  • Aktualisierungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund
Rezensionen
Beeindruckend! Sie wären der erste Rezensent, wenn Sie Ihre Rezensionen jetzt hinterlassen!

UNTERSTÜTZEN