Ruang makan sederhana, dominan warna putih dengan sedikit aksen kayu ruatic. Gorden tile putih terlihat melambai karena angin spoi-spoi dari kisi jendela. Ruangan itu terdengar riuh dengan renggekan Nakula dan juga air mata Regina. Liffi berdiri tak jauh dari tempat kedua ibu dan anak itu bercengkrama.
"Bukankah ini yang kau inginkan? Bukankah kehidupan indah ini yang kau rindukan, Sayang?" Regina menggenggam tangan Nakula.
Nakula!!! Kembalilah padaku, Naku. Aku membutuhkanmu!! Aku tak bisa kehilanganmu.
Liffi telah masuk ke dalam kenangan Nakula, ia bisa melihat segalanya. Kenangan yang berputar bersama sosok sang ibu itu terlihat nyata dan bergitu membekas. Liffi takut Nakula tidak ingin terbangun dari mimpi indah itu. Liffi takut Nakula terjerumus begitu dalam dan tak ingin kembali. Sampai akhirnya ia mati karena tak sadarkan diri akibat gas beracun.
NAKULA!!! jerit Liffi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com