webnovel

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
401 Chs

Seorang Tamu

Saat kami sampai di rumah, jam menujukkan sudah pukul satu pagi, jadi kami langsung memutuskan untuk istirahat. Aku harus tidur cepat agar besok tidak datang terlambat ke sekolah. Namun, belum jauh langkahku menuju kamar, suara Winnter menghentikan langkahku. "Tha," serunya.

"Besok, kau harus mengeluarkan pakaian dari koper dan juga sebaiknya mulai menata greenhouse yang ada di samping rumah untuk menanam sayuran," ucapnya sambil tersenyum padaku. "Ibumu sangat menyayangimu, tapi mungkin dia tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya dengan baik. Teruslah disini dan buatlah dirimu betah."

Aku menanggapi perkataannya dengan senyum. Aku tahu, cepat atau lambat aku harus terbiasa disini. "Mungkin pelan-pelan aku akan belajar untuk merasa betah dan berpikir untuk tinggal disini," ucapku pada akhirnya, lalu segera berjalan menuju kamarku.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com