webnovel

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
401 Chs

Rumah

Azalea bangun dan mendekat padaku. "Kumohon, katakan pada mereka kalau aku tidak akan sanggup berada disini!" dia tidak menjawab, hanya mengajakku pergi dari tempat itu dan menuju ruanganku.

"Kau sudah menyiapkan semua barang yang akan kau bawa?," tanyanya.

Aku mengiyakan dan duduk di sampingnya. "Terimakasih banyak karena sudah mengizinkan ku tinggal disini dan membantuku, meskipun sepertinya aku sangat mengacaukannya," ucapku tak enak hati, sementara Azalea justru tertawa terbahak setelah mendengar perkataanku.

Setelah meredakan tawanya, Azalea berkata, "Aku tidak bisa memaksamu untuk tetap tinggal, tapi kau harus ingat bahwa kau juga bagian dari kami. Dimanapun kau berada, kau bisa berkunjung kapan saja untuk kesini," dia berpesan padaku untuk berhati-hati dan akan mengantarku hingga ke portal.

"Terimakasih banyak," jawabku.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com