webnovel

True Love : Senior! I Love U

Matanya dan mata hangat itu beradu sama-sama terkejut menyadari keberadaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dia sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri pernikahan sahabatnya sekaligus pernikahan laki-laki yang sangat dia cintai. Arsen. Dia bisa merasakan ada kabut yang menggelayut di matanya, ada gumpalan air yang memaksa keluar dari sana dan dia butuh menghindar dari tempat itu untuk menumpahkannya. Namun, entah kenapa kakinya tiba-tiba sulit untuk di gerakkan, kepalanya tiba-tiba pusing dan dia hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Menyaksikan pemandangan yang sangat menyiksa hatinya, berdiri menyaksikan kenyataan yang tidak pernah di pikirkan sebelumnya. Dia harus mendengarkan janji-janji suci pernikahan yang di ucapkan dia harus melihat laki-laki itu menyematkan cincin pernikahan di jari manis sahabatnya. Dan dia harus melihat laki-laki itu memberikan ciuman pertamanya pada sahabatnya. Dia tidak tahan dengan semua itu. Tidak tahan dengan semua rasa sakit yang mulai menyerang hatinya, tidak tahan untuk segera menumpahkan air matanya. Namun itu pun tidak bisa di lakukannya, air matanya tidak bisa menetes seolah membeku seperti kebekuan hatinya yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa.

Ahra_August · Urban
Zu wenig Bewertungen
406 Chs

EMPAT PULUH LIMA

"Surat kabar.." Elise mengulangi kata-kata Nala, dan setelah ingat kejadian yang baru saja menimpanya dua jam lalu. Tubuhnya seketika menegang kembali dan air matanya mulai tersedu-sedu menangis karena mungkin akan kehilangan setengah dari jiwanya untuk selama-lamanya.

Tidak tega melihat kesedihan sahabatnya itu. Nala langsung memeluknya berusaha menenangkan nya.

"Nala.. Arsen.." kata Elise terbata di sela-sela Isak tangisnya.

Nala mengangguk "Ya, aku sudah tahu. Elise. Kau harus sabar. Aku tahu masalah yang kau hadapi ini sangat berat. Tapi kau juga harus tahu kalau ini tidak lain adalah rencananya yang sudah ditakdirkan nya untukmu. Mungkin Tuhan punya sesuatu di balik semua ini. Kau harus kuat. Kau harus kuat menjalaninya." Nala berusaha menenangkan sambil membelai rambutnya.

"Tapi, kenapa takdirku selalu seperti ini? Apa Tuhan memang tidak pernah ingin aku bahagia?" Elise semakin tersedu-sedu menumpahkan semuanya dalam pelukan Nala.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com