webnovel

True Love : Senior! I Love U

Matanya dan mata hangat itu beradu sama-sama terkejut menyadari keberadaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dia sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri pernikahan sahabatnya sekaligus pernikahan laki-laki yang sangat dia cintai. Arsen. Dia bisa merasakan ada kabut yang menggelayut di matanya, ada gumpalan air yang memaksa keluar dari sana dan dia butuh menghindar dari tempat itu untuk menumpahkannya. Namun, entah kenapa kakinya tiba-tiba sulit untuk di gerakkan, kepalanya tiba-tiba pusing dan dia hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Menyaksikan pemandangan yang sangat menyiksa hatinya, berdiri menyaksikan kenyataan yang tidak pernah di pikirkan sebelumnya. Dia harus mendengarkan janji-janji suci pernikahan yang di ucapkan dia harus melihat laki-laki itu menyematkan cincin pernikahan di jari manis sahabatnya. Dan dia harus melihat laki-laki itu memberikan ciuman pertamanya pada sahabatnya. Dia tidak tahan dengan semua itu. Tidak tahan dengan semua rasa sakit yang mulai menyerang hatinya, tidak tahan untuk segera menumpahkan air matanya. Namun itu pun tidak bisa di lakukannya, air matanya tidak bisa menetes seolah membeku seperti kebekuan hatinya yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa.

Ahra_August · Urban
Zu wenig Bewertungen
406 Chs

DUA RATUS TIGA BELAS

Keesokan paginya Minggu, Wahyu tidak bekerja dan memilih tinggal di rumah. Dia bahkan akan memilih diam di ruang kerja selama seharian dan lupa ketika ada orang baru di rumahnya. Wahyu yang merasa bosan ingin menelepon Elise di taman rumahnya. Tapi dia tidak tahu kalau Eliza sudah mulai bekerja merawat kakeknya. Gadis itu terlihat sangat cekatan dan terampil kakeknya terlihat sangat puas dengan perawatan yang di berikan Eliza. Kakeknya Bahkan makan dan minum obat secara teratur dan berjalan-jalan di pekarangan rumah yang luas. Kakeknya masih duduk di kursi roda. Wahyu sangat berharap kakekhnya bisa kembali berjalan seperti sebelumnya. Wahyu melihat Eliza mendorong kursi roda itu perlahan. Wahyu tahu kalau kakeknya senang bercerita dan Eliza dengan sabar mendengarkan sesekali gadis itu akan menjawabnya dengan bijak dan terampil membuat senyum di wajah kakeknya semakin lebar dari waktu ke waktu.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com