webnovel

True Love : Senior! I Love U

Matanya dan mata hangat itu beradu sama-sama terkejut menyadari keberadaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dia sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri pernikahan sahabatnya sekaligus pernikahan laki-laki yang sangat dia cintai. Arsen. Dia bisa merasakan ada kabut yang menggelayut di matanya, ada gumpalan air yang memaksa keluar dari sana dan dia butuh menghindar dari tempat itu untuk menumpahkannya. Namun, entah kenapa kakinya tiba-tiba sulit untuk di gerakkan, kepalanya tiba-tiba pusing dan dia hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Menyaksikan pemandangan yang sangat menyiksa hatinya, berdiri menyaksikan kenyataan yang tidak pernah di pikirkan sebelumnya. Dia harus mendengarkan janji-janji suci pernikahan yang di ucapkan dia harus melihat laki-laki itu menyematkan cincin pernikahan di jari manis sahabatnya. Dan dia harus melihat laki-laki itu memberikan ciuman pertamanya pada sahabatnya. Dia tidak tahan dengan semua itu. Tidak tahan dengan semua rasa sakit yang mulai menyerang hatinya, tidak tahan untuk segera menumpahkan air matanya. Namun itu pun tidak bisa di lakukannya, air matanya tidak bisa menetes seolah membeku seperti kebekuan hatinya yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa.

Ahra_August · Urban
Zu wenig Bewertungen
406 Chs

DUA RATUS DUA PULUH TUJUH

Pagi itu Wahyu di kejutkan oleh kedatangan Elise. Gadis itu berpenampilan seperti remaja, memakai sweter rajut hijau muda, baju kaos putih di bagian dalam dan celana panjang peach, serta sepatu plat yang terpasang sempurna di kakinya, kembali ke wajah, tidak banyak perubahan hanya terlihat lebih pucat dan rambutnya di biarkan terurai dengan sedikit jepit rambut berwarna senada dengan sweater yang di kenalkan ya. Gadis itu tidak datang sendiri tapi bersama kakaknya dan juga... Bayu?

Ekspresi wajah Wahyu berubah masam, sepertinya laki-laki itu akan terus menempel pada kekasihnya, apa yang harus dia lakukan untuk mengusirnya. Tapi jika dia melakukan itu Elise tidak akan senang.

Elise melihat empat orang yang sedang duduk di pendopo dengan tawa riang, kakeknya bahkan tidak pernah berhenti tertawa dan bibirnya tersenyum lebar dari waktu ke waktu. Mata Wahyu terbelalak kaget, apakah ini serangan langsung kekasihnya. Untuk membuat kakeknya berhenti menjodohkan dengan Eliza.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com