webnovel

The Daddy Next Door

Byun Baekhyun, seorang mahasiswa tingkat 5 yang tinggal di sebuah apartemen kawasan elit dekat Gangnam. Setiap hari aktivitasnya selain sibuk kuliah, ia juga bekerja paruh waktu di sebuah kafe kecil dekat universitas tempatnya belajar pada hari Senin hingga Kamis dan pada hari-hari lainnya, ia biasa berada di apartemennya menemani seorang anak laki-laki bernama Jackson. Park Jackson adalah anak dari tetangganya, Park Chanyeol, seorang duda yang ditinggal pergi istrinya kabur bersama pria lain yang juga adalah mantan kekasihnya saat sekolah menengah atas. Jackson ditinggal pergi ibunya saat ia masih berumur 3 minggu dan sejak saat itu Park Chanyeol harus merangkap peranannya menjadi ibu serta ayah untuknya. Kehadiran Baekhyun menjadi berkah untuk Chanyeol karena ia dengan senang hati menemani putra semata wayangnya itu saat dirinya harus bekerja. Berawal dari rasa iba, akankah itu menjadi benih cinta?

Lemopai · Prominente
Zu wenig Bewertungen
6 Chs

Chapter 3: The Kiddo Next Door

"Jeki, Uwu ingin minta kroketmu, boleh?"

Sejak awal jam istirahat makan siang mereka, Jungwoo —teman sebangku dari Jackson selalu saja mencoba menganggu Jackson. Bukan hanya meminta untuk mencicipi bekal makan siangnya saja tapi mulut kecilnya itu tidak berhenti untuk diam sejenak. Jackson heran, apa ia harus mencari tombol off yang berada di tengkuk temannya itu untuk membuat mode senyap seperti pada robot milik Mark?

"Uwuuuu~ Jackie udah bilang kalau kamu gak boleh minta kroketku! Ini bikinan dari papa Jackie jadi awas saja kalau kamu ikut makan." Kata Jackie untuk kesekian kalinya sedangkan Jungwoo hanya bisa mencibir dan menekuk wajahnya. Sungguh dia lapar, padahal bekal makan siangnya telah habis tak bersisa di menit kesepuluh. Tetapi kenapa perutnya masih berteriak minta makanan? Benar-benar naga peliharaan yang berada di perut Jungwoo bisa membuat kedua orangtuanya bangkrut.

"Makanya kalau makan itu baca doa dulu biar setan gak ikut makan juga!" Ucap Jackie dengan menekankan kata 'setan' dengan nyaring ke arah Jungwoo.

"Dih, kamu aja yang pelit. Dasar Jackie pelit!!" teriak Jungwoo tepat di sebelah telinga dan pergi keluar kelas untuk mendatangi pacarnya yang berada di kelas sebelah. Yeah, anak kecil itu sudah berpacaran sejak di TK Nol Kecil, apa kalian percaya?

Sedangkan Jackson sekarang sedang mengusap telinga yang berdengung akibat dari teriakan lumba-lumba kecil itu. Untung saja teman, untung saja di sekolah, jika tidak mungkin Jackson akan mengikat Jungwoo dan menceburkannya di sungai Han.

"Kamu apakan lagi si lumba-lumba itu?" tidak lama Mark datang menghampirinya dan langsung mengambil duduk di kursi yang awalnya di duduki oleh Jungwoo.

"Biasa, nenek sihir itu ingin meminta makananku." ucap Jackson perlan seraya melanjutkan makan yang tadi sempat tertunda.

"Kenapa tidak diberi saja agar mulutnya yang lemas itu diam, kalau gini kan kamu sendiri yang repot dia akan mengganggu kamu terus seharian." tanya Mark mengingat teman sekelasnya itu berwatak keras seperti kekasihnya.

"Bukannya tidak ingin," kata Jackson sambil membereskan tempat bekalnya yang telah selesai ia lahap isinya. "Tetapi ini karena makanan buatan dari kak Bee, makanya aku tidak mau membaginya dengan orang lain." sambungnya.

"Ah begitu." respon Mark sambil menganggukkan kepalanya tanda mengerti. "Lalu, apakah kau sudah meminta ayahmu untuk menjadikan kakak Bee mu itu sebagai ibumu?"

Jangan heran Mark bisa tau tentang itu, bahkan semua teman sekelasnya pun mengetahui keinginan Jackson untuk menjadikan Baekhyun sebagai pengganti ibunya. Bukan karena apa, itu karena suara Jungwoo menggelegar saat ia memberikan nasehat kepada Jackson perihal 'status' Baekhyun akan menjadi ibu Jackson tempo hari. Bahkan teman sekelasnya sudah lebih dulu memberikan ucapan selamat mempunyai ibu baru padanya sebelum rencana itu terjadi. Sebegitu tak punya akhlak mereka semua, pantas saja satu kelas.

"Aku sudah memberitahukan pada daddy, tetapi ia belum menjawabnya." kata Mark sambil memasang wajah murung. "Apa mungkin kakak Bee bisa menjadi ibuku?" tanyanya lagi.

"Mungkin, jika kamu berusaha membuat ayahmu menyukainya juga." kata Mark, "atau bagaimana jika sekarang kamu buat rencana saja biar kakak Bee menyukai ayahmu terlebih dahulu baru setelah itu minta ayahmu untuk menjadikannya istri. Beres." kata Mark memberikan ide yang langsung menarik perhatian Jackson.

"Begitu?"

"Hmm..."

"Kau yakin ini berhasil?"

"Yakin."

"Bagaimana jika tidak?"

Mark terdiam sejenak sambil memikirkan jawaban. "Ah, buat saja robot-robotan yang mirip seperti kakak Bee dan jadikan ibu pengganti." seru Mark dengan ide bodohnya itu. Maaf, tapi mereka ini anak sekolah dasar, jadi ide apa yang kalian harap akan keluar dari otak mereka?

🔥🍑🍑🔥

Jackson sedang duduk sendiri di ruang tunggu khusus murid-murid yang akan dijemput oleh orangtuanya. Memang sekolah ini mempunyai fasilitas lengkap yang bisa dikatakan setara dengan gedung milik anak sekolah menengah keatas, wajar saja, iuran per semesterpun sangat besar yang dikeluarkan oleh orang tua murid jadi wajar jika fasilitasnya bisa semaksimal ini.

Jackson sedang memikirkan bagaimana cara agar membuat daddy juga kakak Bee bisa saling jatuh cinta dan ia bisa mempunyai ibu baru. Tetapi sepertinya otak kecilnya sedang terhambat untuk memproses pencarian ide tersebut karena perutnya kosong minta diisi.

"Jack, kau belum dijemput?" Mendengar namanya disebut, Jackson langsung menolehkan pandangannya pada sosok guru musiknya itu.

"Ah, Byungjae-saem." sapa Jackson pada gurunya itu dan menggeser pantatnya agar gurunya itu bisa duduk di sebelahnya.

"Ayahmu belum menjemput?" tanya Byungjae sambil melepaskan dasinya yang seharian ini terpaksa terpasang rapi di lehernya. Sungguh ia berterimakasih karena jam sekolah sudah usai. Ia benar-benar tidak tahan dengan segala pakaian yang ia kenakan untuk mengajar.

"Belum saem, mungkin ayah sedang menjemput kakak Bee dulu baru kesini." jawab Jackson dengan dihadiahi anggukkan kepala oleh Byungjae tanda mengerti.

Beberapa menit berlalu dan kedua orang ini masih saja diam dengan pikirannya masing-masing. Byungjae tidak mungkin pergi meninggalkan Jackson sebelum ayahnya datang menjemput. Walaupun urak-urakan, ia masih punya jiwa guru ngomong-ngomong. Walaupun ia tidak suka mengajar menggunakan kemeja dan sebagainya, ia tetap menyayangi murid-muridnya.

"Emmh, saem. Boleh Jackie bertanya?" kata Jackie perlahan. Ada sedikit kegugupan yang terlihat jelas di suaranya dan itu membuat Byungjae otomatis memusatkan atensinya pada pria kecil di sampingnya itu.

"Ada apa? Apa kau ada masalah?" tanya Byungjae.

"Emmh, begini saem. A-aku ingin tau bagaimana caranya agar dua orang saling mencintai." kata Jackson yang sukses membuat alis Byungjae menuking dengan tajam.

'Sebentar, anak ini menanyakan cara agar dua orang saling mencintai? Apa yang ada dipikirannya?' batin Byungjae resah, oh jangan salah, guru-guru di sekolah dasar ini sudah sangat pusing karena Jungwoo dan Lucas berpacaran apalagi semenjak dari TK. dan sekarang teman sebangkunya menanyakan yang berbau-bau cinta?

"Kau sedang menyukai seseorang?" tanya Byungjae dengan hati-hati. Sumpah, ia sebenarnya tidak masalah jika anak orang lain yang berpacaran selagi kecil, tetapi masalahnya adalah dampak yang diberikan itu yang besar. Pernah sekali wali kelas Jungwoo mengalami migran gara-gara saat pelajaran matematika Jungwoo menangis histeris dan membuat pelajaran itu menjadi tidak kondusif. Alasannya? Karena Lucas membalas komentar dari salah satu penggemarnya di akun insta miliknya. Bagaimana tidak stress?

"Bukan saem. Bukan aku yang menyukai orang, tetapi aku ingin membuat dua orang saling menyukai." jawab Jackson sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Lalu?" tanya Byungjae

"Aku ingin mendapatkan ibu baru. Aku ingin kakak Bee menjadi ibuku." jawab Jackson pelan.

"Ah...!" Byungjae mulai mengerti arah dari pembicaraan ini, tetapi yang tidak ia mengerti adalah kenapa Jackson keukeh ingin si 'kakak Bee' ini menjadi ibunya.

"Jack, kau tau jika kakak Bee-mu ini seorang pria?" tanya Byungjae hati-hati. Ia tau jika anak seumur Jackson tidak akan mengerti kemana arah pembicaraannya dan ia tidak ingin Jackson langsung melahap informasi ini dengan cepat, jadi ia hanya akan memberikan sedikit demi sedikit penjelasan padanya.

"Tau, kan Jackson sudah pernah liat tytyd kakak Bee." Jackson menjawabnya dengan polos sedangkan Byungjae memejamkan matanya sebentar, kepalanya tiba-tiba pusing.

"Kenapa kau ingin kakak Bee menjadi ibumu?" tanyanya lagi.

"Karena Jackson nyaman kalau disamping kakak Bee, kakak Bee baik dengan Jackson jadi Jackson pun sayang dengan kakak Bee." jawab Jackson dengan semangat. "Jackson pernah melihat kakak Bee ditampar oleh hyung jahat, jadi Jackson tidak mau kakak Bee disakiti oleh orang lain makanya biar daddy dan Jackson yang menjaga kakak Bee." sambungnya lagi, kali ini dengan penuh emosi terbaca jelas dari suaranya.

"Kalau begitu, buat kakak Bee dan ayahmu saling nyaman satu sama lain. Karena jika sudah nyaman dan saling mengerti satu sama lain maka untuk hidup bersama pasti akan lebih mudah." kata Byungjae.

"Benarkah saem?"

"Hm, coba saja. Tapi ingat, kau juga harus perhatikan perasaan ayah dan kakak Bee-mu itu. Jika mereka tidak nyaman makan jangan lanjutkan." pesan terakhir Byungjae sebelum ekor matanya menangkap kedua sosok yang sejak tadi dibicarakan oleh mereka. "Sudah sana, mereka sudah datang. Kau jangan nakal dan berulah macam-macam, oke?" sambungnya sambil mengusak rambut Jackson yang dibalas anggukan oleh pria kecil itu sebelum ia membungkukkan badannya 90 derajat tanda salamnya pada gurunya itu dan berlari kearah Chanyeol dan Baekhyun.

'Aku akan membuat kakak Bee mencintai daddy dan menjadi ibuku!'