webnovel

The Cold Season

Untuk sebagian besar hidupnya, Xiao You Ren merasakan ketidakberuntungan yang teramat besar. Setiap luka baru akan muncul di sisa-sisa malamnya. Luka yang membuatnya mengerang sakit akibat rasa ngilu yang menyentuh hatinya. Dia selalu menggigil di setiap malam yang dingin, mengharapkan sebuah tangan melingkar di tubuhnya. Pada setiap orang dia menjeritkan pertolongan. Memohon untuk obat yang dapat menghilangkan rasa sakitnya di musim dingin. Akan tetapi, tidak ada satu orang pun yang mampu memberikan hal itu padanya. Hingga dia terlibat sebuah hubungan dengan seorang laki-laki yang menawarkan obat. Alih-alih mendapatkan penawar bagi lukanya, dia justru menerima racun. Yang membuatnya menjadi kebal terhadap rasa sakit, bahkan meminta untuk mendatangkan perasaan itu terus-menerus. Xiao You Ren kian menggila sesaat setelah laki-laki itu menyuntikkannya sedikit rasa ‘diinginkan’. Seumur-umur Xiao You Ren tidak pernah merasakan hal menggelitik permukaan hatinya, hingga membuatnya menjadi sangat egois.

evilesther3 · LGBT+
Zu wenig Bewertungen
262 Chs

Get A Little Excited

GET A LITTLE EXCITED

Sinar matahari pagi yang hangat menyiram sisi tempat tidur. Cahaya tipis memanjang pada mata Xiao You Ren, mengganggu tidurnya. Perasaan pertama yang muncul saat dia bangun adalah sakit pada punggung dan lelah mendera tubuhnya. Beberapa bagian terasa perih dan sangat menyakitkan untuk digerakkan. Kelopak matanya perlahan terbuka, dia memperhatikan sekeliling dan tidak menemukan siapa pun.

Pada saat itu, sakit di kepalanya tiba-tiba muncul dan membuat erangan lemah meluncur dari bibirnya. Xiao You Ren membatalkan niat untuk beranjak dari ranjang, kembali merebahkan diri dan bergeming dengan tangannya sedikit mengurut kening. Dia memperhatikan lengannya yang dibalut kain berwarna merah, itu adalah piyama yang menyelimuti tubuhnya. Wang Xian Wei memakaikan piyama itu ketika mereka selesai bercinta, laki-laki itu pulalah yang telah membersihkan tubuh kotor dan lengketnya. Xiao You Ren cukup yakin dengan persepsi tersebut, sebab kesadarannya hilang setelah lewat pukul 3 dini hari.

Awalnya Xiao You Ren pikir jika dia akan dipanggil dengan sebutan-sebutan yang merendahkan harga dirinya ketika mereka melakukan itu, dia akan disebut sebagai pelacur, jalang, atau semacamnya. Namun, pada kenyataan, laki-laki itu sangat menghargainya dan tak jarang melemparkan kalimat menenangkan.

Merasa jika sakit di kepalanya berangsur-angsur menghilang, Xiao You Ren kembali bangkit, hendak beranjak ke kamar mandi ketika pintu kamar itu terbuka. Melihat Wang Xian Wei yang mendekat dengan segelas teh hangat, Xiao You Ren mendudukkan tubuh dengan benar di sisi ranjang.

Wang Xian Wei melemparkan senyum kecil ketika melihat Xiao You Ren yang sudah sadar. Dia bangun satu jam lebih awal dari laki-laki itu, tapi merasa enggan untuk mengganggu tidur nyenyaknya. Lagipula ini hari libur, tidak ada salahnya berbaring sepanjang hari di ranjang. Mendekati tempat tidur, dia meletakkan gelas di atas nakas yang terletak di samping. "Minumlah!"perintah Wang Xian Wei pelan. Dapat dengan jelas ditemukannya kernyitan halus pada kening Xiao You Ren. Laki-laki itu tengah menahan rasa sakit yang menghujani tubuhnya. Wang Xian Wei merasa prihatin juga puas dalam dirinya. Hasrat yang selama ini tidak bisa dia curahkan, kini dapat dilampiaskan dengan bebas pada laki-laki di hadapannya.Karena tidak menerima tindakan berarti dari Xiao You Ren, pada akhirnya Wang Xian Wei menyodorkan gelas itu. Menyuruhnya untuk menghabiskan teh aroma terapi yang akan membantu relaksasi pada tubuh yang sakit.

Xiao You Ren menerima dengan tangan gemetar, bibirnya menggigil mengucapkan terima kasih lalu menelan seteguk. Pandangan matanya terfokus pada penampilan Wang Xian Wei yang tampak rapi, namun sedikit santai. Sebuah pertanyaan melayang di benaknya, tapi tidak berani diungkapkan secara langsung. Dia menunggu pihak lain untuk mengatakannya, jika tidak pun tidak masalah.

Mengerti akan tatapan bertanya di mata Xiao You Ren, secara terang-terangan Wang Xian Wei menunggu laki-laki itu bertanya. Namun dalam jangka waktu yang tak bisa dikatakan lama, tak ada sepatah kata pun yang meluncur dari mulut pihak lain. Akhirnya Wang Xian Wei menjelaskan, "Aku akan pergi ke kota sebelah."

Anggukan di kepala Xiao You Ren sangat pelan, meskipun sudah meminum teh hangat buatan Wang Xian Wei, tapi rasa sakitnya masih ada. "Aku akan membersihkan diri dan pulang," selorohnya merasa tidak enak. Dia meletakkan gelas dari tangannya ke atas nakas, lalu berusaha berdiri dengan susah payah lantaran tubuhnya gemetaran. Pinggangnya seperti akan terpotong, memisahkan tubuh atas dan bawah. Langkah pertama berjalan dengan lancar, tapi dilangkah selanjutnya kaki itu tidak bisa menopang berat badan dengan baik. Untung saja Wang Xian Wei memiliki refleks yang bagus, memegang tubuh gemetar Xiao You Ren dan kembali mendudukkan di sisi ranjang.

"Tidak perlu terburu-buru. Kamu bisa pulang saat tubuhmu sudah stabil, bila perlu menginap di sini semalam lagi. Besok aku akan langsung ke kantor dari sana."

Xiao You Ren kembali menganggukkan kepala. Hatinya terasa hangat dengan perlakuan laki-laki itu, dia menyukainya. Rasa hangat dan diperdulikan begitu menyentuh, hingga rasanya dia ingin memiliki lebih banyak dan lebih lama lagi.

"Sir, mengenai kontrak kita," Xiao You Ren menggantung perkataanya. Sedikit merasa enggan untuk terus terang. Namun, Wang Xian Wei cukup peka, sehingga dia ikut berbicara. "Kamu bisa pindah secepatnya, apartemen ini jarang digunakan dan tidak banyak yang tahu," ucap Wang Xian Wei ringan. Dia bergerak agak menjauh dari Xiao You Ren kemudian menatap lekat pada wajah yang tampak pucat dan kelelahan. Tahu betul jika itu hasil dari perbuatannya, tapi Wang Xian Wei menikmati pemandangan tersebut, seperti memiliki kepuasan tersendiri. Tersadar dari pikirannya, Wang Xian Wei pun mulai menjelaskan beberapa hal mengenai tempat yang akan ditempati oleh Xiao You Ren, tapi tidak bisa menunjukkan satu per satu lantaran terburu-buru.

Setelah kepergian Wang Xian Wei, Xiao You Ren memutuskan untuk beranjak ke kamar mandi dan membersihkan diri. Ruangan itui tidak terlalu luas, mengingat jika terletak di bagian tersembunyi dalam apartemen. Kamar khusus yang dirancang oleh Wang Xian Wei sendiri.

Ada sedikit kengerian dalam hati Xiao You Ren ketika merasakan suasana dalam kamar mandi yang cukup mencekam. Dominasi warna hitam dan emas terlihat mewah ditambah cermin dinding yang unik, namun terdapatnya beberapa alat yang asing. Di sisi bathtub ada sebuah kabinet yang berisi beberapa botol pelumas, lilin aroma terapi mengandung zat afrodisiak dan entah apa lagi, tidak semua diketahui olehnya.

Meninggalkan rasa kagum dan ngerinya, Xiao You Ren beralih pada shower dan bergegas masuk usai melepaskan seluruh pakaian. Cermin dinding memantulkan tubuhnya yang tersiram air, juga cahaya kekuningan dari lampu. Dalam pikirannya, Xiao You Ren tidak bisa untuk tidak memikirkan isi kepala Wang Xian Wei. Apa laki-laki itu merupakan seorang maniak? Namun, mengingat apartemen yang jarang ditempati, juga merupakan kamar mandi dari ruangan tersembuyi, maka pemikiran negatif itu segera enyah dan dia melanjutkan kegiatannya.

Apartemen penthouse itu memiliki empat kamar tidur. Kamar utama tentu saja ditempati oleh pemiliknya, Xiao You Ren bahkan dilarang untuk memasuki ruangan itu jika tidak disuruh. Kamar lainnya adalah kama kosong, sehingga Xiao You Ren bisa menempati salah satunya. Setelah berbagai pertimbangan, kamar ketiga menjadi pilihan terbaik. Lokasinya tidak terlalu dekat dengan kamar utama, juga tidak terlalu jauh. Selain itu, pemandangan kota 270% dapat dilihatnya. Sangat mengesankan.

Selesai dengan penjelajahannya, Xiao You Ren memutuskan untuk bersantai dalam ruang belajar. Rak-rak berjajar dengan indah dan diisi penuh oleh buku dari berbagai jenis dan bahasa. Xiao You Ren bukanlah sosok penyuka buku yang akan tenggelam berjam-jam hanya untuk membacanya, tapi melihat dalam jumlah yang banyak membuatnya terpesona. Xiao You Ren memutuskan kembali dengan langkah yang kaku seperti kakek-kakek. Dia bahkan tidak percaya dapat memeriksa ruangan demi ruangan dengan langkah seperti itu.

Memasuki ruang tamu, seorang wanita tampak berada di sana dengan beberapa pakaian bersih di tangan. Wanita itu tersenyum ramah ketika melihat Xiao You Ren dan memberikan sapaan, "Selamat siang, Tuan Xiao You Ren. Pagi tadi Tuan Wang memberitahu saya tentang Anda."

Xiao You Ren mengangguk, tersenyum tipis membalas. Tatapan matanya tidak terlihat menyelidik ataupun penasaran, wanita di hadapannya itu adalah seorang petugas kebersihan dan memang sering datang ke sana untuk membereskan apartemen juga membersihkan pakaian dan merapikannya.

"Jadi kamar mana yang akan Anda pakai, Tuan? Saya akan membereskannya," tanya pelayan itu lagi.

Kali ini Xiao You Ren tidak bungkam, dia memberi jawaban tak kalah ramah, "Kamar ketiga. Ruangannya tidak terlalu luas, tapi pemandangannya bagus. Tolong dibersihkan, Nyonya."

Wanita paruh baya itu terkesiap. Bagaimana bisa dia disebut nyonya sedang dirinya hanyalah seorang pekerja. "Anda bisa memanggil saya Bibi Yang, sama seperti Tuan Wang." Dia tersenyum melihat respon Xiao You Ren yang kikuk. Laki-laki juga merasa agak bersalah. Setelah pembicaraan singkat mereka, Bibi Yang bergegas melanjutkan pekerjaannya.

Beberapa hal kemudian mengganggu pikiran Xiao You Ren, dan dengan berat hati dia memutuskan untuk pergi setelah mengganti pakaian dengan yang semalam dipakai. Menggunakan taksi online dia menuju Majestic Cafe untuk membawa kembali mobilnya. Di tempat yang sama dan dalam posisi sama pula mobil itu berada, sehingga tidak menyulitkannya. Seorang petugas keamanan dan beberapa orang yang memahami situasi, menatap heran padanya. Tampak jelas mengenai pertanyaan dalam otak mereka tentang tindakan Xiao You Ren. Selain cara jalannya yang tampak ganjil, juga kedatangannya untuk mengambil mobil yang sudah terparkir semalaman.

Mengabaikan pendapat orang, Xiao You Ren melajukan mobilnya menuju apartemen lama berniat mengemas pakaian. Dia tidak akan pindah sepenuhnya, hanya beberapa pasang baju dan perlengkapan yang benar-benar diperlukan saja. Memikirkan tentang kepindahannya, entah mengapa dia merasa sedikit bersemangat. Seperti tidak sabar untuk menanti datangnya waktu itu.

Malam harinya, dia kembali ke apartemen Wang Xian Wei dengan sebuah koper berukuran besar dan beberapa kardus yang berisi berbagai macam keperluannya untuk bekerja. Apartemen itu tidak berpenghuni ketika dia memasukinya, namun lampunya menyala pada beberapa tempat sehingga tidak memberikan kesan yang gelap. Segera saja Xiao You Ren melangkah memasuki kamarnya, lalu membawa satu per satu barang untuk dirapikan setelah dia membersihkan diri.

Jarum jam berada pada angka 10, ketika semua pakaiannya sudah tertata di dalam lemari juga barang yang terletak pada tempatnya. Xiao You Ren merasa jika perutnya terasa kosong dan bunyi gemuruh terdengar. Mengelus dari balik kaos dan tersenyum kecut, kemudian membawa diri ke dapur. Mencari-cari sesuatu yang dapat dimakan hanya pengandalkan paparan cahaya dari lampu di ruangan lain. Dapur itu bersih, bahkan sangat b ersih sehingga tidak ada satu pun makanan yang dapat diolah atau dimakan langsung. Dia menghela napas pasrah dan bergerak menuju kulkas dan mengorek-orek isinya yang sudah pasti tidak ada apa-apa selain dari rentetan bir kaleng.

Terlalu sibuk dengan kegiatannya, Xiao You Ren benar-benar mengabaikan segalanya. Hingga bunyi dari penghub ung aliran listrik berbunyi dan semuanya tampak terang. Kejadian itu membuatnya terkejut, ditambah lagi dengan kemunculsn tiba-tiba wajah Wang Xian Wei. Tubuhnya terdorong ke belakang dengan pinggul yang mencium lantai dan kedua tangan menahan dari belakang. Mendongakkan wajah untuk melihat lebih jelas sosok jangkung yang berdiri di hadapannya. Rahang tegas itu terlihat sangat lancip, dengan dukungan dari mata tajam yang menghanyutkan.

"Apa yang kamu lakukan?"

Suara bariton itu membuat Xiao You Ren terkesiap, sadar dari lamunan singkatnya dan mulai membenarkan posisi. "Maaf, Sir. Aku ... lapar," jelasnya dengan rona merah perlahan menjalar di pipi. Tergesa-gesa untuk berdiri sembari menyembunyikan rasa malu, enggan bertatapan langsung dengan laki-laki dihadapanya.

Wang Xian Wei mengulum senyum tipis menahan geli yang tak mungkin terlihat oleh pihak lain. Berjalan menuju meja makan dan meletakkan tas kertas berisi makanan. "Makanlah," dengan tangan yang mengeluarkan beberapa kotak makan, dia mengucapkannya dengan nada pelan.

Meskipun merasa enggan, tapi Xiao You Ren tetap bergerak maju mengambil kotak bekal yang diasongkan padanya. "Terima kasih, Sir." Mendudukkan diri setelah mengambil sendok dan mulai membuka kotak makan itu. Dari tampilannya saja, Xiao You Ren dapat menebak dengan yakin jika itu merupakan buatan tangan. Rasa enggan dalam dirinya kian melimpah mengetahui fakta bahwa Wang Xian Wei baru saja kembali dari apartemen kekasihnya, maka sangat besar kemungkinan itu adalah masakan kekasih laki-laki itu.

Menyadari keengganan dalam mata xiao You Ren, dengan tangkas dia merebut sendok dari tangannya dan memakan sesuap makanan di dalam kotak makan, lantas menaruh kembali sendok di celah jari Xiao You Ren yang masih bergeming mencerna situasai.

"Jangan merasa berat hati, anggap saja kamu memakan sisa makananku bukan buatan orang lain," usai mengatakan hal itu ia melenggangkan langkah kakinya menuju kamar. Meninggalkan Xiao You Ren yang mulai menikmati makanannya.

Memasuki kamar tidurnya, Wang Xian Wei merasa gelisah. Menekan tombol penghubung aliran listrik untuk menyalakan lampu. Lekas melepas mantel lantas melempar sembarang di atas sofa, duduk dan menyadarkan kepala. Helaan napasnya cukup berat dengan debaran jantung yang kian cepat seiring keluar-masuknya oksigen dalam paru-paru. Pikirannya kembali pada waktu yang telah berlalu tak lama. Mengingat kembali saat-saat dia memergoki Xiao You Ren yang tengah mencari makanan di dapaur seperti seorang pencuri kecil. Ketika laki-laki itu jatuh, ekspresi wajahnya yang terkejut begitu mengundang. Tampak polos dan menggairahkan di waktu yang sama. Memutar ingatan itu dalam kepala, dia menyadari jika napasnya yang semakin tergesa-gesa diakibatkan dorongan lain pada tubuhnya

Tangan yang menganggur dibawanya untuk melancarkan pijitan kecil di antara kedua alis, berusaha menyerap kembali kesadaran yang sudah di ambang batas. Sedikit tergesa, dia berdiri dan melarikan diri ke kamar mandi. Tampaknya, Wang Xian Wei harus merendam badan dengan air dingin untuk menormalkan rasa panas di dalam.