Rose memutuskan untuk berhenti bertanya dan membahas masalah itu agar Rune tidak kehilangan percaya dirinya. Ia mengalungkan kedua tangannya ke leher pemuda itu dan mencium pipinya.
"Baiklah," katanya sambil tersenyum manis.
"Uhm... benarkah?" tanya Rune dengan suara tercekat. "Kau... tidak keberatan?"
Rose mengangguk. "Aku tidak keberatan. Kita kan akan bersama seterusnya. Tidak harus buru-buru."
"Ahh... kau benar juga." Rune menghembuskan napas lega. Ia memeluk pinggang Rose lagi dengan lebih erat dan ia balas mencium pipinya. "Terima kasih. Kau memang gadis yang mengagumkan."
"Mengagumkan?" Rose tertawa kecil. "Aku tidak melakukan apa-apa."
"Ahh... pokoknya kau sangat mengagumkan dan aku beruntung memilikimu," kata Rune berkeras. Kebingungannya segera hilang karena Rose begitu santai dan sangat pengertian.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com