L menyanyi dengan indah. Seperti biasa, suaranya benar-benar mampu memukau semua orang yang hadir di ballroom itu. Hanya John Wendell, Caroline Wendell, Danny Swann yang tampak tidak menikmati penampilan L. Wajah mereka bertiga malah dipenuhi horor.
"Aku tidak mengerti. Bukankah... bukankah dia seharusnya sudah mati?" kata Danny Swann berkali-kali. John Wendell mendelik ke arahnya dengan wajah dipenuhi kemarahan.
"Bodoh sekali kau! Melakukan itu saja tidak becus. Dia itu cuma seorang gadis kecil yang tidak memiliki pelindung. Mengapa membunuhnya saja kau tidak bisa??" Walaupun wajahnya berlumuran darah karena tadi dipukuli oleh Danny Swann, kini John Wendell tampak dipenuhi kemarahan.
Ia bangkit dari kursinya dan menarik kerah Danny Swann berusaha memukulnya balik. London hanya memperhatikan mereka dengan pandangan dingin. Inilah saat yang telah Ia tunggu-tunggu dari tadi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com