Sementara itu di sebuah suite mewah di hotel tengah kota Caroline Wendell menutup teleponnya dan kemudian menyimpan ponsel itu di dalam tasnya. Wajahnya menyunggingkan senyum tipis.
"Ini adalah perkembangan yang sangat bagus," pikir Caroline dalam hati. Senyum tipis di wajah cantiknya perlahan-lahan semakin berkembang menjadi senyum lebar dan matanya berkilat-kilat dipenuhi kepuasan.
"Itu telepon dari siapa?" tanya sebuah suara dan muncullah seorang lelaki yang keluar dari dalam kamar. Caroline menoleh ke arah pria itu dan mengangkat bahu. Danny Swann tampak baru bangun dan wajahnya masih mengantuk. Pria itu bersikeras ikut dengannya ke Berlin walaupun Caroline sudah berusaha mencari alasan agar ia tidak usah datang.
Tadi malam ia juga tidak berhasil membuat Danny pergi dan mereka menghabiskan malam bersama. Danny bangun kesiangan dan suasana hatinya terlihat tidak terlalu baik.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com