webnovel

Teror Masa Lalu

Pernikahan di masa lalu membuat Alma mengalami trauma berat. Karena laki-laki yang sangat ia cintai dan sayangi tega meninggalkan dirinya pada saat dalam keadaan hamil besar. Arfha memaksa Alma pulang ke rumah kedua orangtuanya, dengan alasan ia harus menyelesaikan dinasnya di negaranya sendiri yaitu Amerika serikat. Dan pada saat itu Arfha berjanji, setelah semua urusannya selesai, ia akan kembali dan membawa Alma untuk hidup bersama lagi bersama buah hatinya. Namun semua yang di janjikan oleh Arfha hanya omong kosong belaka. Ia sama sekali tidak pernah datang menemui Alma hingga saat ini. Bahkan sampai usia Putrinya menginjak 19 tahun. Dari sanalah timbul rasa benci yang amat mendalam terhadap Arfha. Alma menyimpan dendam dalam diam. Bahkan ia berjanji sama dirinya sendiri untuk tidak memberitahu putrinya yang bernama Aletta tentang siapa ayahnya yang sebenarnya. Karena Alma sudah menganggap Arfha mati. Apa yang sebenarnya terjadi sama Arfha?" Dan bagaimana kisah hidup Alma selanjutnya bersama buah hatinya Aletta?" Akankah takdir akan mempertemukan mereka kembali di waktu yang tepat? ........................................................................... Temukan jawabannya dengan mengikuti setiap bab di novel ini. Kalau kalian suka, jangan lupa dukung novel ini dengan memberi Power Stone sebanyak-banyaknya. Dan tulis pendapat kalian di kolom review dan kolom komentar agar saya bisa memperbaiki yang salah. Satu Power Stone dan komentar atau review daru kalian adalah penyemangat saya untuk menulis. Happy Reading!

Linayanti · Urban
Zu wenig Bewertungen
50 Chs

Pertemuan keluarga Jack

"Sama-sama sayang!" Sepertinya calon istri kamu sebentar lagi sampai. Kamu tidak boleh memeperlihatakan wajah kamu yang serius. Ingat kamu harus banyak senyum, karena ini merupakan pertemuan pertama kamu dengan dia"

"Apa yang di katakan oleh ibu kamu benar Jack, jangan sampai kamu membuat kita berdua kecewa" Sambung Tuan Rafi.

"Ayah sama ibu tenang saja" Ucap Jack.

Benar sekali Ny Meisa datang bersama suami dan putrinya. Ny Meisa langsung menghampiri Ny Sera.

Ny Meisa merupakan teman dari Ny Sera, mereka dulu sempat menjalani bisnis bersama. Namun sekarang mereka sudah mandiri, karena mereka memiliki bisnis sendiri. Aroma parfum dari orang kaya memang sangat berbeda. Aromanya lembut dan mempunyai ciri khas.

"Selamat malam jeng!" Sapa Ny Meisa.

"Malam juga Jeng!" Sapa Ny Sera.

Mereka berjabat tangan dan mencium pipi kanan dan pipi kiri. Sedangkan Tuan Rafi dan Tuan Reno saling sapa biasa, maklum mereka baru pertama kali bertemu.

"Silahkan duduk Jeng!" Ucap Ny Sera. Ny Meisa dan Tuan Reno kemudian duduk.

"Dimana Carla?" Tanya Ny Sera.

"Carla sedang pergi ke toilet. Sebentar lagi dia menyusul" Jawab Ny Meisa.

"Oh begitu! Sudah lama sekali kita tidak bertemu. Terimakasih kasih banyak karena jeng dan Tuan sudah meluangkan waktu untuk datang malam ini" Ucap Ny Sera.

"Saya juga tidak  pernah menyangka jeng, rencana tuhan ternyata lebih indah ya" Ucap Ny Meisa.

"Ya jeng!" Lanjut Ny Sera sambil senyum-senyum manis.

Carla muncul dengan pakaian yang lumayan terbuka, ia menggunakan dress berwarna nude. Dress yang di gunakan panjangnya sampai bawah lutut, membentuk body. Rambut Carla terurai panjang, ia memiliki wajah tirus seperti wajah bule pada dasarnya.

"Maaf saya terlambat" Ucap Carla sambil membungkukkan badannya.

"Sayang silahkan duduk" Ny Sera langsung menyambut Carla.

kedua keluarga telah bertemu. Ny Sera dan keluarganya duduk berjejer, sedangkan Ny Meisa dan keluarganya juga duduk berjejer. Mereka saling berhadapan. Jack duduk di tengah kedua orangtuanya, begitu juga dengan Carla ia duduk di tengah kedua orangtuanya.

Pelayan di hotel datang membawa makanan, mereka seperti sedang berada di sebuah restauran. Sebelum mereka mulai makan, Ny Sera memberikan isyarat kepada suaminya untuk membuka acara malam ini.

"Ayah silahkan acarnya di buka" Bisik Ny Sera dengan lembut.

Tuan Rafi mengangguk, ia kemudian mulai berbicara. Sepatah dua patah kata keluar dari mulut Tuan Rafi. Ia juga memperkenalkan diri, setelah itu ia memperkenalkan Jack.

Carla ternyata diam-diam memperhatikan Jack sedari tadi. Meskipun ia mendudukkan wajahnya, tetapi kedua bola matanya tidak bisa bohong. Sepertinya Carla tertarik sama Jack.

Jack di minta untuk berkenalan sama Carla, secara perlahan Jack mengulurkan tangannya. Mereka berjabat tangan seperti biasa. Jack tidak mau berjabat tangan lama-lama, dengan segera ia melepaskan tangannya.

Sedangkan kedua orang tua mereka memperhatikan bagaimana pertemuan pertama anak mereka. Ada lampu hijau dari keluarga masing-masing, apa lagi yang di cari Jack sudah ganteng dan juga mapan. Jack juga mempunyai kepribadian yang sangat baik. Sedangkan Carla juga cantik, selain itu ia lulusan dari salah satu universitas bergengsi di Inggris.

Kedua orang tua mereka memberikan waktu untuk Jack dan Carla ngobrol berdua. Mereka berdua seperti sedang melakukan ujian sekolah, mereka berdua terlihat sangat serius.

Carla menunggu Jack untuk memulai berbicara terlebih dahulu, karena dia adalah laki-laki. Akan tetapi Jack sama sekali tidak mengeluarkan kata-kata. Dalam hatinya, Carla merasa malu jika ia mulai untuk berbicara. Namun jika ia juga ikut diam, suasana semakin seperti kuburan.

"Senang bertemu dengan kamu Jack!" Ucap Carla.

"Terimakasih!" Jawab Jack dengan simpel.

"Apakah kamu juga merasakan hal yang sama?" Tanya Carla.

"Aku sedikit tertekan" Jawab Jack.

Dari perkataan Jack yang tadi membuat Carla mengerti, kalau Jack tidak senang dengan perjodohan ini. Carla bisa menyimpulkan sendiri tanpa harus bertanya panjang lebar. Namun Carla selalu memberikan senyum lebar kepada Jack, aura Carla sangat positif banget.

"Orang tua kita sangat lucu ya, mereka itu sangat bahagia sekali melakukan Perjodohan ini. Jika tidak di ikuti takutnya mereka kecewa" Lanjut Carla.

Karena tidak mau basa-basi panjang lebar, Jack langsung menjelaskan sama Carla "Kamu tidak perlu kahwatir, karena saya juga tidak menginginkan Perjodohan ini"

"Alasannya apa?" Tanya Carla.

"Saya ingin menikah satu kali dalam seumur hidup. Saya ingin menikah dengan seseorang yang saya cintai tanpa ada unsur paksaan" Jawab Jack.

"Jack semua orang menginginkan hal yang sama. Mungkin kamu berpikir saya senang dengan Perjodohan ini? Tidak Jack ... Karena saya belum siap untuk menikah muda. Saya masih ingin mengejar karier saya. Tapi saya melakukan semua ini demi keluarga saya. Karena saya tidak mau membuat kedua orang tua saya kecewa. Mereka berdua adalah harta yang sangat berharga untuk saya, mereka itu jauh lebih penting dari apapun" Carla juga mengeluarkan perasaan yang sebenarnya.

"Serius kamu belum siap untuk menikah?" Tanya Jack.

Carla menatap wajah Jack sambil tersenyum "Ya!"

"Apakah tidak ada cara lain untuk membatalkan Perjodohan ini?" Tanya Jack.

"Saya juga tidak tahu Jack, tapi kalau kamu memang siap menikah sama saya, tidak apa-apa Jack"

"Saya belum siap Carla"

"Lalu bagaimana selanjutnya? Apakah kamu mau berkata jujur kepada kedua orang tua kamu dan kepada kedua orang tua saya. Apakah kamu mau melihat mereka kecewa?"

Jack kembali berpikir, ini benar-benar membuat Jack berpikir keras. Dari semua kata-kata yang keluar dari mulut manis Carla selalu ada benarnya. Jack menjadi semakin bingung.

"Tidak juga!" Jawab Jack sambil mengigit ibu jarinya.

"Aku akan memberikan kamu solusi, semoga saja kamu bisa menerimanya dengan baik"

"Apa itu? Tapi jika solusi kamu aneh-aneh maaf saya menolaknya"

"Belum saja saya memberitahu kamu, makanya kamu dengarkan apa yang saya katakan. Sebaiknya kita berpura-pura saja untuk menerima perjodohan ini, kita jalani saja seperti biasanya. Anggap saja kita perkenalan diri. Kita minta waktu selama satu bulan kepada kedua orang tua kita untuk bisa saling mengenal lebih jauh lagi dengan alasan untuk menghindari rasa canggung nantinya. Jika kita berdua merasa nyaman dan cocok, kita lanjutkan Perjodohan ini. Akan tetapi jika sebaliknya, kita tidak usah melanjutkannya"

Jack kembali terdiam, ia merenungi apa yang di katakan oleh Carla. Ada benarnya juga, tetapi Jack tidak langsung menyetujuinya, ia masih berpikir. Satu bulan waktu yang lumayan cukup lama untuk bisa menenangkan pikirannya. Jack juga bisa memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin.

"Bagaimana Jack, apakah kamu setuju?" Tanya Carla.

"Baiklah! Saya setuju dengan rencana kamu. Lalu langkah selanjutnya apa yang harus kita lakukan?"

Carla menyatukan dua bibirnya sambil melihat ke atas gedung.