Cecil berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Satu tangannya mengusap perutnya yang tidak serata dulu. Mulai terlihat sedikit tonjolan mungil diperutnya pada usia kehamilan yang memasuki minggu ke-sepuluh.
Dering ponsel menyentak Cecil yang hampir saja duduk di tepi ranjang.
"Halo, Mas, kamu di mana?"
Suara khawatir Bara di seberang telepon membuat Cecil menggigit kuku jempolnya.
"Aku takut, Mas." cicitnya pelan. Ia yakin bahwa dalam lima menit lagi Bara tidak pulang, nyawa nya dan si bayi dalam bahaya.
"Iya, kamu hati-hati."
Cecil meletakkan ponselnya yang masih menyala di atas nakas samping ranjang. Bara bilang untuk tidak mematikan sambungan telepon. Agar suaminya itu bisa mendengar apa yang terjadi di seberang telepon selama ia dalam perjalanan kembali ke rumah dari kantor.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com