Kinan menyiapkan teh mint untuk putranya. Ada terbersit rasa kasihan melihat sang putra yang malah mengalami muntah-muntah menggantikan sang menantu.
"Bar, ini tehnya diminum dulu."
Kinan meletakkan cangkir teh ke hadapan Bara yang duduk bersebelahan dengan Cecil di meja makan. Tangan Bara mengelus lembut perut sang istri. Entah kenapa, setiap ia muntah-muntah keinginan selanjutnya adalah mengelus perut Cecil.
Sejak awal memang Cecil tidak mengalami yang namanya morning sickness atau muntah apapun yang dialami oleh ibu hamil lainnya. Semuanya beralih kepada sang suami.
"Makasih, Ma." ujar Bara sambil menyeduh tehnya perlahan.
Cecil tersenyum. Bara tidak pernah mengeluh tiap kali harus menguras isi perutnya karena muntah. Malahan, suami tampannya itu selalu tersenyum kala selesai membersihkan mulutnya dari sisa muntahan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com