webnovel

Prolog

Perkenalkan karakter dan cerita.

Mia Kuncoro,

Selain wajahnya yang cantik, tidak ada yang tersisa lagi dari nya kecuali kepolosan nya.

Anak haram yang di anggap bodoh dan tidak disenangi kehadiran nya di tengah tengah keluarga Kuncoro yang ternama.

Ibu nya adalah kekasih Gani Kuncoro jauh sebelum Ayah nya menikah dengan Tiara atas perjodohan kedua orang tua mereka. Ibu nya meninggal dunia setelah melahirkan nya dan semenjak itu Mia di serahkan pada Ayah nya yang lalu membawa nya ke dalam keluarga Kuncoro.

Gani juga memiliki dua anak perempuan dari pernikahan nya dengan Tiara. Satu bernama Jihan dan satunya lagi bernama Yuri.

Gani memohon kepada Tiara agar mau menerima Mia.

Tiara memang menerima nya tapi memperlakukan Mia dengan sangat tidak baik.

Sejak kecil, Mia diperlakukan seperti budak. Tidak jarang Mia dipukuli dan dihina oleh ibu tiri dan kedua adik nya.

Gani , tentu saja tau perlakuan mereka. Tapi dia tidak juga membela Mia dan pura pura tidak tahu saja. Sebab jika dia membela Mia yang ada hanya berujung pertengkaran. Tiara memegang kendali penuh atas diri Gani karena merasa kekayaan mereka adalah dari keluarga nya.

Suatu hari,

Perusahaan mereka bangkrut dan ada di ambang kehancuran.

Sekali lagi, Mia harus menjadi tumbal dari perlakuan tidak baik mereka. Mia harus bersedia menikah dengan pria cacat demi menyelamatkan perusahaan keluarga nya.

Garra Mahendra,

Satu satunya pewaris tunggal keluarga Mahendra. Keluarga terkaya nomor satu di negeri itu. Pria cacat yang hanya bisa berbaring di kasur, mengalami sakit lumpuh sejak dua tahun yang lalu tanpa penyebab yang jelas setelah kematian Kedua orang tua nya akibat kecelakaan.

Kini Garra tinggal bersama nenek dan kakeknya dan juga paman serta bibi dari keluarga ayah nya dirumah utama milik nya. Sementara keluarga ibu nya hanya lah orang kampung biasa yang tidak punya apa apa.

Rumor yang beredar, Tuan muda Garra bukan hanya lumpuh, tapi tidak dapat bicara dan tuli.

Dan Wasiat dari Bastian Mahendra, ayah dari Garra Mahendra pemilik sah seluruh harta kekayaan keluarga Mahendra, bahwa seluruh harta kekayaan nya akan jatuh ke tangan putra semata wayang nya setelah putranya menikah.

Lalu Paman Garra yang bernama Abraham itu, membuat sebuah pengumuman. Siapa yang mempunyai anak gadis dan bersedia menikah dengan keponakan nya maka akan mendapatkan bayaran yang tinggi.

Mendengar pewaris tunggal keluarga Mahendra, jelas banyak sekali yang tergiur, tidak peduli meskipun pria yang sedang dicarikan istri itu bukan lah pria normal, melainkan pria cacat yang hanya bisa terbaring di kasur saja.

Banyak sekali yang berdatangan untuk mengajukan diri, tapi semua tidak lulus seleksi.

Abraham sendiri, sengaja mengorek informasi secara detail dari setiap gadis yang mengajukan diri untuk menjadi istri keponakan nya. Karena dia benar benar harus memilih gadis yang terbaik dan patuh untuk menjadi pendamping calon pewaris tunggal keluarga Mahendra.

Hingga suatu hari,

Gani Kuncoro datang bersama istrinya menemui Abraham dan menawarkan Putri mereka.

Sebelum menerima nya , jelas saja Abraham sudah mencari tau tentang info detail putri mereka tanpa sepengetahuan mereka terlebih dahulu dengan bantuan sekretaris pribadi Garra.

***

Di dalam ruangan besar sebuah kantor, sepasang suami istri itu terdengar sedang memohon dengan nada yang begitu memelas dan ini untuk yang kedua kali nya mereka datang.

"Tolong lah kami Tuan! Putri kami bisa menjadi istri yang baik dan patuh untuk keponakan anda yang cacat itu. Saya berani jamin Tuan!" Ucap Tiara sambil menarik lengan Gani Kuncoro suaminya untuk memberi kode agar suaminya ikut memohon juga.

"Kenapa anda begitu yakin Nyonya?" Tanya Tuan Abraham, selaku pemimpin sementara perusahaan Mahendra Group.

"Karena kami mendidik putri kami dengan baik dari kecil, hingga putri kami menjadi gadis yang patuh dan tidak akan membantah kami." sahut Tiara berapi api.

"Baiklah, dua hari lagi kami akan melamar putrimu dan kalian akan mendapatkan imbalan seperti apa yang sudah kami janjikan." Jawab Abraham.

"Terimakasih Tuan. Terimakasih.!" Jawab Tiara dengan mata berbinar sambil melirik suaminya yang hanya diam tanpa sepatah kata pun itu.

"Pergi lah kalian, dan persiapkan putri kalian dengan baik." Ucap Abraham.

Sepasang suami istri itu pun mengangguk, dengan membungkuk mereka berdiri dan melangkah keluar dari ruangan kantor yang megah itu.

"Sepertinya usaha kita akan berjalan lancar." Ucap Sintia, wanita yang sedari tadi memang berada di dalam ruangan itu. Wanita yang tidak lain adalah istri Abraham sendiri.

"Ya, kau benar. Ternyata kau pintar, tidak sia sia kau menjadi istri seorang Abraham." Sahut Abraham tersenyum ke arah Sintia.

Sementara itu, sepasang suami istri tadi yang sudah berada di kediaman milik mereka terdengar sedang berbincang serius di kamar nya.

"Apa yang kita lakukan ini sudah keterlaluan ma! Selama ini, kita tidak pernah menyayangi Mia dengan baik, dan sekarang malah akan menikahkan dia dengan pria cacat!" Keluh Gani.

"Pa.. dengerin ya? Sudah untung aku menerima anak haram itu di rumah ini. Menikah dengan pria cacat tapi pewaris tunggal perusahaan Mahendra Group. Siapa yang sanggup menolak hah? Mia akan mendapat kekayaan dan nama terhormat. Lalu kita? Bisa menyelamatkan perusahaan mu yang bangkrut itu. Sudah saatnya Mia berkorban demi kita Pa. Jangan hanya aku yang berkorban untuk dia, anak haram mu itu!" Teriak Tiara pada suami nya.

Gani hanya diam saja mendengar ucapan istrinya, untuk membantah ia tidak punya keberanian karena apa yang diucapkan istri nya itu memang benar kenyataan, meski di dalam hati nya terselip rasa tidak tega pada Mia putri nya. Walau bagaimanapun juga, Mia adalah anak dari wanita yang sangat dia cintai.

***

Mia meremas kedua tangan nya di bawah meja, gadis itu menggigit bibir nya setelah ibu tirinya selesai berbicara padanya di depan ayah nya yang juga ikut membenarkan ucapan istrinya.

"Bisakah kau melakukan ini demi kami Mia, anggap saja ini sebagai balas Budi mu pada kami yang sudah mengurusmu hingga sebesar ini?" Ucap tajam Tiara penuh penekanan.

Tidak ada yang bisa dilakukan Mia selain hanya mengangguk. Pembelaan nya pun sudah pasti tidak berguna dan hanya akan sia sia tanpa bisa menyelamatkan dirinya.

Mia tau, ini bukan perjodohan melainkan penjualan atas dirinya. Tapi Mia bersedia. Demi bisa dianggap keluarga, demi bisa membantu keluarga yang sudah mau menerima anak haram seperti dirinya. Meski Mia sadar, ini adalah awal sebuah penderitaan yang mungkin kedalaman nya tidak bisa diperkirakan oleh nya.

Balas Budi! Balas Budi!

Kau harus membalas Budi pada kami Mia!

Suara itu terus terngiang ngiang di telinga nya.

Kedua orang dihadapan nya tersenyum senang, tidak peduli tetesan kristal bening yang sejak tadi sudah meleleh di pipi gadis yang duduk hadapan mereka itu.

'Apa peduli mereka padaku! Toh selama ini aku hanya anak haram yang tidak diinginkan kehadirannya.'

'Baik lah, mungkin dengan begini, mereka akan senang. Dan aku bisa memulai hidup baru tanpa hinaan dari mereka!'

Mia berdiri, kaki lemah nya melangkah menuju kamar sempit nya.

Ia berdiri di depan kaca. Bercermin menatap bayangan dirinya sendiri.

'Terlalu tidak pantaskah aku untuk hidup dengan keluarga ku? Ibu… Kenapa kau tidak membawa ku serta Bu? Mungkin itu lebih baik daripada hidup ku selama ini'

Mia mengusap wajahnya. Inilah wajah bodoh nya yang malang. Wajah yang mungkin sebentar lagi akan hilang dari mata mereka yang memandang jijik padanya.

Mia membaringkan diri di kasur buruk nya. Mencoba memejamkan mata. Dan esok hari dia sudah harus bersiap menunggu neraka berikut nya.

Kau pasti bisa ! Kau akan baik baik saja Mia!

Nächstes Kapitel