Lucas melepas ciumannya dan berkata, "buka mulutmu."
Angela menatap mata merah itu selama beberapa detik. Lalu perlahan-lahan Angela membuka mulutnya, sesuai dengan perintah Lucas. Tanpa ditunggu, Lucas kembali menciumnya, memaksakan lidahnya masuk ke dalam mulut Angela, kemudian mengobrak-abriknya.
Disisi lain, Lucas mulai melepaskan cengkraman tangannya, kini kedua tangannya mulai merangkul pinggul dan meremas kedua pantat Angela.
Lucas kemudian membuka kancing dress Angela dengan paksa, membuat kancing-kancing mini itu terjatuh menggelinding di lantai. Lucas menatap leher dan dada Angela, memperhatikannya dengan penuh nafsu. Di pegangnya leher itu, ia mengusapnya dengan jari-jarinya, kemudian ia mulai menciumi leher Angela.
Lucas mengecup leher Angela dengan perlahan. Satu kecupan, dua kecupan, tiga kecupan, empat kecupan, hingga pada saat kecupan yang terakhir ia sengaja memberikan tekanan dan bahkan mengigitnya perlahan.
Sakit? Sudah pasti. Enak? Jangan ditanya.
Angela memeluk kepala Lucas dan menjambak rambut perak itu, kini ia tidak mampu menahan desahan dan erangannya sendiri. Tanpa ia sadari, ia sangat menikmatinya.
Somehow sensasi foreplay yang diberikan Lucas terkesan perlahan, menunutut, mendominasi, sekaligus menyiksa Angela. Ia tidak menyukai sesi foreplay terlalu lama, namun untuk yang diberikan Lucas sekarang, Angela harus mengakui bahwa nantinya ia pasti akan merindukannya.
Angela berjingkat saat Lucas mulai meremas payudaranya. Sialnya, Lucas menatap wajahnya, seakan-akan memperhatikan segala ekspresi yang Angela keluarkan akibat kedua tangan kasar dan paha pria itu.
Angela, kau tahu ini tidak benar! Tapi, kau juga tau dia memilikimu! - Pikir Angela.
Dalam pikiran Angela saat ini, ia mengutuk mulutnya yang tidak pernah berhenti mendesah ataupun mengerang. Efek perangsang itu membuat tubuhnya memanas, bahkan ia bisa merasakan celana Lucas yang basah akibat beceknya dia saat ini. Perasaan ini tidak benar, Angela tidak boleh terlena, tapi.. tapi...
"Kya!" Angela berteriak ketika Lucas mengangkat tubuhnya. Menggendongnya dengan paksa tanpa melepaskan ciumannya, Lucas membawa Angela ke meja kerjanya.
Lucas memaksa Angela menghadap ke mejanya, memaksanya untuk menungging, menyingkap celana dalam wanita itu dan kemudian menyatukan tubuhnya.
Anehnya Angela tidak meronta saat Lucas menghentakan tubuhnya berkali-kali. Persetan dengan kertas laporan yang ada di atas meja, Angela menikmatinya, ia mencakar meja dan meremas kertas-kertas itu.
"Sebut namaku, Angela!" ujar Lucas.
"L-Lucas! Lucas! Lucas!" teriak Angela dengan menengadah, sensainya memuncak hingga ke ubun-ubun.
Tubuh Angela menegang, hentakan Lucas semakin cepat saat ia merasakan denyutan pada kejantannya, tangan kekar itu menjambak rambut Angela.
"Lucas... tolong.. a-aku tidak tahan.." ujar Angela di tengah-tengah desahannya.
Keduanya melakukan pelepasan bersama-sama. Angela benar-benar lemas tak berdaya, nafasnya terengah-engah dan tubuhnya melemas, kakinya gemetaran, Angela mengigit bibirnya.
Bahkan menit berikutnya, Angela masih menempel di meja Lucas dengan keadaan yang berantakan. Lucas kemudian menarik kursinya untuk duduk, lalu dilihatinya Angela yang masih terkapar tidak berdaya.
Lucas berdecak dan kemudian menarik tubuh kecil itu. Lucas mengulangi kegiatan seksualnya bersama Angela.
Nampaknya malam itu akan menjadi malam yang panjang bagi Angela dan Lucas.
*
Malam itu Lucas menyesapi birnya dengan tenang sembari menatap bulan di langit malam. Tidak ada yang menyegarkan selain bir dingin untuk memulihkan tenanganya setelah ia melakukan seks dengan Angela. Lucas menyeringai saat ia mendengar erangan Angela yang terbangun dari tidurnya. Ia melirik jam tangannya, pukul tiga pagi.
Lucas membalikan tubuhnya penasaran dengan apa yang dilakukan Angela saat ini. Wanita itu sedang membetulkan pakaiannya dan juga rambutnya. Dilihat dari tingkah lakunya yang terlihat sok tenang sekarang, sudah dipastikan pengaruh obat itu telah hilang.
"Sudah bangun?" tanya Lucas dengan mendekati Angela. Angela tidak menjawab, ia masih sibuk dengan dirinya sendiri. "Angela." panggilnya lagi.
Angela melirik tajam ke arahnya. "Sudah puas?" tanya Angela dengan tatapan tajam namun suara yang tenang. Wanita itu mencoba menyembunyikan tubuhnya yang terbuka dengan kedua tangannya.
Lucas terdiam melihat reaksi Angela. Wanita itu terlihat terlalu tenang.
"Aku anggap itu adalah harga yang harus kubayar agar Ryan bisa masuk ke 'S Group." Kata Angela lagi.
Lucas menyeringai, ia meletakan gelasnya diatas meja dan duduk di hadapan wanita itu.
"Menarik." Ujarnya santai. "Teruslah berpikir positif seperti itu. Dengan begitu kau tidak perlu mencari perlindungan polisi seperti delapan tahun yang lalu. Kau tidak perlu repot-repot membuat laporan, itu hanya akan menghabiskan waktu dan uangmu."
Angela tidak menatap Lucas, ia terus menghindari kontak mata dari Lucas. "Mana mungkin aku melakukannya sementara kau kebal hukum."
"Bagus." Jawab Lucas. Ia kemudian berdiri dan mendekati Angela, mendekatkan wajahnya untuk melihat ekspresi dingin Angela. "Sekarang, kembalikan milikku." Katanya dengan mengulurkan tangannya.
Angela bingung dengan ucapan Lucas. Ia mendorong tangan itu. "Aku tidak tahu apa yang kuambil darimu. Kau tidak mengucapkannya dengan jelas."
Lucas menghela nafasnya, ia kemudian duduk di sebelah Angela. "Kau membuat emosiku naik turun." Katanya lagi dengan memegang dagu Angela, ia mengangkatnya perlahan. "Apa yang harus kulakukan padamu?"
"Kau adalah CEO. Kau memiliki kekuatan yang besar, tembak saja aku sekarang." Ujar Angela dingin.
Lucas menghela nafasnya lagi. "Jika aku menembakmu, masalahnya akan menjadi runyam dan aku tidak akan mendapatkan kembali milikku." Ujarnya.
"Jadi, apa yang kau mau?" tanya Angela dingin.
"Aku akan membuatmu mengembalikan apa yang akan menjadi milikku. Dengan sendirinya." Kata Lucas lagi, kini suaranya terdengar dalam, berat dan menakutkan. Angela bisa merasakan bulu kuduknya berdiri. "Batalkan pernikahanmu."
Angela terkejut, mata zamrudnya membulat besar. Hatinya bergemuruh karena emosi. Setelah memaksanya untuk menelan obat perangsang dan memperkosanya, pria ini malah bertindak seenaknya kepadanya. Bahkan memerintahnya untuk mengakhiri kebahagiaannya dengan Noel.
Dia ini.. - pikir Angela.
"Pria macam apa kau ini, Lucas!" ujar Angela menampar pipi Lucas dengan keras.
Disela-sela ia menerima tamparan Angela, mata Lucas menangkap bayangan mata tajam Angela yang dilemparkan kepadanya. Lucas menyeringai, ia kemudian mendorong wanita itu hingga jatuh ke sofa.
"Dengar ini." geram Lucas dengan mencekik Angela, ia mengunci kedua tangan Angela dengan tangan kirinya. "Kau tidak akan pernah bisa lepas dariku, dari awal aku memperkosamu, kau telah mengambil apa yang menjadi milikku. Jadi, jangan harap kau bisa bahagia bersama dengan tunanganmu." Kata Lucas dengan menambah cengkraman tangannya ke leher Angela.
"Luc-aakkh."
"Camkan itu!" lanjut Lucas dengan membungkam mulut Angela dengan sebuah sapu tangan.
Angela mencoba untuk meronta menyelamatkan dirinya sendiri. Namun, ia terlalu banyak menghirup obat bius, Angela kemudian tertidur.
Setelah memastikan Angela tertidur karena obat biusnya, Lucas kemudian melepas cengkramannya. Ia berjalan menuju ke meja kerjanya, membuka laci dan mengambil ponselnya.
"Halo, Marcus." Lucas menelepon Marcus, sekretarisnya. "Antar Nona Vernon kembali ke rumahnya. Dia sedang mabuk."
"Baik, Tuan Scorgia. Saya akan segera naik." Jawab Marcus dari seberang sana.
Lucas menutup teleponnya. Ia menoleh ke arah Angela yang tergeletak di atas sofa, melihat pakaian Angela yang compang-camping, Lucas kemudian memakaikan Angela jaket hitamnya yang ada di gantungan. Menutup tubuh wanita itu.
Menit berikutnya, ia melihat Angela yang di gendong oleh Marcus masuk ke dalam mobil dari luar jendela kantornya. Ia meremas gelas birnya. "Suatu saat kau akan mengingatnya. Kau akan merindukanku, Angela. Kau akan kembali kepadaku dengan sendirinya." Ujarnya.
*
Pagi itu Angela terbangun di ranjangnya sendiri. Ia duduk dengan memegangi kepalanya yang masih terasa sakit. Setelah itu ia berjalan menuju ke kamar mandi dengan menguncir rambutnya. Ia menatap pantulan wajahnya.
Matanya terlihat sembab dengan warna hitam yang melingkar di sekitar daerah matanya. Lalu sekitar pipi dan bibirnya berwarna merah akibat dari lipstiknya. Ia kemudian mencuci mukanya.
Setelah itu ia kembali menatap pantulan dirinya di cermin, matanya menyipit saat ia melihat bekas kemerahan pada leher dan dadanya. Angela menghela nafasnya, ia teringat dengan kejadian semalam. Saat dirinya melakukan seks dengan Lucas. Seorang korban pemerkosaan melakukan seks lagi dengan si pelaku, bagaimana hal itu bisa terjadi?
Angela berdecak, pikirannya melayang-melayang. Angela mengutuk dirinya sendiri yang terus menerus mendesah dan mengerang malam itu.
Mengapa juga ia menikmatinya? Ia bahkan masih teringat dirinya yang dengan liar menaiki seorang presdir itu. Jika hal itu sampai ketahuan, tentunya akan menjadi skandal besar, apalagi Angela adalah seorang wanita yang telah bertunangan. Tentunya ia akan di cap sebagai wanita murahan.
Tapi, disisi lain ia juga mengasihi dirinya sendiri. Angela tidak mungkin akan seliar itu jika ia tidak dipaksa oleh sang iblis untuk meminum obat perangsang. Dengan kata lain, Lucas juga ikut ambil bagian dari kejadian malam itu. Itu bukan sepenuhnya salah Angela.
Angela kembali menghela nafasnya. "Ah kepalaku sakit sekali." Gumamnya dengan bersandar di dinding. "Memikirkannya saja membuatku sakit."
Untungnya ia telah bertindak benar, ia tidak panik ataupun memprovokasi Lucas. Angela harus berhati-hati, jika tidak ia bisa terkena jebakan untuk yang kedua kali.
Angela baru saja keluar dari kamar mandi saat ia mendengar notifikasi pesan masuk di ponselnya. Ia kemudian berjalan menuju ke tas miliknya dan mengambil ponselnya. Lucas mengiriminya pesan.
Dari : Tn. Scorgia
Aku yakin kau bukanlah seorang wanita yang akan bertindak gegabah.
Pesannya cukup singkat. Namun, di bawah chat itu, Lucas melampirkan sebuah video.
Angela menekan tombol play.
"Sebut namaku, Angela!"
"L-Lucas! Lucas! Lucas! Ahhh ahh angg arrgh!"
Seketika Angela merasakan hawa dingin merasuk ke dalam tubuhnya. Angela mencoba untuk mengendalikan dirinya sendiri, ia kemudian duduk di ranjangnya dengan memegang kepalanya.
"Lucas... tolong.. a-aku tidak tahan.."
Tangan kirinya yang memegang ponselnya gemetaran, mata hijaunya masih terus menatap video itu.
Video dengan durasi selama lima belas menit itu merekam kejadian Angela dan Lucas yang sedang melakukan seks. Bahkan dalam video itu terlihat dengan jelas bagaimana Angela menggoda dan menaiki pria itu.
"Ahahahaha.." tawa Angela dengan nada datar.
Lucas memang pria yang licik.
Butuh waktu cukup lama sebelum akhirnya Angela memutuskan untuk membalas pesan itu.
*
Lucas yang saat itu sedang rapat, melirik ponselnya yang tiba-tiba saja berbunyi. Saat ia melihat foto Angela yang muncul di layar poselnya, Lucas mengangkat alisnya, ia kemudian mengetuk layar ponselnya.
Dari : Baby Doll : Wow, bukankah aku terlihat seksi dalam video itu? Orang tidak akan tahu jika korban pemerkosaan melakukan seks lagi dengan si pelaku.
Lucas mengetikan balasan pesan dari Angela.
*
Ting!
Angela saat itu sedang mengajar di kelasnya mendengar sebuah pesan masuk, ia mengetuk layar ponselnya.
Dari : Tn. Scorgia : Apakah kau ada gambaran jika video ini sampai ke tangan tunanganmu?
-Bersambung ke Chapter #09-