webnovel

Sepenggal kisah

Pernikahan itu adalah sebuah komitmen dalam menjalin sebuah hubungan tapi bagaimana kalau hubungan itu di rusak oleh pihak ketiga? Bagaimana pula pernikahan itu tidak ada buah cinta? Semua tentang kita yang berasumsi sebagaimana baiknya. Sergio Nalon Prayoga adalah sosok laki-laki yang begitu mengagumi wanitanya. Namun dia harus terjalin hubungan atas dasar tanggung jawab Bagaimana jadinya dia bisa mengimbangi perasaan antara Angelica Prasilla dan Asti Wulandar? Semua itu akan terjawab di novel ini cus pantengi terus ya.....

Ms_Dernita · Teenager
Zu wenig Bewertungen
28 Chs

Menjadi satu

***

Silla merasa kalau ia sudah menjadi istri Nalon seutuhnya,silla meyakinkan dirinya hingga kematianlah yang akan memisahkan mereka berdua.

Apa salahnya Silla punya mimpi bersama keluarga kecilnya bahagia.

Silla memang perempuan yang naif hingga ia selalu dibutakan oleh cintanya yang seakan menjadi bom waktu hubungannya nanti dengan Nalon.

Silla itu tidak pernah pacaran atau mencintai lawan jenisnya karena ingin membulatkan baktinya ke Tuhan.Tapi keadaannya sudah berubah perempuan suci ini jatuh cinta terhadap Ayah dari anak yang dia lahirkan apa ini salahnya yang sangat mencintai suaminya itu.

Nalon juga telah berusaha dan berusaha untuk sepenuhnya mencintai ibu dari anaknya itu.

Hanya saja waktu berkata lain pertemuan demi pertemuan membuat Nalon kembali jatuh cinta terhadap sang mantan istrinya itu yaitu Asti.

Terkadang apa yang dijaga-jaga itulah yang mudah rusak atau jatuh Silla sangat takut kehilangan Nalon.

Tapi apa salahnya seorang istri yang mencintai suaminya sendiri.

Pernikahan yang dilandasi kebohongan tetap akan hancur tinggal menunggu waktu saja yang dapat menjawabnya.

Suatu ketika Nalon menghadiri pesta reuninya dan dia bertemu lagi dengan Asti.Disini siapa yang salah Nalon ingin melupakan Asti tapi waktu berkata lain.

Terlihat Asti memporsir waktu nya untuk mendekati Nalon disana. Memang Nalon dan Asti satu kampus mungkin ini yang membuat mereka susah untuk berpisah.Apa lagi sejak SMA mereka telah bersama.

Setelah pesta berakhir Nalon cepat-cepat menuju parkirannya dia tak mau membuat cela antara dia dan Silla lagi.

Melihat Asti yang menunggu taxi membuat Nalon berhenti dan mengajak Asti dan mengantarnya pulang.Dijalan tidak ada kata keluar dari mulut Mereka berdua hingga tiba dirumah Asti.

Terlihat Nalon mengawasi rumah yang dulu pernah tinggal bersama Asti bahkan memadukasi disana,tidak ada berubah hanya saja cat rumahnya yang diganti.

"ehem.....,udah sampe Lon"ucap Asti memecahkan kesunyian didalam mobil Nalon.

Sebelum turun Asti mendaratkan ciumannya dipipi Nalon,Nalon gugup dan menoleh membuat bibir mereka saling menempel.

Nalon menyergap mencium bibir Asti dengan lembut.Asti juga demikian sepertinya mereka sudah menahan perasaannya.

Setelah saling mengecup Asti keluar dari dalam mobil Nalon.

Nalon tahu ini salah tapi ia menikmati itu semua.

kecupan dibibir tadi masih terasa membuat Dia menyentuh bibirnya sendiri.

Tiba dirumah Silla menyambutnya dengan pelukan,Silla terlalu naif padahal dia tahu kalau Nalon bertemu dengan Asti.

Silla sempat melihat kontak diponsel Nalon saat Nalon tengah siap-siap mau menghadiri pesta reuninya,memang Silla diajaknya tapi Silla tidak tega meninggalkan Judeo yang masih kecil.

"kamu sudah makan?"

"sudah tadi bareng...."

"Bareng Asti",ucap Silla spontan memotong ucapan Nalon.

Nalon berubah seketika menjadi dingin seperti dijatuhi hukuman dan dimasukkan kedalam penjara saja.

"ehkk,,,,sayang aku hanya bercanda kalau ia juga kan tidak apa-apa aku udah terbiasa Mas ,ini bukan yang pertama kalinya sayang"ucap Silla seakan ia tegar.

"Bukan itu sayang memang aku dan Asti itu temen satu kampus jadi wajarlah kalau aku bertemu dengannya disana kan"ucap Nalon menutupi kecurangannya seraya memeluk Silla dengan erat.

Pagi itu seperti biasa tugas Silla bangun dan menyiapkan segala keperluan Nalon,karena tiga hari yang lalu Nalon sempat mendapat telepon kalau dia ada pertemuan kliennya pagi ini.

Sebagai istri yang baik Silla membangunkannya dengan penuh kesabaran karena suaminya itu agak susah untuk dibangunkan.

"Sayang, bangunlah....,"ucap Silla mengelus rambut Nalon yang berantakan.

Terlihat Nalon masih menggeliatkan badannya

dia meraih tangan Silla dan merebahkan kepalanya dipangkuan Silla.

"Bangun dong sayang,nanti kesiangan kan gak enak kalau mereka yang menunggu"ucap Silla datar.

Cup

Nalon mencium Silla dan segera bangun dan bergegas mandi.

Setelah mandi Nalon memakai kemeja pilihan Silla yang Silla letakkan diatas tempat tidur.

dan turun kebawah untuk sarapan disana sudah tersedia sarapan yang disediakan oleh istrinya Silla.

"nanti kamu pulang cepat ga ?"

"ga tahu sayang!"

"ya udah ga papa kok cuma mau ngajak ke mall aja mau belanja"ucap Silla datar

"oh,kamu mau belanja ya udah kamu tunggu aja paling lama jam tujuh aku udah sampe sayang"ujar Nalon menyendok nasi goreng kedalam mulutnya.

Dicafe

Nalon memang menemui kliennya.

Tiba-tiba ponselnya berdering cepat-cepat dia melirik ponselnya dan mematikan ponselnya.

Setelah bertemu kliennya Nalon kembali menelpon orang yang menelponnya tadi.

"ada apa Asti,tadi aku ada mittiing dengan klienku "ucap Nalon seraya bertanya ditelepon.

Entah apa yang mereka bicarakan 

Terlihat mobilnya melaju dengan kencang menemui Asti dirumahnya.

Nalon masuk kerumah yang tak asing baginya,mana mungkin ia lupa tempat sejarahnya antara dia dan Asti dulu,setiap tempat,setiap sudut masih yang sama.

Nalon mencari Asti memastikan kalau Asti baok-baik saja.

Nalon mentatap Asti yang sakit,sejak dulu Nalon memang selalu khawatir dengan Asti yang selalu terlambat makan yang membuat asam lambungnya naik.

Melihat Asti yang pucat pasi membuat hatinya remuk.

"Nalon,,,kamu udah sampai,,,,"Lirih Asti

Nalon menyuapinya Asti dengan penuh harapan,tapi bagaimana dengan hati Silla.

mengapa Nalon selalu jatuh dilubang yang sama.

Bukan kah dia sudah berjanji untuk setia demi keluarga kecilnya itu.

Hari sudah malam jam dinding menunjukkan pukul sembilan malam.

Nampak jelas kalau Nalon sudah lupa akan janjinya ke Silla.

Sementara Silla sudah gusar menunggunya,ini bukan pertama kali baginya Nalon mengingkari akan janjinya.

Melihat Judeo yang menangis Silla membawanya kekamar dan menidurkannya.

Jam terus berputar jam sudah menunjukkan pukul Dua belas malam,tapi aneh nya tidak ada sedikit dibenak Silla untuk menghubungi Nalon atau menanyakan keberadaannya sekarang.

Kepercayaan yang diberikan oleh Silla itu seharusnya tidak membuat Nalon selalu melenceng dari harapannya.

Silla yakin mungkin Nalon sibuk dan dia lupa untuk mengabarinya.Lagi-lagi itulah yang menguatkan hatinya.

Terdengar suara mobil yang terparkir dipelataran rumahnya.

Silla langsung pura-pura memejamkan matanya seolah dia telah lelap tertidur.

Tanpa melirik istrinya Nalon langsung menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Setelah mandi dan memakai baju tidurnya dia langsung tidur disamping Silla.

Dengan kepura-puraan Silla pun,mulai terlelap tidur.

Subuh itu,entah sadar atau tidak Silla yang tertidur merasa kalau lehernya mulai basah dia merasa kalau tangan kekar Nalon memegang bukit kembarnya dengan keras.

Memang setiap ingin Nalon tidak pernah meminta dia hanya menyentuh Silla sudah mengerti maksud tujuannya.

Ada keributan antara Silla dan Nalon dini hari itu.

Pagi menjelang Silla sudah melupakan ingkar janji Nalon yang membuat ia lama menunggu.

Dia tidak membahas atau bertanya kemana Nalon semalam.

"Sil,maafin aku ya,semalam pasti kamu sudah menunggu ,,,,,aku,".."lembur!!!" ujar Silla datar

"i,,,,i,,,,iya,,,,!!!" Ucap Nalon gagap seperti ada yang ia tutupi

"Ada tanya dihati Silla apa yang sudah disembunyikan Nalon"silla membatin 

"Ya sudah aku berangkat dulu ya,dada sayang anak papa"Ucap Nalon pamit pada Silla sembari mencium putra sematawayangnya.

Bersambung....