webnovel

Kematian sang adik

Disebuah kota yang besar ada sekolah yang terkenal bernama High school hard.Terdapat kerumanan para siswa siswi di pagi hari karena mendengar teriak dari seorang gadis yaitu Gia Anastasya.

Gia:"Ahhhhhhhhh tolonggggggg" teriak Gia yang membuat semua siswa yang mendengarnya menuju ke arah suara.

Gia menangis dan seorang pria terkapar tidak berdaya dengan darah yang bergelimang serta muka yang babak belur pria itu yaitu Erol Fredell Maximilan.Erol terkapar dipangkuan Gia yang sedang menangis sejadi-jadinya.

Gia:"Erol bangun..... kenapa kamu seperti ini" tangis Gia yang sangat memilukan.

Gia:"Semua kenapa melihat? panggil ambulans bawa Erol kerumah sakit" ujar Gia yang seperti khawatir kepada Erol.

Jelas Semua orang cemas dan mereka mulai memanggil ambulans, dengan cepat ambulans pun datang dan membawa Erol ke rumah sakit setelah menjalani pemeriksaan Erol dinyatakan meninggal dunia jelas itu membuat Gia sangat terpuruk dan sedih karena Erol adalah teman satu-satunya.

Gia tidak tahan berada di rumah sakit setelah keluarnya Erol datang Gia pulang ke rumah.Di rumah keluarga Erol jenazah Erol telah di urus dan akan dikuburkan jelas kepergian Erol membuat orang tua Erol menangis bukan main.

Ditengah-tengah kesedihan datang lah seorang pria gagah,tampan dan berjalan penuh wibawa.Daiva mendekati ibu Erol bernama Elis yang menangis dalam pelukan Felix suaminya.

Elis:"Daiva kamu pulang nak" ujar Elis yang melihat Daiva mendekatinya.

Daiva:"Apa yang terjadi dengan Erol ma?" ujar Daiva yang seolah tidak percaya bahwa yang meninggal adalah adiknya.

Elis:"Adik kamu Daiva.....adik kamu meninggal karena di aniaya nak...." ujar Elis yang tidak bisa menahan isak tangisnya.

Daiva tidak bisa ngomong apa-apa lagi karena ibunya sangat sedih Daiva hanya bisa memeluk ibunya itu dia sungguh tidak tega melihat ibunya menangis seperti ini.Semua tamu mulai berlalu pergi satu per satu setelah pemakaman Erol telah selesai kini keluarga Daiva sedang berkumpul di sofa dan tidak ada percakapan satu kata pun karena masih sedih dengan kepergian Erol.

Elis:"Papa kenapa....kenapa Erol pergi meninggalkan kita Pa.Siapa pelaku yang membuat Erol seperti ini." ujar Elis yang tidak terima anaknya pergi meninggalkan nya.

Daiva:"Daiva akan cari Ma siapa pelaku yang membuat Erol meninggal Ma" ujar Daiva yang duduk di sofa dengan kaki dilipat dan tangan di bibir.

Elis:"Nak untung kamu pulang karena, mama disini sangat kesepian Nak..." ujar Elis yang menatap anaknya karena sudah lama tidak melihat anaknya.

Daiva:"Mama jangan sedih lagi ya....Daiva janji sama mama Daiva akan mencari orang yang telah membuat Erol meninggal" ujar Daiva mencoba menenangkan Elis yang dari tadi menangis.

Elis hanya diam dan tersenyum kepada Daivan putra pertama kesayangan yang pergi entah kemana meninggalkan nya dan sekarang setelah pulang Daiva melihat adik kesayangannya Erol meninggal karena penganiayaan.

Rasanya Daiva ingin sekali mengorok leher dari pelaku itu.Daivan berjanji akan mencari cara agar bisa menemukan pelaku penganiaya itu dan membalaskan dendam adiknya yang meninggal karena dianiaya.

Disisi lain ada Gia yang baru saja sampai ke makam Erol.Gia menangis dan menatap makan Erol lelaki yang selalu membelanya, menyelamatkannya, membuatnya tertawa kini tidak bisa lagi Gia temukan lelaki seperti Erol.

Gia:"Er kenapa kamu ninggalin gue Er.....siapa yang akan dengarkan Omelan gue, Er kembali Er aku belum siap jika kamu tidak ada....." ujar Gia yang menangis didepan makam Erol.

Gia:"Er kamu ingetkan kamu dulu janji mau nikahin aku setelah lulus, tapi...kenapa Er kamu malah pergi selamanya kamu berhutang janji padaku Er." ujar Gia yang menangis tersedu sedu.

Sebelum Kejadian

Terlihat Gia dan Erol sedang membaca buku bersama di perpustakaan mereka duduk berhadapan di sebuah meja dan kursi.Gia fokus membaca buku karena hari ini ada ulangan sedangkan Erol malah terus menatap Gia Karena merasa ada yang melihat jelas Gia tidak fokus.

Gia:"Er kamu lagi baca buku atau lagi apa si?" ujar Gia yang menaruh buku nya di meja.

Erol:"Gue baca buku kok Gia" ujar Erol yang pura-pura membaca buku.

Gia:"Erol kamu belajar yang serius kasian orang tua kamu sudah sekolahin kamu disini, kalau kamu rajin belajar kamu akan sukses dikemudian hari akan banyak wanita yang mau menikah denganmu." ujar Gia yang menasihati Erol.

Erol:"Aku enggak mau gadis lain Gia,aku mau kamu" ujar Erol yang menutupi muka nya dengan buku.

Gia:"Er kita beda mana mungkin kita bisa bersatu." ujar Gia memberikan penjelasan pada Erol.

Erol:"Kenapa emangnya, aku tidak peduli mau sebeda apapun kita tapi Gia setelah lulus sekolah aku akan melamar mu aku berjanji." ujar Erol yang menaruh buku nya di meja dan menatap gadis yang dia cintai yaitu Gia.

Gia:"Iya udah terserah padamu Er aku akan menunggu lamaran kamu setelah lulus nanti" ujar Gia yang tidak ingin Erol sedih.

Erol:"Gia kamu serius?" ujar Erol menanyakannya keseriusan nya.

Gia:"Iya udah belajar tuhhh" ujar Gia pada Erol sambil tersenyum manis.

Mereka pun membaca bersama dan saling tersenyum satu sama lain.

Gia sekarang sudah pulang di luar sedang hujan Gia pulang dengan baju yang basah kuyup dan masuk ke dalam rumahnya.Didalam rumah ibu Gia sedang menonton televisi dan saat dia melihat anaknya yang baru saja pulang di melihat Gia yang sudah basah kuyup dan mata yang sembab.Ibu Gia selama ini dia bekerja disebuah rumah makan selama ini Gia hanya punya ibu karena ayah Gia pergi meninggalkan Gia dan ibunya demi istri kedua ayahnya.

Saat itu usia Gia masih 7 tahun dan Gia selalu menunggu kepulangan ayahnya ibu gia yang bernama Mirna tidak tiga melihat Gia yang selalu menunggu kedatangan ayahnya itu.Mirna tidak tega bilang kepada Gia bahwa sebenarnya ayahnya meninggalkan Gia untuk selamanya tapi setelah bertahun-tahun lamanya dan usia gia menginjak 18 tahun dia mulai mengerti bahwa ayahnya tidak sayang padanya lagi.

Gia sendiri tidak tega melihat ibunya yang banting tulang sendiriencari uang maka dari itu Gia membatu ibunya mencari uang sepulang sekolah dengan cara bekerja di sebuah Cafe dan membuat kopi pekerjaan ini Gia dapatkan karena bantuan Erol.Erol sangat kenal dengan pemilik cafe itu sehingga Gia mendapatkan pekerjaan yang pantas dan gajinya sangat lumayan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Gia tumbuh menjadi gadis yang kuat dan sabar walaupun hidupnya kadang tidak pernah selalu buruk karena selalu mendapatkan bully an dari teman-temannya.

Nächstes Kapitel