webnovel

The Beginning

"Ngapain sih lo nonton acara itu lagi? Bosen tau nggak!" Gracia merebut remot televisi dari tangan Anin ingin mengganti saluran yang menayangkan turnamen bulutangkis yang saat ini sedang dilakukan di Jepang.

"Ih, lo kenapa sih sewot banget ada orang seneng. Itu Revin-nya lagi gemes tuh." Anin dengan gayanya yang manja merebut kembali remot televisi lantas menyembunyikannya di balik punggung. "Lagian mumpung di Jepang, bisa nonton mereka tanpa repot-repot streaming kayak kita kalau lagi di Indonesia."

Gracia masih berusaha merebut remotnya lagi. "Tonton yang lain aja dong, Nin!"

"Nggak mau." Anin menyembunyikan remot di balik bajunya. "Mereka sekarang juga ada di Jepang loh. Eh ngomong-ngomong, mereka mau balik ke Indonesia loh."

"Siapa?" Gracia menaikkan sebelah alisnya.

"Ya CRC, kan sekarang kita lagi nonton mereka!"

CRC adalah sebuah grup penyanyi trio yang berhasil debut pertama di Korea. Semua anggotanya orang Indonesia. Cukup sukses di Korea, mereka mau membuat debutnya di Indonesia juga. Selama beberapa lama mereka akan fokus membangun karir di negeri sendiri.

Jujur saja Gracia tidak suka dengan fakta itu. Jika ditanya apa alasannya, dia tidak bisa menjawabnya.

Gracia memutuskan keluar dari hotel untuk duduk-duduk di pinggir kolam renang menikmati udara Jepang yang dingin. Hatinya akan lebih damai jika udara dingin ini dilengkapi dengan pemandangan bunga sakura. Sayangnya di sekitar hotel tidak ada bunga sakura.

Namanya Gracia Halim, seorang selebriti yang sangat populer di Indonesia. Talentanya yang luar biasa, keramahan yang menyentuh hati, serta kehidupan yang terlihat sederhana, membuatnya disukai oleh banyak masyarakat Indonesia. Menjadi selebriti bukan untuk menaikkan popularitas apalagi untuk mendapatkan uang banyak—karena sebenarnya dia terlahir di tengah keluarga berada—tetapi untuk menyalurkan apa yang dia sukai, yaitu bergaya di depan kamera atau menyanyi di muka umum. Bisa menjadi selebriti besar seperti sekarang adalah sebuah bonus baginya.

Saat ini dia bekerja sebagai tamu di salah satu program traveling untuk selebriti. program ini tayang di televisi setiap akhir pekan. Gracia dan Anin menjadi tamu untuk dua episode yang masih belum diketahui kapan tayangnya. Terhitung sudah hampir satu minggu dia ada di Jepang.

Dalam diam, Gracia merasa kesal karena dia harus berada di satu negara dengan Revin, bahkan ketika mereka sedang sama-sama bekerja. Lelaki yang tidak ingin dia temui sama sekali karena telah merenggut kebebasannya dalam mencintai. Alasannya bertahan sampai saat ini adalah karena permintaan kedua orang tuanya. Menyebalkan.

Kejadian itu sekitar dua tahun lalu dan sudah hampir dua tahun juga mereka tidak pernah bertemu ataupun bertukar kabar. Bahkan di sosial media saja mereka tidak saling mengikuti, seolah-olah mereka tidak saling mengenal. Bukannya Gracia berharap dihubungi atau diikuti di sosial media, Gracia hanya kesal saja karena cowok itu malah jadi sombong padanya.

Lamunannya pecah ketika mendengar suara dering ponsel. Dengan cepat dia mengeluarkan benda pipih itu dari saku kemudian menerima panggilan dari nomor tak dikenal. Siapa tahu itu nomor salah satu kru yang sedang bekerja dengannya.

"Halo, siapa ini?" tanya Gracia memakai bahasa Indonesia, karena dia yakin tidak akan ada orang luar Indonesia yang akan menghubunginya.

"Halo, apa benar ini Gracia?" tanya suara di seberang.

"Iya, saya bicara dengan siapa ini?" jawab dan tanya Gracia.

"Gue Revin, gue sekarang di—"

Gracia langsung memutus sambungan teleponnya begitu mendengar nama Revin disebut. Kenapa dia harus menghubunginya lagi setelah nyaris dua tahun melupakan? Menyebalkan sekali. Harusnya orang itu tidak boleh muncul di hadapannya lagi. Nanti saja munculnya, ketika akan mengantarkan Gracia ke alam kubur, yang artinya umur mereka sudah sama-sama tua!

Kejam? Biar saja, yang lebih dulu kejam kan Revin.

Ketika mengalihkan pandangan, Gracia tidak sengaja melihat Anin yang berlari kecil keluar dari lobi. Dengan cepat dia menghampiri.

"Mau kemana?" tanya Gracia menahan tas selempang Anin.

Anin terkejut dan langsung berbalik, ekspresinya seperti orang ketakutan. Dia bernapas lega karena hanya Gracia. "Gila! Gue kira penjahat. Gue mau pergi ke tempat nongkrong paling kece di Osaka, mau ikut?"

"Kok tiba-tiba banget?" tanya Gracia menaikkan sebelah alisnya.

"Pengin aja." Anin nyengir kuda. "Mau ikut nggak, kalau enggak aku pergi sendiri nih!"

Gracia mengangguk. "Ikut. Tunggu bentar, gue ambil jaket sama hp dulu."

Baru masuk lift, ponselnya berdering lagi. Nomor yang sama dengan yang tadi muncul. Dengan gerakan tanpa ragu Gracia menggeser tombol merah menolak panggilan.

Lupakan saja orang itu, hari ini dia akan bersenang-senang karena besok sudah harus kembali ke Indonesia.

*****

Revin Sanjaya mendelik menatap ponsel yang layarnya sudah mati. Dia tidak menyangka ada orang yang sengaja memutus sambungan telepon dengannya. Memang apa salahnya?

Oh bukan itu pertanyaannya, pertanyaan yang lebih tepat adalah....

Apa sebesar itu kesalahannya?

Revin hanya lupa tidak menghubungi, sudah, itu saja. Yaa walaupun waktunya cukup lama, hampir dua tahun sejak mereka sudah resmi menikah.

Mengingat itu Revin jadi geli sendiri. Menikah... itu sudah gila. Umurnya masih 23 tahun tapi sudah punya istri, tapi lebih gila lagi adalah istrinya yang saat ini masih berumur 19 tahun.

Semua ini karena perjodohan. Memangnya apa lagi jika bukan hal itu sebagai alasan menikah muda. Alasan lainnya pasti kecelakaan, dan Revin tidak mungkin sebodoh itu merusak masa depan perempuan, apalagi perempuan yang menjadi istrinya bukan orang sembarang. Tetapi seorang selebriti remaja yang sedang naik daun kala itu karena membintangi salah satu sinetron macan-macanan. Namanya Gracia.

Tolong jangan Tanya kenapa Revin menerima. Keadaan yang memaksanya, bahkan pernikahannya dilakukan secara mendadak. Karena hal yang serba mendadak itu, mereka tidak pernah mengadakan pesta.

Terhitung dua tahun sudah mereka memiliki status suami-istri, tetapi mereka masih bisa menjalani hari-hari seperti seorang remaja biasa. Kevin sempat memiliki pacar setelah menikah, sayangnya dia sudah diputuskan beberapa waktu belakangan.

"Lo kenapa, Vin?" tanya Fero heran melihat Revin tidak berkedip menatap ponsel.

"Dia sengaja matiin telepon gue!" seru Revin menatap ke arah Fero dengan kesal.

Fero yang kelaparan pun tidak mendapatkan poin yang dimaksud oleh Kevin. "Dia siapa? Via?"

Deg

Tidak ada yang tahu soal Gracia di sini, mereka semua hanya tahu Revin memiliki beberapa mantan, dan yang terbaru adalah seorang gadis bernama Alvia atau yang akrab disapa Via. Seorang mahasiswi yang kuliah di Korea.

"I-iya," jawab Revin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Padahal kan putusnya baik-baik."

"Nah, lo tau kan putusnya baik-baik, kenapa pakai lo unfollow segala instagramnya?"

"Masa dia marah cuma gara instagram sih?"

"Nggak mungkin juga sih. Via kan orang baik dan nggak baperan." Fero duduk di sofa bersama Tian lalu menatap ke arah Revin. "Kenapa lo mau ngehubungin Via lagi?"

Revin lagi-lagi kebingungan harus menjawab. Namun dia mengeluarkan jawaban yang masuk akal. "Keep in touch aja, biar tetap berteman."

Mereka sekarang berada di sebuah acara hiburan di Jepang, sebagai bintang tamu.

Christian, Revin, dan Christoffer, tiga orang Indonesia yang tergabung dalam boy group CRC dan melakukan debut pertamanya di Korea. Kesuksesannya di Korea membuat agensi memutuskan untuk membuat debut mereka di Indonesia, Negara asal mereka.

"Lo bukan tipe orang yang kayak gitu, Vin," sahut Tian yang sedari tadi diam.

"Maksud lo?" tanya Revin mengernyit.

"Biasanya lo akan bodoh amat sama orang yang udah jadi mantan lo. Buktinya setelah lo sama Sita jauh, lo nggak pernah coba keep in touch sama Sita. Lo masih sayang sama Via?"

Gue bukan telepon Via tapi Gracia, dan gue bisa dimarahin kalau sampai nggak tau Gracia ada di mana sekarang. Batin Revin seraya menunjukkan cengiran kuda pada teman-temannya yang memerhatikan.

"Udah kalian nggak usah kepo," ujar Revin lantas mengambil tasnya dan keluar dari talent room.

Sekali lagi Revin mencoba untuk menelepon Gracia, namun hasilnya sama saja, Gracia menolak panggilannya. Apa yang salah dengan gadis itu, kenapa bisa semarah ini padahal dari awal mereka memang tidak saling kenal dekat, jadi akan aneh jika Revin sering-sering menghubunginya. Lagi pula tanpa menelepon langsung Revin bisa tahu kabar Gracia lewat instagram.

Revin harus mencaritah. Dia tidak mau dimarahi oleh mamanya lagi karena tidak tahu dimana Gracia sekarang padahal mereka sedang ada pekerjaan di negara yang sama, Jepang.

Revin akan memanfaatkan pesonanya untuk mencaritahu keberadaan Gracia. Dia tahu siapa yang harus dihubungi untuk itu.

*****